Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masatoshi Ito, Pemilik 7-Eleven dan Pelopor Konsep Franchise di Dunia Mantan Militer Perang

Masatoshi Ito merupakan miliarder Jepang yang sukses mengubah ritel jadi budaya populer Jepang yang dikenal dunia lewat akuisisi 7-Eleven asal Amerika
Masatoshi Ito.jpg/bloomberg
Masatoshi Ito.jpg/bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Industri ritel tengah berduka, pengusaha Masatoshi Ito meninggal dunia pada usianya ke-98. Kabar duka ini disampaikan oleh perusahaan Seven & i Holdings, Jumat (10/3/2023). 

"Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepadanya atas kebaikannya selama hidupnya. Penyebab wafatnya ini akibat umur yang sudah tua,” tulisnya. 

Masatoshi Ito sendiri merupakan sosok yang memperkenalkan konsep franchise pertama di dunia, melalui toko serba ada asal Amerika, 7-Eleven.

Ito sendiri menjadi pemegang saham terbesar perusahaan tersebut. Berdasarkan  Bloomberg Billionaire's Index, dirinya meninggalkan harta kekayaan bersih sebesar US$5 miliar atau setara dengan Ro76,9 triliun. 

Lantas, seperti apa sosoknya? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Masatoshi Ito lahir pada tanggal 30 April 1924 di Tokyo dari pasangan Senzo dan Yuki Ito yang keduanya adalah pedagang acar sayur dan makanan kering.

Setelah lulus dari sekolah kejuruan komersial pada tahun 1944 di Yokohama, Ito bergabung dengan Mitsubishi Coal and Mining, cikal bakal Mitsubishi Materials. 

Dia direkrut menjadi militer dan telah dilatih untuk menjadi bagian dari pasukan bunuh diri untuk menyerang kapal musuh saat Perang Dunia II berakhir. Segera setelah perang, dia keluar dari Mitsubishi dan bergabung dengan bisnis keluarga.

Dirinya memulai bisnis di toko pakaian ‘Yokado’ milik sang paman pada 1920.

Kala itu, saudara tiri Ito, Yuzuru memimpin dalam memperluas bisnis tetapi, sang kakak tiri harus meninggal pada 1956. 

Akhirnya, Ito pun mengambil alih perusahaan dengan cara mengganti nama perusahaan Ito-Yokado.

Awal mula dirinya tertarik membuka bisnis ritel, yakni ketika Ito melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. 

“Saya menjadi sangat sadar bagaimana kayanya masyarakat konsumen Amerika, di mana teknik distribusi yang tepat jadi pendukung yang luar biasa,” jelasnya dilansir dari Japan Times, Selasa (14/3/2023). 

Sosok Toshifumi Suzuki juga menjadi sangat penting. Pasalnya, dia membujuk Ito untuk bisa membawa 7-Eleven ke Jepang.  

Akhirnya, bersama dengan pemilik jaringan 7-Eleven yaitu perusahaan Southland yang berbasis di Dallas, Amerika, Ito membuat kesepakatan untuk mendirikan 7-Eleven pertamanya di Tokyo. 

Pengenalan bola nasi siap saji ke rak-rak toko pada 1978, ternyata berbuah kesuksesan. 

Bisnisnya pun sukses besar. Bahkan, bisa dibilang, Ito menjadi pelopor convenient store, dengan memperkenalkan ide-ide baru tentang cara menjalankan operasi ritel, mulai dari franchise hingga melakukan operasi 24 jam.

Pada akhir 1980-an, Ito-Yokado telah menjadi kerajaan bisnis Jepang dengan super store, department store, jaringan restoran Denny's berskala nasional. Semuanya menghasilkan penjualan tahunan lebih dari US$12 miliar atau setara dengan Rp184,6 triliun. 

Setahun kemudian, ketika pemilik Amerika 7-Eleven, Southland, menghadapi keruntuhan finansial, Ito-Yokado mencapai kesepakatan US$430 juta untuk membeli 70 persen saham perusahaan. 

Berkat keputusan bisnisnya, membuat dia dikagumi oleh para ahli manajemen di dalam dan luar negeri.

Ito mundur dari posisi Presiden perusahaan pada 1992. 

Suzuki menjadi sosok yang menggantikan dirinya, dengan Ito tetap sebagai ketua kehormatan. 

Di bawah kepemimpinan Suzuki, dia mengganti nama bisnis Seven & I Holdings pada tahun 2005, dan 7-Eleven dijadikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. perusahaan induk, dengan "I" pada namanya mengacu pada Ito-Yokado dan nama belakangnya.

Pada saat kematiannya, Ito adalah ketua kehormatan Seven & i Holdings, yang memiliki hampir 80.000 toko di 19 negara dan pendapatan tahunan hampir US$80 miliar atau setara dengan Rp1.230 triliun.

Perusahaan ini  juga menjalankan restoran Denny di Jepang dan memiliki department store, supermarket, dan perusahaan jasa keuangan.

Pada Agustus 2020, perusahaan mencapai kesepakatan tunai sebesar US$21 miliar atau setara dengan Rp323,1 triliun untuk membeli pompa bensin Speedway milik Marathon Petroleum yang berbasis di Ohio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper