Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis sepak bola di Indonesia kini sedang berkembang.
Hal inilah yang mungkin membuat sejumlah selebriti ikut terjun menggeluti bisnis di bidang sepak bola. Sebut saja Raffi Ahmad, Kaesang Pangarep, Gading Marten, dan Prilly Latuconsina.
Selain mengelola klub bisnis seperti para public figur itu, masih banyak potensi yang dapat dikembangkan dari sepak bola, mengingat Indonesia memiliki fans sepak bola yang cukup banyak.
Direktur Utama PT Asia Multidana, Kos Mas Chandra memberikan gambaran soal peluang bisnis di dunia sepak bola. Menurutnya, sepak bola dapat menjadi lapangan bisnis yang besar, baik bagi para pemain maupun bagi para fans.
Mantan pemain Timnas Indonesia, Hamka Hamzah, yang juga seorang pemilik dan membesarkan bisnis sepak bola, mengatakan bahwa dalam memulai usaha yang terpenting adalah yakin dalam menjalankannya.
“Jangan cuma ide, karena ide kan banyak. Entah itu kita untung atau rugi, yang penting kita sudah menjalankan. Kita sudah bisa melihat peluang dari usaha sendiri, saat sudah menjalankannya,” ucap Hamka diskusi “From Footbal to Entrepreneur” dikutip dari keterangan tertulisnya.
Baca Juga
Wakil dan Ketua Umum HIPMI Jakarta Utara, Michael S Rampangilei juga menjelaskan bahwa di sepak bola memiliki banyak peluang usaha. Contohnya seperti jersey, sepatu bola, lapangan futsal atau olahraga lain.
“Melihat dari skill yang lebih besar lagi, sekarang banyak pengusaha atau selebriti yang mengakuisisi tim sepakbola,” ucap Michael.
Michael kemudian juga menambahkan bahwa di Indonesia, sepak bola memiliki penonton atau penggemar yang banyak. Selain itu, suporter juga cukup giat dan berkomitmen pada timnya masing-masing.
Mengingat hal tersebut, Michael kemudian menjelaskan bahwa soal peluang di dunia sepakbola tidak ada habisnya.
Angga Wirastomo dan Rizki Ananda, dari Jersey Forum kemudian juga membagikan mengenai bagaimana memaksimalkan kecintaan pada dunia sepak bola namun tetap menghasilkan keuntungan.
Menurut Angga, jersey bisa seperti emas atau barang lainnya yang dapat menjadi investasi dan menguntungkan. Namun menurutnya, jersey tersebut harus memiliki kisah atau sejarah tersendiri jika ingin bernilai lebih tinggi.
“Kalau jersey sebagai investasi, bisa iya dan tidak. Karena mengacu pada investasi yang berharap mendapat keuntungan setelah pembelian awal. Ada beberapa hal yang harus terpenuhi,” Menurutnya.
Berdasarkan pengalaman, Angga menjelaskan jersey yang dibeli dengan harga murah dan dijual dengan harga yang lebih tinggi. Contohnya adalah Manchester United ketika menjuarai Liga Champions pada tahun 1999.
Selain itu, jersey juga memiliki nilai tinggi jika memiliki sebuah insiden. Contohnya adalah ketika Erik Cantona yang melakukan tendangan pada fans Leicester. Jika pada saat dahulu, jersey tersebut mungkin harganya belum seberapa. Namun nilainya dapat menjadi tinggi jika dijual pada saat ini.
