Bisnis.com, JAKARTA - Brand mewah Balenciaga kini menuai kontroversi, usai menggunakan anak kecil untuk pemotretan “Toy Stories” campaign.
Iklan tersebut memperlihatkan seorang anak kecil perempuan memegang tas teddy bear in bondage yang merupakan koleksi Balenciaga Spring/Summer 2023, di mana gambar tersebut dianggap menyimbolkan pornografi anak. Bahkan, Kim Kardashian sebagai brand ambassador brand terlihat kembali meninjau kerja sama dengan Balenciaga.
Alhasil, Balenciaga dari Kering Group menuntut ganti rugi setidaknya US$25 juta atau sekitar Rp393 miliar dari perusahaan produksi di balik kampanye iklan, karena telah membuat brand mewah itu menjadi kecaman publik pada awal musim belanja liburan.
Lantas, siapa sebenarnya sosok founder brand Balenciaga ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Melansir dari Kering pada Selasa (29/11/2022), Cristóbal Balenciaga Eizaguirre yang lahir pada tanggal 21 Januari 1895, adalah seorang perancang busana Spanyol dan pendiri rumah mode Balenciaga pada 1919.
Baca Juga
Selain dikenal sebagai “the master of us all” oleh Christian Dior. Coco Chanel pun mengaku kagum pada keterampilan Balenciaga. Chanel bahkan menganggap Cristobal lebih lihai menjahit daripada semua penjahit yang bekerja di Paris. Konon, setiap busana dari serbaneka koleksi Balenciaga kala itu seluruhnya dibuat sendiri oleh sang maestro.
“Balenciaga adalah perancang busana sejati. Hanya dia yang mampu memotong bahan, merakit, dan menjahitnya dengan tangan, sementara yang lainnya hanyalah sebatas merancang busana,” kata Coco Chanel seperti dikutip Victoria & Albert Museum.
Perjalanan Karier Cristóbal Balenciaga Eizaguirre
Sebagai pria yang lahir dari keluarga kelas pekerja di kota Getaria (Negara Basque, Spanyol) pada tanggal 21 Januari 1984. Ayahnya, seorang nelayan, meninggal ketika Balenciaga berusia 11 tahun. Sehingga, masa kecilnya pun digunakan untuk membantu sang ibu yang seorang penjahit, hingga akhirnya pada usia 12 tahun, dia mulai bekerja sebagai asisten penjahit.
Selama masa remajanya, Marchioness of Casa Torres, Blanca Carrillo de Albornoz y Elio, seorang wanita bangsawan penting di kotanya, menjadi klien Balenciaga. Berkat keanggunan dan selera yang baik dari Marchioness, dia pun mengirim Balenciaga muda ke Madrid, di mana dia belajar seni menjahit.
Kemudian, pada tahun 1907, dia muncul sebagai warga negara San Sebastián.
Balenciaga mulai mendapatkan ketenaran yang cukup besar di Spanyol sebagai desainer, hingga akhirnya pada 1919 membuka butik di San Sebastián.
Keluarga kerajaan Spanyol dan bangsawan sangat menghargai kreasi Balenciaga, tetapi perang saudara Spanyol memaksanya untuk menutup butiknya dan pindah ke Paris, di mana dia membuka rumah modenya sendiri pada tahun 1937 di ateliernya di Avenue George V dengan menunjukkan koleksi pertamanya yang terinspirasi dari Renaisans Spanyol.
Puncak kesuksesan Balenciaga terjadi di awal tahun 1960-an berkat interpretasi ulang gaun kerajaan klasik yang kerap mampu membuat busana yang mengubah siluet tubuh wanita, melebarkan bahu, menghapus pinggang dan menghilangkan korset dan menciptakan setelan semi-ketat.
Seperti, Gaun Infanta, sebuah gaun dengan potongan pinggul lebar yang terinspirasi dari lukisan potret seorang putri Spanyol karya pelukis abad ke-17 Diego Velazquez. Ada pula gaun Flamenco yang terilhami pakaian matador. Busana dengan fitur renda hitam ini secara tradisional dikenakan oleh para perempuan Spanyol selama prosesi Pekan Suci Spanyol.
Kemampuannya dalam berkreasi dengan adanya pengetahuan yang mendalam tentang kain, proporsi, ukuran, dan visi serta interpretasinya tentang tubuh wanita, membuat Balenciaga dihormati sebagai salah satu fesyen desainer paling berpengaruh sepanjang masa.
_1669263639.jpg?w=348&h=261)
