Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google Bakal PHK Ribuan Karyawan Lagi, Gara-gara AI?

Google bakal kembali melepas ribuan karyawan, diduga digantikan dengan AI
Google Bakal PHK Ribuan Karyawan Lagi, Gara-gara AI?
Google Bakal PHK Ribuan Karyawan Lagi, Gara-gara AI?

Bisnis.com, JAKARTA — Google telah memulai PHK secara signifikan di berbagai timnya, termasuk tim Voice Assistant, perangkat keras, teknik, dan penjualan iklan, yang menandai kelanjutan tren industri teknologi dalam mengurangi biaya tenaga kerja. 

PHK ini berdampak pada ratusan karyawan di unit Voice Assistant, tim perangkat keras yang bertanggung jawab atas produk Pixel, Nest, dan Fitbit, dan sebagian besar tim augmented reality (AR). 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Google yang lebih luas untuk menyederhanakan operasi dan menyelaraskan sumber daya dengan prioritas produknya yang paling signifikan.

Menurut The Verge, jumlah karyawan yang akan di PHK akan mencapai ribuan. Hal ini terjadi meskipun induk Google, Alphabet Inc., melaporkan rekor keuntungan pada akhir Januari. Perusahaan melaporkan laba bersih US$20,4 miliar pada kuartal IV/2023.

Tim penjualan iklan telah melihat adanya rencana pemangkasan, khususnya menargetkan unit Penjualan Pelanggan Besar (LCS), yang bertanggung jawab menjual iklan ke bisnis besar. 

Restrukturisasi ini, menurut Google, bertujuan lebih fokus pada tim Solusi Pelanggan Google (GCS), yang menangani klien bisnis kecil, yang menunjukkan perubahan strategis dalam pendekatan Google terhadap penjualan iklan.

PHK ini telah memicu kekhawatiran luas di kalangan karyawan Google, tidak hanya mengenai keamanan kerja namun juga mengenai implikasi etis dari pekerjaan mereka, terutama karena perusahaan terus berinvestasi besar-besaran dalam memajukan teknologi AI. 

Terdapat kekhawatiran besar bahwa dorongan menuju otomatisasi dan AI pada akhirnya dapat menyebabkan penggantian pekerjaan lebih lanjut, sehingga menambah kekhawatiran akan adanya PHK.

Menurut memo yang bocor baru-baru ini, AI adalah fokus nomor 1 Google memasuki 2024. Secara khusus, Sundar Pichai, CEO Google, merilis daftar lengkap tujuan untuk tahun 2024 meliputi:

1. Menghasilkan Al yang paling canggih, aman, dan bertanggung jawab di dunia

2. Meningkatkan pengetahuan, pembelajaran, kreativitas dan produktivitas

3. Membangun platform dan perangkat komputasi pribadi yang paling bermanfaat.

4. Memungkinkan organisasi dan pengembang untuk berinovasi di Google Cloud

5. Menyediakan produk dan platform paling tepercaya di dunia

6. Membangun Google yang luar biasa bagi Googler dan dunia

7. Meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan produktivitas perusahaan serta menghasilkan penghematan biaya yang tahan lama

Situasi ini telah berdampak signifikan terhadap semangat kerja karyawan, dan banyak yang merasa kecewa dengan masa depan mereka di perusahaan. PHK dan penekanan strategis pada pengembangan AI telah menimbulkan rasa sinis dan kelelahan di kalangan tenaga kerja, yang diperburuk oleh ketakutan akan digantikan oleh teknologi yang mereka bantu ciptakan.

Akhir tahun lalu, sudah ada kekhawatiran di dalam perusahaan bahwa AI akan mulai menggantikan karyawan di Alphabet. Futurism melaporkan akhir tahun lalu bahwa raksasa teknologi tersebut telah memulai proses penggantian beberapa pekerjaan dengan alat AI yang dikembangkan secara internal. 

Namun hal ini berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Wakil Presiden Senior Google, Philipp Schindler, mengenai laporan pendapatan baru-baru ini mengenai restrukturisasi dan pemutusan hubungan kerja baru-baru ini.

Schindler menegaskan bahwa ketika Google melakukan restrukturisasi, selalu ada peluang untuk menjadi lebih efisien dan cerdas dalam cara mereka melayani dan mengembangkan pelanggan.

"Kami tidak melakukan restrukturisasi karena AI mengambil peran yang penting di sini. Namun kami melihat peluang yang signifikan di sini dengan solusi bertenaga AI kami untuk benar-benar memberikan ROI yang luar biasa dalam skala besar, dan itulah sebabnya kami melakukan beberapa penyesuaian," ujarnya.

Restrukturisasi dan PHK yang dilakukan Google mencerminkan tantangan yang lebih luas yang dihadapi industri teknologi, di mana perusahaan-perusahaan bergulat dengan tekanan keuangan dan pertimbangan etis dari AI dan otomatisasi. 

Dampaknya terhadap semangat kerja karyawan dan potensi pemutusan hubungan kerja di masa depan menyoroti keseimbangan antara inovasi dan kerugian manusia akibat kemajuan teknologi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper