Bisnis.com, JAKARTA -- Belakangan ini ada pemandangan baru di sekitar Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Hotel yang tepat berada di samping GBK, Hotel Century Park atau dikenal dengan hotel atlet berganti nama dan disematkan logo Artotel.
Benar adanya, hotel atlet tersebut telah resmi mengganti operatornya menjadi Artotel Group, seperti yang diumumkan oleh Artotel melalui media sosialnya pada Selasa, 16 April 2024.
Pada dasarnya, hotel-hotel di bawah Artotel Group mengusung tema yang menggabungkan seni, dengan industri perhotelan. Sesuai dengan namanya yang menggunakan dua unsur tersebut "Art" atau seni dan "Hotel".
Sesuai nama itu pula, jaringan gerai penuh warna milik grup ini sangat berfokus pada seni modern, yang sering kali diproduksi oleh seniman lokal.
Namun, khusus untuk Artotel Gelora Senayan, disebut bakal mengusung konsep berbeda, yakni dengan menggabungkan unsur olahraga, seni, dan hiburan, sesuai dengan tagline-nya: "The triumphant story of Indonesia 's new culture oasis, uniting the best of sport, art, and entertainment."
Figur di Balik Artotel
Jaringan hotel yang tengah berkembang pesat belakangan ini berada dalam genggaman tangan dingin Erastus Radjimin, yang merupakan CEO dan pendiri Artotel Group.
Baca Juga
Bergelut dengan dunia perhotel bahkan sejak lahir, pria kelahiran 4 Februari 1986 itu merupakan putra dari pemilik hotel JW Marriott Surabaya, R. J. Radjimin.
Tak hanya diwariskan ilmu tentang perhotelan, Erastus juga diwariskan kecintaan terhadap seni, yang kini menjadi inspirasi bagi hotel-hotel di bawah naungannya.
Sebelum menjadi seorang pebisnis perhotelan, Erastus menempuh pendidikan di jurusan Business Marketing and Hospitality Management Boston University, sejurus untuk memperdalam minatnya di bidang perhotelan.
Semasa kuliah, dia mempelajari banyak hal terkait dengan industri perhotelan, termasuk saat magang di sebuah hotel di Hawaii.
Setelah mendapatkan banyak ilmu tentang perhotelan saat berkuliah, dia mulai bekerja, mengawali kariernya sebagai Sales Executive di Marriott International di London dan Singapura.
Dia kemudian melanjutkan kariernya di PT Anta Vaya Tour selama satu tahun dan kemudian berpindah ke Para Group Indonesia.
Sampai pada 2010, dia mulai menyalurkan minatnya pada dunia perhotelan dengan mengembangkan hotelnya sendiri dan menggunakan konsep berbeda, dengan sentuhan seni moderen. Pada tahun itu, Erastus dan kakaknya, Christine Radjimin kemudian membangun Artotel.
Sesuai dengan namanya, hotel di bawah jaringan ini begitu berwarna-warni dengan desain interior dan eksterior yang fokus pada seni modern. Kini Artotel tersebar dari Medan dan Jakarta hingga Yogyakarta, Semarang, dan Bali.