Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Kriteria Mencari Mitra Bisnis ala Founder Daebak

Mitra bisnis atau co-founder untuk membangun usaha ternyata bisa ditemukan di mana saja. Seperti yang dialami Refaldo Fanther, founder restoran Korea Daebak.
Refaldo Fanther dan dua orang rekannya mendirikan Daebak Fan Cafe
Refaldo Fanther dan dua orang rekannya mendirikan Daebak Fan Cafe

Bisnis.com, JAKARTA - Mitra bisnis atau co-founder untuk membangun usaha ternyata bisa ditemukan di mana saja. Seperti yang dialami Refaldo Fanther, founder restoran Korea Daebak.

Refaldo tak pernah menyangka mitra bisnisnya saat ini ternyata adalah orang yang pernah bertemu dengannya dalam sebuah seminar wirausaha tiga tahun sebelumnya.

“Lebih lucunya, ternyata kami pernah satu kos waktu masih menjadi mahasiswa. Saat itu, kami memang belum saling kenal,” kenangnya.

Awalnya, Refaldo bertemu dengan co-founder pertamanya Afrizal Juansyah pada awal 2012. Kemudian, bertemu dengan duaco-founder lainnya Wiranti Sitoresmi dan Asiah Syahidah yang sama-sama berasal dari satu universitas.

Bersama-sama, mereka membangun mimpi mereka untuk membangun sebuah restoran Korea dan memiliki visi bersama untuk menjadikan Daebak sebagai rumah makan Korea terbesa di Indonesia.

Setelah berjalan tiga tahun, Refaldo mengaku timnya bisa terus berjalan bersama menggapai visi perusahaan. Setiap anggota tim bisa membagi tugas, tanggung jawab dan menjadi rekan diskusi untuk memecahkan setiap masalah.

“Memiliki co-founder yang cocok bisa saling menjadi penyemangat, sehingga tidak akam mudah menyerah dibandingkan dengan mengerjakan semuanya sendiri alias single fighter,” katanya.

Kendati Refaldo mendapatkan partner bisnis secara kebetulan, Refaldo mengaku tetap mengenakan beberapa kriteria dan parameter yang harus diterapkan demi menjaga dan membatasi unsur subjektivitas terhadap seseorang.

Pria asli Cirebon tersebut menetapkan enam kriteria wajib yang harus dimiliki seseorang yang akan dijadikan sebagai mitra bisnis.

1. Komitmen

Refaldo menjadikan komitmen sebagai prioritas utama, karena baginya semua hal yang akan dilakukan sebagai pengusaha atau entrepreneur dimulai dari sebuah komitmen.

Untuk itu, carilah partner atau co-founder yang benar-benar mau menjadi entrepreneur dan memiliki mindsetkewirausahaan.

“Saat merekrut co-founder untuk membangun Daebak, hal yang saya tanyakan ke calon co-founder saya adalah komitmen mereka untuk mau jadi pengusaha setelah selesai kuliah, dan apakah benar mereka tidak mau bekerja di perusahaan bonafit?”

Dengan memberikan pertanyaan tersebut kepada calonpartner, komitmen mereka untuk menjadi seorangentrepreneur dapat dinilai. Bahkan yang lebih ekstrim, jika mengajak orang yang sudah bekerja untuk membangun bisnis bersama, dia harus rela keluar dan menjadi full time entrepreneur.

“Untuk membangun bisnis itu tidak boleh main-main, harus full time dan tidak boleh setengah-setengah, atau hasilnya juga akan setengah-setengah.”

2. Visi

Visi sangat penting  bagi perusahaan. Visi adalah tujuan besar yang ingin dicapai perusahaan. Untuk itu, menurut Refaldo, sebuah perusahaan patungan harus dibangun oleh orang yang memiliki visi yang sama. Di sinilah pentingnya seorang leader untuk bisa memaparkan visi yang ingin kita capai kepada calon co-founder.

“Carilah partner yang bisa mengerti, memahami, dan bahkan mampu mengembangkan visi kita. Carilah partneryang mampu meng-upgrade dan mengembangkan visi untuk semakin besar. Carilah mereka yang berpikir positif dan optimistis mampu mencapai mimpi besar kita, mimpi besar perusahaan kita.”

3. Karakter

Integritas menjadi karakter utama dalam menilai seseorang apakah dia tepat menjadi mitra atau tidak. Jujur, baik dalam ucapan maupun tindakan, dan harus memiliki prinsip dan nilai diri yang positif.      Namun, harus dingat bahwa jika kita ingin memiliki mitra yang berintegritas, kita pun terlebih dahulu harus memiliki integritas.

“Jika semua co-founder memiliki integritas, co-founderyang memiliki posisi puncak dapat menjadi panutan dan contoh bagi para bawahan. Lebih jauh lagi, integritas ini akan membentuk nilai yang baik bagi perusahaan yang pada akhirnya menjadikan perusahaan mempunyai kredibilitas yang baik.” imbuhnya.

4. Kapasitas

Kapasitas dan kemampuan mitra yang dipilih harus bisa melengkapi kekuranganyang dimiliki dalam membangun perusahaan. Kebutuhan teknis dan nonteknis perusahaan harus bisa terpenuhi dengan skill yang dimiliki para co-founder.

“Dalam sebuah perusahaan, harus ada yang paham mengenai business model dan strategic planning. Akan tetapi, juga harus ada yang paham tentang pendukung realisasi, seperti finance, marketing, human resource, dan operasional,” katanya.

5. Gaya Bekerja

Pelaku susaha akan bekerja bersama dengan co-founderbukan sehari atau dua hari, tapi bisa saja setahun, belasan tahun, hingga puluhan tahun. Oleh karena tu, style menjadi hal yang cukup penting untuk dimasukan ke dalam kriteria untuk memilih mitra bisnis.

Style atau gaya bekerja para co-founder ini akan menjadi bibit dari budaya perusahaan. Misalnya, dalam sebuah perusahaan yang mementingkan hasil, proses bekerja sangat bebas dan tidak terbatas harus di kantor. Walaupun begitu, tetap harus ada waktu untuk berdiskusi, rapat, dan koordinasi.

“Carilah co-founder yang memiliki gaya bekerja dan gaya komunikasi yang sesuai dengan yang dimiliki agar perusahaan kalian bisa berjalan dengan sebaik-baiknya,” katanya.

6. Persisten

Dalam membangun perusahaan dari nol, sangat dibutuhkan kegigihan dan ketekunan, sehingga diperlukan mitra bisnis dengan tipe pejuang yang gigih dan pekerja keras.

Untuk itu, carilah co-founder yang siap jatuh bangun, siap bekerja siang malam saat awal mengembangkan bisnis, siap terus belajar mengembangkan kapasitas diri, dan siap menanggung semua risiko sebagai seorang entrepreneur. Kegigihan seperti menjadi benteng terakhir para co-founderuntuk tidak menyerah dan terus berjuang di saat-saat yang sulit.

“Mungkin banyak hal yang dapat kita nilai dari seseorang untuk bisa kita jadikan co-founder. Tapi bagi saya enam kriteria di atas adalah prioritas utama yang saya terapkan dalam mencari mitra bisnis,” katanya.

Dia mengakui ada beberapa hal lain yang ikut berpengaruh dalam menetapkan mitra, seperti perasaan atau intuisi terhadap seseorang apakah orang tersebut cocok atau tidak untuk menjadi mitra.

Pasalnya, memilih seseorang untuk menjadi co-founder adalah hal yang sangat subjektif. “Akan tetapi, dengan adanya criteria, kita dapat memetakan kebutuhan kita terhadap co-founder.”

Dia menambahkan, jika sudah memilih co-founder berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, lakukan tes bekerja bersama atau masa probation sebagai satu tim.

Cobalah bekerja dengan tim dalam jangka waktu tertentu, misalnya selama tiga hingga enam bulan dengan pertemuan yang sangat intens, untuk mengetahui apakah mereka benar-benar cocok menjadi mitra bagi kita dan dapat membantu kita dalam mengembangkan perusahaan.

“Jika pada akhirnya memang tidak cocok, lebih baik jangan diteruskan. Fungsi partner bisnis adalah untuk melengkapi kekurangan yang kita miliki dan untuk mengembangkan perusahaan yang kita bangun, bukan menjadi beban untuk kita dan menjadi penghambat tumbuh kembang perusahaan kita,” tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper