Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia selalu melakukan inovasi terbaru untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Salah satunya, mengubah sampah plastik menjadi tas yang memiliki nilai jual.
Berdasarkan data dari United Nations Environment Programme (UNEP), jumlah polusi plastik mencapai 9 - 14 juta ton pada 2016 dan berpotensi menjadi 23 - 27 juta ton pada 2040.
Alasan inilah yang kemudian menginspirasi para pelaku UMKM di Indonesia, seperti Rajoet Gawenan untuk mengambil peran dalam mengolah sampah plastik menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi tinggi.
Rajoet Gawenan melakukan inovasi dengan mengeluarkan produk fesyen tas wanita berbahan dasar sampah plastik. Ganesia selaku Co- founder mengatakan, tas daur ulang ini sudah menembus pasar internasional.
Tas daur ulang yang dipasarkan cukup beragam mulai dari pouch, handbag, hingga sling bag dengan pilihan warna yang berbeda. Selain itu, beberapa produk juga terbuat dari gabungan bahan plastik dan kulit.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya memilih tipe sampah plastik yang tipis sebagai bahan dasar tas. Nantinya, semua sampah akan disatukan melalui proses peleburan untuk dijadikan rol sehingga dapat mempermudah pembuatan produk.
Baca Juga
Dalam menghasilkan produk setiap harinya, UMKM ini memberdayakan para pengrajin seni di Indonesia khususnya ibu rumah tangga di daerah Madiun. Saat ini, total sudah ada 20 orang yang dipekerjakan, untuk membuat 300 produk dalam kurun waktu 1 bulan.
“Kami juga mengajak para ibu rumah tangga untuk berkontribusi dalam produk yang kami pasarkan,” ucap Ganesia Ng selaku Co-founder Rajoet.
Pemilihan ibu rumah tangga didasari dengan melihat ada begitu banyak keahlian yang bisa dilakukan para wanita. Karena itu, pihaknya ingin memberikan wadah untuk meningkatkan potensi mereka. (Nur Afifah Azahra Aulia)