Bisnis.com, JAKARTA - Industri fesyen sendiri tercatat sebagai salah satu industri dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Menurut Euromonitor International, bisnis fesyen memberikan kontribusi sebesar 18,01% dari Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia dengan Compound Annual Growth Rate/CAGR sebesar 9-10% untuk womenswear, menswear, dan childrenswear.
Selain itu, tekstil dan manufacturing menempati peringkat ke-12 di Asia Tenggara dengan pertumbuhan CAGR sebesar 5%.
Sara Sofyan, selaku Chief Executive Officer Wifkain mengatakan banyak pemilik usaha menghadapi tantangan, seperti mahalnya harga bahan baku, karena banyaknya perantara dan produsen yang tidak resmi.
"Berangkat dari permasalahan ini, Wifkain menghadirkan layanan Manufacturing as a Service (MaaS), suatu layanan multifungsi yang memungkinkan pemilik bisnis fesyen untuk mendapatkan sumber bahan baku dan semua kebutuhan produksi bisnisnya secara lebih praktis," ujarnya.
Dia memaparkan, sejak tahun 2020, Wifkain telah membangun marketplace tekstil dan menyediakan ribuan jenis kain yang bersumber dari ratusan supplier di Indonesia untuk memfasilitasi kebutuhan para pemilik lini fesyen yang sebagian besar merupakan UMKM. Hingga saat ini, Wifkain, yang berkantor pusat di Tangerang Selatan, sudah memiliki lebih dari 200 mitra pabrik di seluruh Pulau Jawa, yang melayani produksi kecil hingga besar.
Baca Juga
Klien Wifkain pun, katanya, tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, tetapi juga dari Bali dan kota-kota besar di Sumatera dan Kalimantan. Dengan adanya kerja sama dengan KoinWorks, para mitra pabrik dapat menerima pembayaran di depan dan para fashion brand mempunyai kesempatan untuk membayar sampai dengan enam bulan kemudian.
Layanan MaaS dari Wifkain akan memudahkan pengusaha untuk mendapatkan desain atau pola jahit yang sesuai dengan keinginan, serta memudahkan proses textile procurement, manufacturing, quality assurance, dan penyediaan logistik dengan cara yang lebih mudah dan cepat. "Pemilik bisnis tidak perlu khawatir dalam membangun bisnis fashion mereka sebab, dengan adanya MaaS, mereka tidak perlu membuat pabrik untuk produksi sendiri." tambah Sara.
Untuk memperkuat komitmennya dalam menyediakan layanan yang memudahkan pebisnis fesyen, Wifkain menggandeng KoinWorks sebagai mitra strategis untuk menyediakan supply chain financing bagi mitra pabrik dan fashion brand yang menjadi partner dan klien Wifkain.
“Memberdayakan UMKM telah menjadi salah satu misi utama KoinWorks sejak pertama kali berdiri pada tahun 2016. Kami memiliki beragam produk pendanaan untuk UMKM, salah satunya supply chain financing yang kami sebut KoinInvoice. Saat ini, KoinWorks telah menjangkau lebih dari 2 juta pengguna dan berkontribusi pada digitalisasi UMKM untuk mendorong target pemerintah di tahun 2024 mendatang. Diharapkan dengan adanya kerja sama ini, tidak ada lagi bisnis yang mandek karena kurang permodalan maupun kendala arus kas,” terang Bernard Arifin selaku Chief Operating Officer dari KoinWorks.
Zam Nurzaman, pemilik CV Suka Karya Kreatif yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu mitra Wifkain yang telah merasakan manfaat dari kolaborasi Wifkain dan KoinWorks ini.
"Sebagai pebisnis fashion, saya merasa terbantu sekali dengan layanan ini karena kami tidak hanya di-support dari sisi pemenuhan bahan, tetapi juga dari sisi pendanaan. Bisa dibilang, layanan ini adalah solusi untuk permasalahan yang kerap dihadapi oleh kami yang bergerak di bidang garmen dan fashion." ujar Zam.