Bisnis.com, JAKARTA - Dunia perkapalan menjadi salah satu lini bisnis menguntungkan. Bahkan, bisa dibilang bisnis ini bisa menjadi simpul penting bagi alur ekspor impor karena menjadi pintu keluar masuk barang ataupun dokumen baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Tentunya, ini menjadi peluang bisnis yang dimanfaatkan oleh sejumlah pengusaha Indonesia yang terjun di industri perkapalan ternama.
Lantas, siapa saja deretan nama pengusaha tersebut? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Tommy Soeharto, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)
Perusahaan ini dimiliki oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
Melansir dari situs resminya, semula Perseroan ini merupakan salah satu divisi dari PT Humpuss yaitu Divisi LNG pada tahun 1986 yang tujuannya adalah untuk melayani pengangkutan LNG. Lalu, pada tahun 1992 divisi ini kemudian berkembang menjadi anak perusahaan dengan nama PT Humpuss Sea Transport dan mulai menjalankan transportasi minyak.
Baca Juga
Perluasan usaha juga dilakukan dengan merambah ke beberapa sektor, mulai dari penambahan berbagai armada, manajemen teknis kapal, layanan manajemen awak kapal, hingga jasa keagenan kapal. Pada tahun 1997 perseroan berganti nama menjadi PT Humpuss Intermoda Transportasi.
Melansir dari Bisnis, saat ini emiten PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) tengah mempersiapkan untuk melakukan initial public offering (IPO) pada anak usahanya PT Humpuss Maritim (HUMI).
2. Carmelita Hartoto, PT Andhika Lines
Hartoto Harikusumo merupakan pendiri dari Andhika Group of Companies dan juga pemilik dari Andhika Lines yang berdiri sejak 1972, bergerak di bisnis pelayaran niaga batu bara dan minyak bumi.
Namun, semenjak Hartoto meninggal, perusahaan ini kemudian diteruskan oleh sang anak, yakni Carmelita Hartoto, Direktur Utama PT Andhika Lines.
Di bawah kepemimpinan Carmelita, PT Andhika Lines punya armada yang sangat beragam meliputi; kapal curah, tween decker, tanker, kapal tunda, tongkang, dan berbagai kapal lepas pantai.
Selain itu, mereka mengklaim bahwa perusahaannya memiliki layanan terintergasi, mulai dari kepemilikan kapal, operator kapal, manajemen kapal, keagenan kapal, manajemen kapal komersial, hingga layanan logistik terintegrasi.
3. Bani Mulia, PT Samudera Indonesia Tbk
Melansir dari situs perusahaan, Soedarpo pada bulan Oktober 1952, mendirikan perusahaan pertamanya NVPD Soedarpo Corporation yang bergerak di bidang perdagangan, impor dan distribusi.
Pada 1 Maret 1953, Soedarpo mengambil alih NV ISTA (Internationale Scheepvaart Transport Agenturen) dan menjadi Managing Director-nya. Pada bulan November tahun yang sama, Soedarpo mendirikan Indonesia Stevedoring Ltd (INSTEL). Pada tahun 1956, INSTEL mengakuisisi Stroohoeden Veem (kemudian menjadi PT Sinar Harapan Veem Indonesia – SHVI), perusahaan bongkar muat dan pergudangan terbesar di Surabaya pada saat itu.
Pada 13 November 1964, melalui ISTA, INSTEL dan SHVI yang dikendalikannya, Soedarpo mendirikan PT Samudera Indonesia Tbk yang kemudian beliau pimpin selaku Direktur Utama hingga tahun 2000 dan selaku Komisaris Utama hingga beliau wafat pada 22 Oktober.
Kini, perusahaan tersebut telah dijalani oleh Bani Mulia yang merupakan cucu Soedarpo Sastrosatomo.
4. Hadi Surya, PT Berlian Laju Tanker Tbk
Melansir dari Bloomberg, Hadi Surya merupakan President Commisioner sekaligus pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari Berlian Laju Tanker Tbk telah beroperasi sejak tahun 1981.
Perusahaan pelayaran terkemuka yang bergerak di bidang pengangkutan angkutan curah cair industri ini mengkhususkan diri dalam pengangkutan kargo muatan cair curah seperti bahan kimia, minyak, minyak sayur, dan gas cair dalam kontrak sewa berdasarkan voyage, kontrak affreightment (COA), voyage secara kontinyu (CVC), dan berdasarkan waktu (TC).
Perusahaan memiliki tiga jenis kapal yang berjenis Oil & Chemical Tanker, LPG Carrier, dan LNG Carrier (Refrigerated).
5. PT Sillo Maritime Perdana Tbk
Melansir dari situs resminya, perusahaan ini telah beroperasi sejak 1989 dalam bidang usaha pelayaran, khususnya penyediaan armada lepas pantai (offshore vessels) untuk menunjang kegiatan industri hulu minyak dan gas.
Awalnya, Sillo adalah marketing representatives dari perusahaan pelayaran Internasional terkemuka, seperti Tidewater, Gulf Marine, Maersk, Eastern Navigation, Andromeda, dan lain-lain. Barulah pada bulan Oktober 2008, Sillo memiliki kapal pertamanya yang berjenis Anchor Handling Tug Supply (AHTS) dan disusul 7 kapal lainnya yang dibeli dalam kurun waktu 3 tahun selanjutnya 2009 hingga 2012.
Saat ini, perusahaan tersebut digawangi oleh Komisaris Utama Sutanto, mantan Kapolri dan Kepala BIN bersama Komisaris Independen Djunggu Sitorus. Sementara jajaran direksi dikawal oleh President Direktur Herjati, Direktur Bartolomeus Christopher Ekajaya dan Hans Raymond Ekajaya.
6. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa penyewaan kapal penunjang kegiatan lepas pantai. Layanan yang diberikan meliputi chartering, re-chartering, dan pengiriman transshipment Accommodation Work) & Anchor Handling Tug Supply (AHTS).
Terkait struktur kepengurusan, perusahaan ini dijalankan oleh Presiden Direktur Kardja Rahardjo, Direktur Operasional & Komersial Edi Purwanto, Direktur Keuangan Dan Pengembangan Bisnis Leo A. Tangkilisan, Presiden Komisaris Alwie Handoyo, Komisaris Rachmat Hardjadinata serta Komisaris Independen, Alfatiha Baharnuradi.
Kini, per September 2022, diketahui PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) melakukan ekspansi bisnis dengan penambahan armada kapal LNG.
7. PT Buana Lintas Tbk
Buana Lintas Tbk adalah perusahaan tanker yang melayani klien lokal dan internasional yang mana sebagian besarnya adalah perusahaan minyak dan gas. Empat layanan yang ditawarkan, antara lain jasa penyewaan kapal, jasa keagenan kapal, jasa manajemen kapal, dan jasa penyedia awak kapal.
Buana Lintas Tbk mengkhususkan misi perusahaan di bidang pelayaran bahan baku energi di Indonesia. Ada 21 kapal yang dimiliki Buana Lintas dan tiga di antaranya berjenis tanker minyak, gas, dan tanker.
Pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Buana Lintas Lautan Tbk, yaitu, Halim Jusuf (21,95 persen), PT Tesco International Capital (13,60 persen), CSSEL PRBR SA Client AC For Cayman Fund-94644032 (10,36 persen) dan PT Delta Royal Sejahtera (7,93 persen).
8. BUMN
Di Indonesia, pemerintah pun memiliki sejumlah perusahaan pelayaran di bawah naungan BUMN, seperti PT Pelni, perusahaan pelayaran nasional dengan jasa transportasi laut mencakup jasa angkutan penumpang komersial dan muatan barang antarpulau.
Lalu ada, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, moda transportasi batubara untuk mengamankan pasokan batubara ke PLTU, PLN, anak perusahaan PLN, dan Perusahaan Listrik Swasta.
Selain itu, PT Djakarta Lloyd (Persero) yang bergerak di bidang pelayanan angkutan kargo kontainer berbasis transportasi kapal laut dalam negeri dan internasional, termasuk komoditas batu bara dan nikel.
Terakhir, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang merupakan jjasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang.