3. Keluarga Mistry, India
Konglomerat keluarga, Shapoorji Pallonji Group, didirikan oleh sang kakek, Pallonji Mistry, sebagai perusahaan konstruksi pada 1865 di India. Perusahaan ini memiliki kepentingan di berbagai bidang, termasuk teknik dan konstruksi.
Namun, Bloomberg mencatat keluarga tersebut saat ini tidak dapat mengakses aset terbesarnya, 18,4% saham di perusahaan induk konglomerat Tata Group senilai US$150 miliar, karena komplikasi hukum di perusahaan terakhir.
Shapoor Mistry, putra tertua Pallonji Mistry, saat ini menjabat sebagai pimpinan bisnis keluarga. Kekayaan keluarga Mistry diperkirakan mencapai US$36,2 miliar pada 19 Januari 2024.
4. Keluarga Kwok, Hong Kong
Kekayaan keluarga Kwok dimulai dari Kwok Tak-seng, yang mendirikan Sun Hung Kai Enterprises pada 1963 dan kemudian mendaftarkannya sebagai pengembang properti Sun Hung Kai Properties pada 1972.
Beberapa dekade berlalu, perusahaan tersebut kini menjadi salah satu pengembang terbesar di Hong Kong.
Ketiga putra Kwok Tak-seng, Walter, Thomas dan Raymond Kwok, mewarisi dan ikut mengelola bisnis keluarga pada 1990.
Baca Juga
Namun, karena perselisihan keluarga dan masalah hukum, Raymond Kwok kini menjadi satu-satunya ketua Sun Hung Kai Properties. Berdasarkan data Bloomberg, Keluarga Kwok memiliki kekayaan kolektif sebesar US$32,3 miliar pada.
5. Keluarga Chearavanont, Thailand
Chia Ek Chor, kelahiran China, bermigrasi ke Thailand pada 1921 dan mendirikan toko yang menjual benih sayuran bersama saudaranya.
Lebih dari seratus tahun kemudian, perusahaan ini menjadi Charoen Pokphand Group (CP), salah satu produsen pakan ternak dan ternak terbesar di dunia.
CP mempunyai saham di perusahaan asuransi China Ping An, konglomerat Hong Kong CITIC dan unit telekomunikasi True Corp.
Dia juga meraup kekayaannya dari menjadi pemilik operasi jaringan ritel Tesco di Thailand dan Malaysia.
Saat ini, putra Chia, Dhanin Chearavanont, adalah ketua senior CP Group. Saat ini keluarga Chearavanont memiliki kekayaan US$31,2 miliar.