Bisnis.com, JAKARTA - Industri semen di Indonesia menjadi salah satu dasar perkembangan perindustrian dan perekonomian, di mana peran menjadi sangat penting dalam pengembangan pembangunan infrastruktur.
Lantas, siapa saja pengusaha semen yang mendominasi pasar Indonesia? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Heildelberg Materials, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
Cikal bakal pendirian Perseroan ini dimulai sejak tahun 1975 yang ditandai dengan berdirinya PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) yang memiliki pabrik semen dengan kapasitas terpasang sebesar 500.000 ton di wilayah Citeureup, Jawa Barat.
Singkat cerita, dengan makin berkembangnya perusahaan. Pada 1989, Perseroan melakukan Penawaran umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan seluruh sahamnya di bursa efek di Indonesia dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989.
Hingga, pada 2001, HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd., setelah mengakuisisi 61,7% saham Perseroan. Pada 2008, HeidelbergCement AG mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Ltd. (Inggris), yang 100 persen dimiliki oleh HeidelbergCement Group.
Pada 2009 Birchwood omnia Ltd., menjual 14,1 persen sahamnya kepada publik, sehingga kepemilikan saham Indocement oleh HeidelbergCement AG melalui Birchwood Omnia di Perseroan menjadi 51 persen.
Baca Juga
Saat ini Perseroan telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
2. Martua Sitorus, PT Cemindo Gemilang
Martua Sitorus adalah konglomerat yang mendirikan grup Wilmar dengan Kuok Khoon Hong. Martua dan saudaranya mendirikan KPN Corporation yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, pengembangan properti dan manufaktur semen Merah Putih melalui PT Cemindo Gemilang.
Martua Sitorus menempati posisi ke-17 dalam daftar orang terkaya Indonesia 2022 versi Forbes, dengan total kekayaan US$3,2 miliar atau setara dengan Rp47,8 triliun.
Per September 2021, melalui PT Cemindo Gemilang, bisnisnya tersebut mencatatkan sahamnya sebesar US$77 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun.
Selain dikenal dengan bisnis minyak goreng, perusahaan milik Martua pun memperluas dengan membangun rumah sakit mereka bernama Murni Sadar dan berhasil mengumpulkan US$21,3 juta atau setara dengan Rp318,3 miliar melalui IPO pada April 2022.
3. Hongshi Holding Group, PT Semen Imasco Asiatic
Melalui PT Semen Imasco Asiatic, sebuah perusahaan semen berskala besar yang sepenuhnya dimiliki oleh Hongshi Holding Group memproduksi Semen Singa Merah yang berlokasi di Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Konstruksi proyek utama dimulai pada November 2018 dan selesai serta memulai dioperasikan pada bulan Mei 2020, dengan kapasitas produksi semen tahunan skala besar 3 juta ton, proyek ini adalah proyek pertama yang di investasikan dan dibangun oleh Hongshi Group di Indonesia, serta akan menyusul proyek pembangunan di Aceh, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara.
4. China Conch Group, Conch Cement
Semen Conch adalah bisnis semen yang dimiliki oleh China Conch Group, China Conch Group di seluruh dunia memiliki 160 perusahaan, 60.000 karyawan, nilai produksi tahunan sekitar 200 miliar, saat ini sudah mempunyai 7 perusahaan di Indonesia.
5. PT Jui Shin Indonesia, Semen Garuda
Adapun, perusahaan ini mulai beroperasi pabrik semen di Indonesia pada 2014 dengan kapasitas produksi mencapai 165.000 ton/bulan. Adapun, lokasinya berada di Bekasi.
6. BUMN
Melalui BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melakukan berbagai upaya agar kinerja perusahaan terus tumbuh. Saat ini SIG memiliki lima merek semen antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Batu Raja, Dynamix yang sebelumnya Holcim, serta Semen Andalas.
Selain itu SIG memiliki pabrik semen terintegrasi di delapan lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 6 pabrik penggilingan semen, dan 7 pelabuhan.
Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 306 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia.
Adapun, total anggota Group Semen Indonesia menjadi 14 perusahaan. Kapasitas produksi terpasang perseroan pun mencapai 53 juta ton per tahun. Sehingga, tak heran jika lewat anak perusahaan Semen Indonesia menjadi pemain besar di tanah air dan menguasai pasar domestik.