Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola Hotel Alila, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) akan melakukan aksi korporasi berupa private placement demi melunasi utang.
Dalam hal ini, sosok Hapsoro ‘Happy’ Sukmonohadi yang merupakan suami Ketua DPR RI Puan Maharani pun siap menjadi calon pengendali baru.
BUVA yang didirikan pada Desember 2000 sendiri memang berfokus pada sektor hotel dan resor bertaraf internasional. Mulai dari Alila Ubud, Alila Uluwatu, Alila Villas Bintan, Alila Tarabitan Manado hingga Alila SCBD.
Lantas, siapa sebenarnya pemilik dari Alila ini?
Franky Tjahyadikarta adalah sosok yang memiliki pengaruh besar di industri hotel dan pariwisata di Indonesia.
Pria kelahiran Jakarta 26 Januari 1957 merupakan pendiri GHM Indonesia dan Mandara Spa, spa yang pertama kali dikelola secara internasional di Indonesia.
Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil dari University College pada 1981, dan gelar Magister di bidang Struktur Baja dari Imperial College pada 1982.
Baca Juga
Maka tak heran, Franky menjadi suksesor dalam menghadirkan penginapan mewah di Indonesia, seperti Bukit Uluwatu Villa, taman hiburan Bali Ocean Magic hingga Nusantara Island Resort.
Tak hanya itu, dia pun terlibat dalam pengelolaan Amanjiwo, Amankila, dan Chedi Bandung. Dirinya sempat menjabat sebagai Direktur Utama untuk periode 2016 hingga 2020.
Generasi Penerus Franky Tjahyadikarta
Hal menarik justru dari sosok sang Anak, yaitu Nadia Tjahyadikarta.
Pasalnya, selain terlibat dalam pemasaran beberapa proyek perhotelan bisnis keluarganya yang menarik, Sosok perempuan ini juga merupakan seorang pengusaha dan perancang mode di balik label fesyen bernama G+NA pada 2016.
Dengan gelar Master dalam studi Industri Perhotelan dari New York University (NYU) dan gelar Sarjana Administrasi Bisnis dari University of Southern California (USC), dirinya mengatakan dunia hospitalitas dan dunia mode saling terkait.
“Kedua hal ini beririsan. Misalnya, saya menikmati waktu saya berdandan dan saya juga senang pergi ke tempat-tempat yang bagus,” ujarnya dilansir dari Prestige Hong Kong, Rabu (28/6/2023).
Saat ini, tujuan Nadia adalah menciptakan sebuah label fesyen yang dapat menyediakan gaya yang dia sukai namun sulit ditemukan di Indonesia. Dengan demikian, dia ingin memberikan opsi gaya yang unik kepada orang-orang dan memenuhi kebutuhan fesyen yang spesifik di Indonesia.
