Bisnis.com, JAKARTA — Semerbak wangi bunga dan rempah khas Indonesia menjadi kekayaan botani yang dapat diolah menjadi ragam produk perawatan tubuh. Produk bodycare dengan konsep organik pun makin mendapat tempat di tengah masyarakat, terutama kalangan milenial.
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak ketinggalan untuk menghirup aroma cuan dari produk-produk perawatan tubuh berbahan natural, seperti sabun, parfum, lilin, losion, hingga essential oils.
Salah satunya, Six Scents yang terinspirasi dari aroma wewangian rempah dan bunga lokal. UMKM di bidang home & body care itu didirikan Vallen Hertansia pada 2019 dengan modal awal sekitar Rp80 juta-Rp90 juta. Modal itu dipakai Vallen untuk membeli bahan baku, peralatan mixing, kemasan, hingga mengikuti sejumlah bazar.
Kelahiran Six Scents berawal dari pengalaman Vallen yang harus mengubah kebiasaan sehari-hari karena alergi terhadap detergen dan sabun yang mengandung bahan kimia. Kondisi itu membuat Vallen beralih ke produk-produk perawatan kulit yang organik.
“Waktu itu kalau beli harganya mahal, jadi saya coba bikin sendiri. Awalnya sabun organik dan lilin,” kata Vallen saat berbincang dengan Bisnis.com, baru-baru ini.
Kini, produk room & linen spray menjadi unggulan Six Scents. Salah satu varian yang laris manis ialah Magical Ubud dengan kombinasi wewangian bunga cempaka, ilang-ilang, frangipangi, dan melati.
Magical Ubud terinspirasi dari perjalanan healing Vallen di Pulau Dewata. Melalui produk itu, dia ingin membagikan sensasi relaksasi dan tenang bagi orang yang mencium aroma Magical Ubud.
Wewangian Six Scents, kata Vallen, memiliki identitas tersendiri yang diracik berdasarkan pengalaman pribadi. Sayangnya, faktor bahan baku menjadi tantangan produksi UMKM peserta UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur yang digelar oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
“Di lokal kita enggak punya standar. Jadi kami kerja sama dengan produsen atau petani untuk bikin bahan baku yang punya standar sama dengan luar negeri,” kata Vallen.
Sebagai UMKM rintisan, Vallen rajin mengikuti bazar untuk mengembangkan distribusi produk Six Scents. Bazar juga dinilai efektif untuk memberikan edukasi kepada konsumen secara langsung tentang produk natural produksi lokal yang berkualitas baik dan proses produksinya yang ramah lingkungan.
Selain lewat bazar dan konsinyasi, tranformasi digital juga mendorong Six Scents untuk merambah kanal penjualan daring melalui e-commerce. Penjualan online disebut Vallen melejit hingga kontribusinya mencapai 50% dari total sales Six Scents.
Ke depan, dia menambahkan Six Scents membidik perluasan pasar ke kota-kota besar di Indonesia yang memiliki daya beli kuat, seperti Medan, Bali, Surabaya, Bandung, Semarang, hingga Makassar dan Pontianak.
Untuk melebarkan sayap bisnisnya, Six Scents mendapat binaan dari BRI terkait dengan inovasi dan strategi marketing. Ke depan, Vallen membuka peluang peningkatan kapasitas produksi sejalan dengan pertumbuhan permintaan konsumen.