Bisnis.com, JAKARTA -- Pengguna hijab di Indonesia begitu banyak. Berdasarkan sebuah survei, 80% wanita muslim di Indonesia menggunakan hijab, oleh karena itu potensi pasarnya begitu besar.
Salah satu merek yang bisa sukses lewat berjualan hijab adalah Umama Scarf, brand hijab yang saat ini sudah punya puluhan cabang di seluruh Indonesia dan kini mulai menargetkan pasar kelas menengah atas dengan hijab-hijab high end.
Tentunya bisnis hijab ini tak dimulai langsung besar. Umama Scarf didirikan oleh Herlis Nur pada 2009, sebuah usaha keluarga yang berawal sebagai distributor kerudung Paris di Tanah Abang.
Awalnya Herlis bekerja sebagai salah satu vendor bahan baju muslim terkenal selama 7 tahun. Lalu, saat pergi ke Tanah Abang, Herlis mencoba menawarkan produknya ke para pedagang di sana, hingga permintaan terus berkembang.
Dari bisnis ini Herlis menuturkan bahwa modalnya hanya sedikit dan hanya perlu kemauan dan aksi yang kuat. Sehingga, bagi yang baru ingin mulai usaha, agar jangan takut memulai karena terbentur modal.
Hingga usahanya semakin besar, Umama bisa membuka kantor pusat di Bandung, termasuk sebagai lokasi produksi sendiri. Selain itu, Umama kini juga sudah memiliki sekitar 25 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Untuk mendongkrak penjualan, Umama kerap memanfaatkan momentum seperti Ramadan, yang umumnya mengalami kenaikan permintaan dan antusiasme konsumen untuk berbelanja pakaian muslim.
Selain itu, karena pandemi, Umama Scarf juga memanfaatkan berbagai kanal online mulai dari media sosial sampai e-commerce agar bisa menjaring konsumen yang di lokasi yang lebih luas.
Kini, Umama Scarf juga sudah memiliki website sendiri untuk menjual produk-produknya, tak hanya hijab, tapi juga berbagai pakaian muslim.
Umama juga begitu dikenal masyarakat karena kualitas yang baik namun dengan harga yang terjangkau.Selanjutnya, membidik kelas high end dan sektor mewah tapi masih dengan harga yang terjangkau, Umama juga meluncurkan brand Umama Scarves.
Lewat brand ini pula, Umama bisa menjejakkan kaki ke luar Indonesia, seperti ke Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.