Bisnis.com, JAKARTA — Lada atau merica dikenal masyarakat sebagai rempah yang digunakan untuk bumbu masakan. Namun, di tangan Yosefin Rosalia Wijaya, lada diolah menjadi ragam produk perawatan tubuh.
Inspirasi Yosefin datang dari rempah andalan Kepulauan Bangka Belitung. Di negeri Laskar Pelangi itu, lada berkualitas tinggi tumbuh dengan subur.
“Lada itu tanaman flora yang banyak tumbuh di Belitung dan jadi komoditas rempah yang diincar sejak zaman Belanda. Saya ingin mengolah lada tidak hanya untuk bumbu masak, tetapi juga mengangkat berbagai macam manfaatnya,” ujarnya saat berbincang dengan Bisnis.com, baru-baru ini.
Yosefin memaparkan lada punya segudang manfaat yang belum banyak orang tahu. Mulai dari memperlancar pencernaan, meningkatkan imun tubuh, antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, hingga aroma terapi.
Manfaat lada yang tersembunyi itu yang ingin ditonjolkan oleh Yosefin melalui produk-produk Pepper Secret yang dia rintis sejak 2015 dengan modal pribadi.
Pepper Secret, kata Yosefin, merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa lembaga, termasuk IPB untuk pengembangan produk. Selain itu, pemberdayaan petani lada di Belitung juga menjadi kunci untuk keberlanjutan rantai pasok bahan baku.
Dengan misi untuk membuat produk bernilai tambah, dan inovatif, Pepper Secret mengawali bisnis dengan memproduksi sabun dan lilin dengan key ingredients lada.
Dari situ, ragam produk Pepper Secret terus bertambah menjadi essential oil, muscle oil, muscle balm, parfume, hingga hand sanitizer. Salah satu produk yang laris manis di lokapasar daring ialah Pepper Secret Muscle Balm dengan campuran piper nigrum seed oil yang dibanderol Rp39.000 untuk ukuran 15 gram.
Pepper Secret juga meracik produk wewangian Mandarin Peppercorn Eau De Parfum yang merupakan hasil pencampuran black paper essential oil dengan kesegaran jeruk mandarin, lily lilac, dan bunga kenanga.
Pepper Secret juga mengadopsi transformasi digital untuk pengembangan bisnis. Transformasi digital yang dilakukan Pepper Secret sebelum pandemi Covid-19 pun berbuah manis.
Yosefin menyebut e-commerce sangat membantu Pepper Secret untuk menggapai konsumen ke seluruh Indonesia. Alhasil, grafik penjualan Pepper Secret konsisten bergerak naik dengan kontribusi sekitar 40% omzet berasal dari penjualan online dan 60% lainnya bersumber dari pameran, korporasi, ritel, hingga event.
Saat ini, fasilitas produksi Pepper Secret berada di Jakarta. Meski begitu, Yosefin punya master plan untuk mengembangkan agrowisata lada yang terintegrasi dengan fasilitas manufaktur pengolahan lada di Belitung.
Langkah awalnya dilakukan Yosefin dengan menghijaukan areal ex-tambang untuk menanam kebun lada dengan program tumpang sari dengan citronela. Strategi itu diharapkan menjadi solusi dari fakta bahwa jumlah petani lada dan area tanam terus berkurang.
“Indonesia ini rempahnya luar biasa, di Belitung ada lada, di Jawa ada cengkeh, di Maluku ada Pala. Kalau dibuat agrowisata, kebun, workshop, sampai resto yang terintegrasi akan memajukan ekonomi daerah dan memberdayakan masyarakat lokal juga,” ucapnya.
Untuk mengembangkan usahanya, Yosefin turut memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang manfaat lada dan memperkenalkan Pepper Secret kepada netizen.
Selain itu, Pepper Secret menjadi UMKM binaan BRI. Salah satunya, lewat ajang UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2022. Langkah itu, kata Yosefin, membuka jalan bagi Pepper Secret terhadap informasi dan akses pasar yang lebih luas, termasuk ke pasar mancanegara.
“BRI punya banyak program, termasuk business matching dengan buyer ke luar negeri juga dibantu. Eksposur brand awareness juga dibantu lewat pameran-pameran BRI,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
