Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Mustaq Ahmad, Founder Mustafa Center yang Semula Jualan Kue dan Teh

Mustafa Center akan segera hadir di Indonesia, simak profil bisnisnya dan siapa pemiliknya.
Mustaq Ahmad/bloomberg
Mustaq Ahmad/bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kabar soal akan dibukanya cabang Mustafa Center, pusat perbelanjaan terkenal di Singapura membuat masyarakat Indonesia penasaran.

Pasalnya, pusat perbelanjaan seluas 400.000 meter persegi dengan gedung bertingkat 6 ini mempunyai keunikan yang menawarkan segala macam produk dan buka 24 jam.

Kehadian Mustafa Center ini pun segera dikonfirmasi oleh Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo yang mengungkapkan hal tersebut melalui akun Instagramnya. 

"Managing Director Mohamed Mustafa & Samsuddin Co PTE LTD, Mustaq Ahmad berharap untuk segera memulai bisnis pertamanya di Indonesia," tulisnya pada Kamis (12/1/2023). 

Lantas, seperti apa profil bisnis dari Mustafa Center ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Sejarah Awal Mustafa Center  

Sejarah Awal Mustafa Centre atau Mohamed Mustafa and Samsudin Co Pte Ltd (MMSC) ini didirikan pada tahun 1971 oleh pengusaha Mustaq Ahmad bersama mendiang ayahnya, Haji Mohamed Mustafa yang telah meninggal pada tahun 2001 dan pamannya, Samsuddin. Namun, Haji Mohamed Mustafalah yang meletakkan dasar bagi perusahaan tersebut.

Melansir dari A Singapore Government Agency Website, Haji Mohamed Mustafa lahir di India dari keluarga petani. Dia tiba di Muar, Malaysia pada tahun 1950, dan mulai menjajakan siomay dari desa ke desa.

Pada tahun 1952, dia datang ke Singapura, dan menjual makanan menggunakan gerobak buatan. Ketika istri pertamanya meninggal beberapa tahun kemudian di India, dia memanggil putranya yang berusia lima tahun, Mustaq Ahmad untuk datang ke Singapura pada tahun 1956.

Seiring bertambahnya usia, Ahmad mulai membantu di warung makan ayahnya, menjual teh dan roti. Tak lama kemudian dia mulai menjual sapu. Dari sana, bakat berbisnis Ahmad pun tumbuh. Hal ini diketahui, ketika Ahmad diberikan upah dari hasilnya bekerja di warung makan sang Ayah, dia pun memutuskan menggunakan uang saku tersebut untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan di warungnya.

Haji Mohamed sangat terinspirasi oleh ketajaman bisnis putranya, dan menyadari potensi dalam bisnis ritel pakaian, Haji Mohammed berhenti menjual teh dan roti di kiosnya, dan mulai menjual pakaian anak-anak dan garmen untuk orang dewasa pada tahun 1960-an.  

Sementara itu, Ahmad terus membantu ayah dan pamannya di kios pakaian mereka. Saat bisnis berkembang, keluarga menambahkan rompi dan lebih banyak barang ke dalam jangkauan. 

Perkembangan Bisnis Mustafa Center

Pada tahun 1971, akhirnya Ahmad dipercaya untuk memperluas bisnis keluarga. Lokasi awalnya adalah Campbell Lane di Little India. Saat itu pusat perbelanjaan itu menjual pakaian siap pakai. 

Ahmad pun dengan segera menamakan tokohnya Mohamed Mustafa, di mana Ahmad mengambil peran sebagai direktur pelaksananya.

Selama bertahun-tahun, bisnis berkembang dengan penambahan lebih banyak ruang ritel di sepanjang Serangoon Road. Pada tahun 1973, mereka kembali menyewa ruang toko seluas 900 kaki per segi dengan menambah barang jualannya berupa barang elektronik. 

Toko tersebut langsung sukses, dan lebih banyak ruang disewa di dalam gedung untuk menampung pelanggan yang terus bertambah. Dengan pemikiran ini, dan juga mempertimbangkan proyeksi sewa, Mustaq Ahmad berpikir akan lebih baik memiliki tempat sendiri untuk mempertahankan strategi bisnisnya.

Akhirnya, pada tahun 1995, toko tersebut berkembang menjadi Mustafa Center – department store seluas 75.000 kaki persegi 

Mustafa Centre terus diperluas lagi pada tahun 2010 untuk menyertakan restoran taman atap dan paviliun sembilan lantai. Barang yang diperdagangkan pun sangat beragam, mulai dari obat-obatan, alat mandi, sabun, parfum, elektronik hingga alat rumah tangga.

Strategi Bisnis Mustafa Center

Profil Mustaq Ahmad, Founder Mustafa Center yang Semula Jualan Kue dan Teh

Toko Mustafa terkenal menjual produk yang melayani berbagai macam kebutuhan dan orang. 

Toko tersebut menyimpan lebih dari 300.000 item yang dipajang di empat tingkat bangunan enam lantai di sepanjang Jalan Syed Alwi, mulai dari pakaian jadi hingga perhiasan, barang serba guna dan barang rumah tangga hingga tas bagasi dan elektronik. 

Perusahaan terus mengikuti kebutuhan dan tren konsumen melalui survei pelanggan reguler dan riset pasar. Oleh karena itu, bauran produknya berubah sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 

Dengan margin keuntungan yang cukup kecil yaitu 10 sampai 15 persen pada sebagian besar produk, harga produk yang dijual di Mustafa lebih rendah dari para pesaingnya. Harga yang lebih rendah dimungkinkan karena perputaran yang besar. 

Barang diimpor langsung untuk menghilangkan kebutuhan peranta dengan jumlah yang banyak, sehingga harga yang lebih rendah dapat ditawarkan. Barang dibeli dengan harga termurah, dari negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Hong Kong, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. 

Timeline 

1971: Toko pertama Mohamed Mustafa didirikan di Campbell Lane, sebuah pengembangan dari warung milik keluarga yang awalnya berada di Buffalo Road. 

1973: Ekspansi di Serangoon Road dengan elektronik termasuk dalam rangkaian barang yang ditawarkan. 

1978: Department store pertama di Singapura yang mengkomputerisasi operasinya.

Des 1985: Mustafa pindah ke Serangoon Plaza di sepanjang Serangoon Road, setelah pemerintah membeli tokonya untuk konservasi. 

Agustus 1994: Toko serba ada pertama di Singapura yang meluncurkan bisnis pesanan lewat pos 

Apr 1995: Mendirikan Mustafa Centre di sepanjang Jalan Syed Alwi. Selain memperluas area perbelanjaannya, itu termasuk hotel dengan 130 kamar.

Jun 2003: Department store lokal pertama yang buka 24 jam untuk bisnis 

Jun 2011 : Pembukaan restoran taman dan paviliun sembilan lantai 

Feb 2014 : Perusahaan mulai menjual obligasi 

Hingga kini, layanan satu atap ini telah menjadi identik dengan turis dari India, Pakistan, Bangladesh, Sri-Lanka, dan Asia. Dan akhir-akhir ini terjadi peningkatan pelanggan dari Timur Tengah, Asia Utara dan juga Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper