Bisnis,com, JAKARTA - Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter senilai US$44 miliar, orang terkaya di dunia tersebut telah membuat sejumlah perubahan di perusahaan microblogging tersebut.
Perubahan-perubahan ini termasuk pemangkasan terhadap setengah dari 7.500 anggota staf perusahaan, perubahan kebijakan centang biru, mengusir pengiklan, alhasil perusahaannya kini tengah mendapat tekanan, sebab sebagian besar pendapatan Twitter berasal dari iklan hingga keputusannya untuk mengundurkan diri dari posisi CEO di Twitter begitu dia menemukan penggantinya.
Langkah-langkah yang diambil Musk ini dinilai cukup berani, bahkan sangat mengejutkan bagi banyak orang, tak terkecuali para investor yang berada dalam kesepakatan tersebut. Banyak dari mereka yang gelisah ketika melihat banyaknya gejolak yang dialami Twitter.
Melansir dari IOL, Selasa (27/12/2022), pekan lalu setidaknya beberapa investor asli menerima surat dari rekan Musk yang meminta investasi tambahan.
Lantas siapa saja yang menjadi sumber dana dalam membantu Elon Musk untuk bisa mengambil alih kepemilikan Twitter saat itu? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Investor Asing
Pangeran Alwaleed bin Talal al Saud (perkiraan kontribusi: Rp31,2 triliun)
Baca Juga
Pada bulan Mei, Pangeran Saudi setuju untuk mengubah sahamnya di Twitter, senilai hampir US$2 miliar atau setaradengan Rp31,2 triliun menjadi saham di perusahaan ketika Musk mengambilnya secara pribadi. Sebulan sebelumnya, dia secara terbuka berdebat dengan Musk tentang nilai perusahaan, tetapi kemudian men-tweet bahwa Musk akan menjadi "pemimpin yang sangat baik untuk Twitter."
Sang pangeran sebelumnya telah memasang taruhan kemenangan di Apple, Amazon, dan eBay. Tetapi investasi Silicon Valley terbarunya telah menimbulkan skeptisisme di Washington. Presiden Joe Biden dan beberapa anggota Kongres telah meminta para pejabat untuk memeriksa peran Arab Saudi dan negara lain dalam kesepakatan Twitter.
Otoritas Investasi Qatar (Rp5,8 triliun)
Dikenal karena investasinya di perusahaan-perusahaan termasuk Barclays, Credit Suisse, dan Volkswagen, dana US$450 miliar itu memiliki jejak yang luas di seluruh dunia, dan termasuk di antara investor Musk, di mana lembaga ini memberikan sebesar US$375 juta atau setara dengan Rp5,8 triliun untuk kesepakatan itu. Dana tersebut didorong oleh ekspor gas alam cair Qatar dan membantu memperkuat proyek diplomatik dan politik negara teluk itu.
Apalagi, pada awal Desember lalu Musk terlihat bersama CEO Otoritas Investasi Qatar Mansoor Bin Ebrahim Al-Mahmoud di final Piala Dunia.
Binance (Rp7,8 triliun)
Tak lama setelah tawaran awal Musk untuk Twitter, Binance diketahui menghubungi Musk dan berkomitmen untuk melakukan pembelian sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun.
Eksekutif bursa mengatakan mereka mendukung keinginan Musk untuk membasmi akun bot di platform Twitter. Mereka juga mengatakan bahwa mereka melihat Twitter sebagai peluang untuk meneliti dan mengembangkan teknologi dan layanan terkait kripto, termasuk pembayaran dan autentikasi. Perusahaan crypto, yang didirikan di China, tidak memiliki kantor pusat dan telah menarik perhatian regulator di Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang
Adapun, sebagai bagian dari kesepakatan, siapa pun yang menginvestasikan dana sebesar US$250 juta atau lebih akan mendapatkan akses khusus ke informasi rahasia perusahaan.
Kapitalis Ventura
Andreessen Horowitz (perkiraan kontribusi: Rp6,2 triliun)
Co-founder Marc Andreessen adalah salah satu orang yang secara pribadi mengirim pesan kepada Musk tentang kesepakatan Twitter “Jika Anda mempertimbangkan mitra ekuitas, maka dana pertumbuhan saya mencapai US$250 juta tanpa ada syarat tambahan yang diperlukan,” jelasnya.
Sebagai salah satu firma modal ventura paling terkenal di Silicon Valley yang telah berinvestasi di Airbnb, Lyft, dan Coinbase. Perusahaannya bahkan disebutkan akan memberikan US$400 juta atau setara dengan Rp6,2 triliun. Bahkan, dia mendukung Musk dalam beberapa minggu terakhir di Twitter.
Salah satu pendiri lainnya, Ben Horowitz, mengatakan dalam beberapa tweet bahwa perusahaan modal ventura percaya pada "kecemerlangan Elon" untuk menjadikan Twitter "seperti yang seharusnya."
Horowitz melanjutkan dengan mengatakan bahwa Twitter mengalami berbagai masalah, termasuk penyensoran. Dia mengatakan bahwa Musk adalah "mungkin satu-satunya orang di dunia" yang dapat membangun kebebasan berbicara.
Sequoia Capital perkiraan kontribusi Rp12,5 triliun)
Sequoia Capital adalah perusahaan investasi yang berfokus dunia teknologi, di mana perusahaan ini telah memberi dukungan pada sebagian aplikasi seperti DoorDash , Zoom, dan 23andMe. Seorang mitra di firma tersebut, Roelof Botha, telah mengenal Musk selama beberapa dekade.
Sequoia juga berinvestasi di usaha Musk lainnya, SpaceX dan Perusahaan Boring. "Elon telah berhasil di banyak industri berbeda," kata Botha saat wawancara di konferensi Wall Street Journal pada bulan Oktober. "Dia pemikir prinsip pertama yang luar biasa."
Teman Elon
Larry Ellison (perkiraan kontribusi Rp15,6 triliun)
Salah satu pendiri dan ketua perusahaan perangkat lunak Oracle, Larry Ellison dikenal karena pengeluarannya yang mewah. Melansir dari The Washington Post, Ellison menjanjikan US$1 miliar atau setara dengan Rp15,6 trilun untuk pembelian Twitter.
Jack Dorsey (Rp15,6 triliun)
Salah satu pendiri dan mantan kepala eksekutif perusahaan, Jack Dorsey mengalihkan investasinya di Twitter ke perusahaan swasta baru Musk, hingga US$1 miliar atau Rp15,6 triliun.
Menurut pesan teks pribadi yang dipublikasikan melalui dokumen pengadilan. Dorsey, yang menjalankan konglomerat di bidang teknologi, adalah salah satu dari beberapa karakter kunci yang mendorong Musk untuk mengambil alih Twitter.
Bank
Morgan Stanley, Bank of America, Barclays (perkiraan kontribusi Rp203 triliun)
Kumpulan beberapa bank - termasuk Morgan Stanley, Bank of America dan Barclays diketahui telah meminjamkan Musk lebih dari seperempat dari pendanaan yang setara dengan US$13 miliar atau setara dengan Rp203 triliun.