Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan riset yang dilakukan Jobstreet by SEEK dan Boston Consulting Group ditemukan bahwa minat orang Indonesia untuk bekerja di luar negeri mengalami penurunan pada 2023.
Penelitian tersebut dilakukan kepada 3.260 partisipasi tenaga kerja Indonesia yang 87% di antaranya bekerja di Indonesia.
Berdasarkan penelitian tersebut, menemukan bahwa minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum 2020.
Pada 2018, minat orang Indonesia untuk bekerja di luar negeri mencapai 82%. Sementara itu, pada 2020 mencapai 70% dan pada 2023 turun ke 63%.
Dari jumlah tersebut, 32% diantaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama untuk bekerja, diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia, Singapura, dan Jerman.
Selain minatnya yang turun, mayoritas orang Indonesia yang berminat kerja di luar negeri juga tidak ingin tinggal terlalu lama di luar negeri.
Baca Juga
"Orang Indonesia juga kebanyakan homesick, ingin kerja jangka menengah dan akan mau balik lagi. Jadi yang dikejar adalah pengembangan karier. Sementara pekerja global adalah untuk ekonomi dan finansial. Orang luar kalau uangnya ngga banyak ngga mau ke luar negeri," kata Wisnu Dharmawan, Sales Director Jobstreet by SEEK Indonesia di Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Berdasarkan riset tersebut sebanyak 9% ingin tinggal di luar negeri hanya sementara kurang dari setahun, kemudian 19% menyatakan ingin tinggal antara 1-3 tahun, dan jangka menengah lebih dari 3 tahun tapi berniat kembali ke Tanah Air mencapai 29%.
Sisanya, 20% memilih untuk tinggal jangka panjang dengan rencana tinggal tidak terbatas, dan 23% ragu-ragu, tergantung dengan pengalamannya di luar negeri.
Penyebab Turunnya Minat Bekerja di Luar Negeri
Riset Jobstreet tersebut menemukan bahwa penurunan minat orang Indonesia karena saat ini sudah ada pilihan untuk bekerja remote atau jarak jauh.
Jumlah orang Indonesia yang ingin mengambil pekerjaan internasional secara remote pada 2023 meningkat 16% dari 2020.
Beberapa alasan orang Indonesia enggan pindah kerja di luar negeri antara lain karena bisa mengamankan pendapatan hasil kerja luar negeri dengan biaya hidup di Indonesia, biaya relokasi yang tinggi, kesulitan mencari dan membeli properti di luar negeri, perbedaan budaya, dan proses visa serta izin kerja yang sering kali rumit.
"Hal ini juga mencerminkan efektivitas kerja jarak jauh yang diterapkan selama pandemi dan berkurangnya kebutuhan untuk relokasi," jelas Wisnu.