Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Disulap jadi Mustafa Center, Ini Jejak Sejarah Mal Golden Truly

Mustafa Center kabarnya akan dibangun di atas bekas mal Golden Truly yang sudah tutup, simak profil mal yang pernah jaya di masanya itu.
Golden Truly/streetdirectory
Golden Truly/streetdirectory

Bisnis.com, JAKARTA - Golden Truly merupakan perusahaan ritel terkemuka yang sempat berjaya di tahun 1990-an. Bahkan, bisa dibilang kala itu Golden Truly menjadi primadona tempat belanja maupun hiburan bagi warga Jakarta. 

Kabarnya, mal legendaris itu akan segera digantikan dengan kehadiran pusat perbelanjaan terkenal asal Singapura, yakni Mustafa Center.

Bahkan, saat ini proses pembangunan sudah dimulai, dan rencananya dioperasikan mulai 2024.

Dikutip dari Washington Post, Golden Truly sendiri awalnya didirikan oleh pengusaha Sudwikatmono yang merupakan raja sinepleks itu pada tahun 1978, di bawah PT Golden Dragon (kemudian berganti ke PT Golden Truly) mereka membangun gerai seluas 8.000 meter persegi. 

Meski, hanya terdiri dari beberapa lantai, namun mal ini menjadi pelopor one-stop-shopping, di mana terdiri dari departement store yang dikelolanya sendiri, tempat bermain, hingga beberapa restoran yang cukup terkenal.

Memang Golden Truly adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel sejak 1981. Kemudian pada tahun 2000 Golden Truly diambil alih oleh PT Golden Retailindo Tbk (GOLD), yakni perusahaan yang memfokuskan pada pengembangan department store dan mal.

Bahkan, pada saat masa keemasan, Golden Truly memiliki banyak cabang seperti di Gunung Sahari, Fatmawati, Sudirman, Tendean, Depok, dan Blok M. 

Sayangnya, akibat kerusuhan 1998, sejumlah gerai-gerai Golden Truly dirusak dan dijarah, sehingga hanya menyisakan 2 saja yang bisa beroperasi yaitu di Fatmawati dan Gunung Sahari. 

Aksi penjarahan yang banyak ditafsirkan karena ketidaksukaan publik pada pemiliknya, Sudwikatmono yang merupakan sepupu Presiden Soeharto, merugikan PT Golden Truly mencapai Rp12 miliar.

Akhirnya, Dwi melepas Golden Truly miliknya kepada pemilik baru dan mengubah kepemilikan hingga otomatis mengubah nama menjadi PT Golden Retailindo pada tahun 2000.

Namun, tak berselang lama. Sejak 2002 hingga 2016 kepemilikan Golden Truly sendiri seringkali berpindah tangan. 

Kondisi keuangan Golden Truly yang merugi meski telah melakukan re-branding menjadi alasan banyak pihak melepas mal dan department store tersebut.

Keputusan untuk ditutupnya Golden Truly mengundang kesedihan tersendiri bagi pengunjung setianya. Hal itu disampaikan lewat komentar di sosial media perusahaan.

“Ingat sekali pernah diajak alm.Bapak saya ke sini untuk sekedar cuci mata & main dingdong, tapi nggak boleh beli mainan. Dulu kalau diajak makan hokben ke mall ini senangnya minta ampun, ya sekarang hanya tinggal kenangan untuk masa kejayaannya, apalagi semenjak pasca kerusuhan tahun 98,” ungkap salah satu warganet Abriady Putra, Kamis (12/1/2022). 

Sayangnya, satu per satu gerainya harus ditutup karena kalah pamor dengan mal yang lebih modern, seperti Grand Indonesia, Senayan City, Kota Kasablanka, dan beberapa mal lainnya.

Adapun, Golden Truly di Gunung Sahari menjadi gerai terakhir yang ditutup, tepatnya pada 1 Desember 2020 silam.

Hal ini kian membuktikan barang yang dijual di department store-nya tersebut, tidak cukup banyak menarik minat pengunjung untuk singgah. Alhasil, gerai terakhir tersebut rencananya akan dikelola oleh pengelola baru. 

Akan tetapi, meski masyarakat tak lagi bisa menemui Golden Truly secara fisik. Namun, pihak manajemen Golden Truly mengungkapkan pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan masyarakat melalui e-commerce. 

Saat ini, semenjak dua tahun berlalu, sejak penutupannya di Gunung Sahari, bangunan Golden Truly sendiri telah dialihfungsikan untuk membangun proyek Mustafa Center, pusat perbelanjaan terkenal di Singapura. 

Adapun, proyek ini digadang-gadang akan selesai pada tahun 2024, di mana akan dilengkapi hotel. Sehingga, ini bisa menjadi lokasi wisata belanja baru di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper