Bisnis.com, JAKARTA -- Tengah diterpa isu keselamatan, para petinggi perusahaan pesawat, Boeing, mengundurkan diri.
CEO Boeing Dave Calhoun berencana mengundurkan diri akhir tahun ini bersama dengan kepala unit pesawat komersialnya.
Perusahaan juga mengumumkan bahwa Stan Deal, CEO Boeing Commercial Airplanes, pensiun. Posisi tersebut akan digantikan oleh Stephanie Pope, Chief Operating Officer Boeing sejak Januari 2024.
Boeing telah dilanda masalah keselamatan selama lebih dari lima tahun pada pesawatnya, termasuk dua kecelakaan fatal 737 Max pada 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang, dan yang terbaru adalah sumbat pintu yang terlepas dari sisi pesawat Alaska Airlines 737 Max pada Januari lalu, meninggalkan lubang menganga di sisi pesawat.
Permasalahan ini menjadi dasar masalah keselamatan dan menyebabkan kerugian kumulatif lebih dari US$31 miliar untuk perusahaan.
Sosok Pendiri Boeing
Baca Juga
Besarnya nama Boeing tak lepas dari nama pendirinya, William Edward Boeing, yang merupakan seorang pionir penerbangan Amerika.
Pria yang lahir di Detroit, Michigan, AS, pada 1 Oktober 1881 itu yang mendirikan Pacific Airplane Company pada 1916, sebelum kemudian berganti nama menjadi Boeing setahun kemudian.
Mengutip laman resmi Boeing, dia merupakan putra dari seorang konglomerat industri kayu di Michigan yang kaya. Boeing kemudian mewarisi kekayaan dari ayahnya saat masih kecil dan melanjutkan pendidikan elit di sekolah berasrama Swiss dan di Yale.
Setelah meninggalkan Yale University sebelum lulus, dia pindah ke negara bagian Washington dan menggunakan warisannya untuk mulai berinvestasi di industri perkayuan.
Dia kemudkan terpesona dengan industri pesawat terbang awal dan mengorganisir salah satu produsen pesawat besar pertama. Pada 1910, Boeing membeli pabrik pembuatan perahu kayu tepat di Sungai Duwamish, dan kemudian diubah menjadi pabrik pembuatan pesawat terbang.
Pada 4 Juli 1914, dia mencoba penerbangan pertamanya bersama Letnan Angkatan Laut Westervelt dengan pesawat barnstormer. Boeing menganggap pesawat itu tidak nyaman, berisik, dan tidak stabil. Setelah itu dia meyakinkan Westervelt bahwa mereka dapat membuat mesin yang lebih baik, tapi pertama-tama dia harus belajar terbang.
Pada Oktober 1915, Boeing akhirnya mendaftar di sekolah penerbangan. Segera setelah bisa menerbangkan pesawat, dia membeli pesawat amfibi Glenn Martin untuk dirinya sendiri dan menerbangkannya kembali ke Seattle tempat tinggalnya.
Namun, tak lama kemudian, dia mengalami kecelakaan yang beruntung dia tidak terluka. Namun, pesawatnya tetap saja harus diperbaiki. Kala itu suku cadang penggantinya perlu waktu lama untuk dipesan dan sampai, membuat Boeing dan Westervelt memutuskan membongkar pesawat tersebut dan mulai mempelajari desainnya dengan tujuan untuk membuat pesawat yang lebih baik.
Dari pesawat itu, mereka membuat Mallard, pesawat amfibi dengan konstruksi lebih ringan, lebar sayap lebih besar, dan ponton baru. Boeing melakukan penerbangan pertamanya untuk menunjukkan seberapa besar kepercayaannya terhadap produknya sendiri.
Setahun kemudian, Perusahaan Pesawat Boeing didirikan, pada 1917 dan mulai unggul ketika AS memasuki Perang Dunia I. Namun, ketika perang berakhir, pasar dibanjiri dengan kelebihan biplan dan tidak ada pesanan baru yang masuk. Industri pesawat terbang sendiri sepertinya berada di ambang kehancuran.
Boeing menunggu waktunya dengan membuat kapal. Pada Maret 1919, William Boeing dan Eddie Hubbard membuat sejarah penerbangan dengan terbang ke Vancouver, British Columbia, dan membawa surat dari sana kembali ke Seattle.
Ketika gagasan pengiriman pos udara menyebar, Perusahaan Boeing membuat transportasi pertamanya, biplan Boeing Model 40 tahun 1925, untuk menggantikan de Havilland DH-4. Namun, biplan itu segera menjadi usang dan sebagian besar produsen pesawat beralih ke monoplane yang seluruhnya terbuat dari logam.
Pada 1926, Boeing Air Transport (BAT) Corporation didirikan untuk pengangkutan surat dan penumpang. Pada tahun pertama beroperasi, BAT mengangkut 1.300 ton surat dan 6.000 penumpang.
Melebarkan sayapnya William Boeing, dia juga membeli rute pos udara baru dan perusahaan pesawat kecil dengan harga murah. Kemudian, pada 1928 perusahaannya telah tumbuh menjadi pabrik terbesar di Amerika, yang sudah bisa mempekerjakan sekitar 1.000 orang.
Perjalanan udara juga menjadi lebih populer karena orang-orang tidak lagi takut untuk terbang. Melihat adanya peluang, William Boeing memutuskan untuk membangun pesawat pertama perusahaan yang dirancang khusus untuk mengangkut penumpang, Biplan Model 80.
Biplan Model 80 memiliki tiga mesin dan dapat mengangkut 12 penumpang. Pesawat ini pertama kali terbang pada 27 Juli 1928. Versi selanjutnya, Model 80A, terbang pada 12 September 1929, dan mampu membawa 18 penumpang.
Lewat dua model pesawat penumpang tersebut, Boeing juga menjadi perusahaan pertama yang mempekerjakan perawat wanita untuk bekerja sebagai pramugari dan memenuhi kebutuhan penumpang Model 80A.
Pada 1 Februari 1929, BAT diubah menjadi United Aircraft and Transport Corporation (UATC) yang memiliki seluruh perusahaan penerbangan, produsen pesawat terbang, mesin dan baling-baling, beberapa maskapai penerbangan, dan sekolah untuk pilot dan personel pemeliharaan.
Namun, pada 1934, Kongres AS memutuskan untuk mendorong persaingan dan menetapkan bahwa produsen pesawat harus memisahkan diri dari perusahaan penerbangan. Boeing akhirnya kembali menjadi perusahaan manufaktur independen, tidak lagi menjadi bagian dari UATC dan William Boeing memilih pensiun dari kepemimpinan perusahaan.
William Boeing meninggal pada 28 September 1956. Rahasia kesuksesannya adalah hasratnya untuk berpetualang dan bakatnya mengambil risiko pada saat yang tepat yang pada akhirnya membuahkan hasil yang baik.