Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Pengusaha Pemilik Pabrik Baja di Indonesia

Pabrik baja di Indonesia dimiliki oleh sejumlah pengusaha besar tanah air, simak daftarnya.
Pipa baja ERW Spindo telah digunakan di beberapa proyek jembatan, proyek konstruksi terutama untuk bangunan bentang lebar seperti bandara, stadion, dan aula, serta aplikasi struktur selubung bangunan. /Spindorn
Pipa baja ERW Spindo telah digunakan di beberapa proyek jembatan, proyek konstruksi terutama untuk bangunan bentang lebar seperti bandara, stadion, dan aula, serta aplikasi struktur selubung bangunan. /Spindorn

Bisnis.com, JAKARTA - Meredanya pandemi Covid-19 telah mendorong peningkatan konsumsi baja di dalam negeri, lantaran pulihnya berbagai sektor terkait, seperti konstruksi dan otomotif. 

Di Indonesia sendiri, konsumsi baja domestic kian meningkat, lantaran didorong oleh pelaksanaan proyek infrastruktur nasional dan pertumbuhan industri manufaktur. Bahkan, sepanjang tahun lalu, konsumsi baja mencapai 16,6 juta ton, sedangkan pada 2021 konsumsi itu sekitar 15,5 juta ton.

Tentu, dengan adanya peluang yang besar ini, turut dimanfaatkan sejumlah pengusaha industri baja untuk bisa meraup keuntungan. Salah satunya, PT Bakrie Pipe Industries yang tengah mempersiapkan pembangunan lahan untuk pabrik baja. 

Lantas, siapa saja pengusaha lainnya yang juga terjun ke industri baja? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

1. Gwie Gunawan

Gwie Gunawan merupakan pengusaha atas pabrik baja di Indonesia, pengalamannya di bidang perdagangan dan industri baja lebih dari 50 tahun membuat dia berhasil memimpin Betonjaya Manunggal Tbk. (BTON) yang berdiri sejak Februari tahun 1995 silam dengan berkantor pusat di Gresik, Jawa Timur. 

Dia sendiri bertindak sebagai pemegang saham pengendali  dengan kepemilikan 79,86 persen persen dari seluruh saham. 

Tidak hanya itu, selain PT Jaya Pari Steel, Gwie Gunawan juga memiliki Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) yang telah berdiri sudah sejak tahun 1989 di kota Surabaya. Industri perusahaan ini termasuk ke dalam industri rolling mill plat baja yang sudah terkenal hingga di kawasan Asean.

2. Keluarga Bakrie

Melansir dari situs resminya, sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Bakrie Brothers Tbk, yang didirikan pada tahun 1981, PT Bakrie Pipe Industries (BPI) menjadi produsen pipa baja terbesar di Indonesia.

Sejarah dimulai pada tahun 1959, ketika PT Bakrie & Brothers mendirikan pabrik pipa baja Talang Tirta, sejak itu pipa baja Bakrie telah dikenal luas.

Perkembangan berikutnya adalah pada tahun 1972 ketika Bakrie berhasil meningkatkan produksi hingga 25.000 ton per tahun dengan diameter hingga 4 inci (saluran pipa air dan penggunaan pipa baja untuk keperluan lainnya).

3. Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP)

Perusahaan baja ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 1990 dengan nama PT Gunung Naga Mas dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2000. 

Melansir dari RTI Business, pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Gunung Raja Paksi Tbk, yaitu: Limiwaty Lie (19,36 persen), Kamaruddin (17,08 persen), Dr. Chairuddin (16,7 persen), PT Gunung Garuda (13,8 persen), Suliana Taniwan (8,06 persen), Margaret Leroy Lie (7,5 persen), Fihahati Taniman 7,59 persen) 

Saat ini, kegiatan utama GGRP adalah dalam bidang industri peleburan dan penggilingan baja (Furnace &Steel Rolling) dan lain-lain. 

4. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP)

PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk memproduksi dan menjual pipa baja dan produk terkait lainnya di Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 1971 dan berkantor pusat di Surabaya, Indonesia. Adapun, PT Cakra Bhakti Para Putra menjadi pemegang saham pengendali dari  Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk sebesar 55,9 persen. 

5. PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA)

Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) didirikan tanggal 04 Oktober 1993 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1997. Sejak tahun 2001 BAJA mulai melakukan produksi secara komersial untuk produk baja lapis seng. 

Pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Saranacentral Bajatama Tbk. yaitu Pandji Surya Soerjoprahono (16,47 persen), Ibnu Susanto (16,45 persen), Handaja Susanto (16,45 persen), Entario Widjaja Susanto (16,45 persen) dan Soediarto Soerjoprahono (8,11 persen).

6. BUMN

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) merupakan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja. Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper