Bisnis.com, BANDUNG – Berlari ternyata bisa menghasilkan uang dan membantu sesama, bahkan dilakukan tanpa modal. Itulah yang dilakukan Christoper Tobing lewat Yayasan Lari Nusantara dengan tajuk NusantaRun.
Bermula dari niat untuk berbuat baik, tercetuslah maraton sebagai cara untuk menggalang dana bagi sesama yang membutuhkan. Pengumpulan dana pertama, atau Chapter 1, adalah lari dari Monas di Jakarta ke Kebun Raya Bogor sepanjang 53,5 kilometer pada 2013.
Dengan peserta 53 orang, NusantaRun pertama itu berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp137 juta. “Itu tanpa modal, karena biaya penyelenggaraan sekitar Rp7 juta berasal dari pendaftaran peserta,” ujar Christoper dalam ajang Paragon Innovation Summit 2018 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Bandung, Jumat (12/11/2018).
NusantaRun menjadi salah satu inovasi fundrising yang dihadirkan PT Paragon Technology & Innovation selaku penyelenggara Paragon Summit. Selain itu, ada pula M. Alfatih Timur dengan Kitabisa.com, platform donasi secara digital, dan Najeela Shihab lewat Gerakan Semua Murid Semua Guru.
Christoper bercerita bahwa inovasi yang dilakukan oleh kelompoknya merupakan bentuk dari keyakinan bahwa tidak cukup jadi orang baik, tetapi berbuat baiklah. “Dunia akan berubah pada saat satu orng mulai berbuat baik, dan orang itu adalah diri kita sendiri.”
Dari yang awalnya hanya mengumpulkan Rp137 juta, kini donasi lewat NusantaRun mencapai Rp2 miliar dalam satu kali ajang. Rencananya, akan diadakan NusantaRun Chapter 6 dengan rute Wonosobo-Gunung Kidul sejauh 169 kilometer.
Baca Juga
Ada 201 pelari terdaftar, dengan misi membantu pendidikan anak difabel. Dari target Rp2,5 miliar, saat ini sudah terkumpul Rp235 juta lewat platform Kitabisa.com.
Chapter 6 ini adalah rute terjauh bagi NusantaRun. Sebelumnya, rute paling panjang adalah 145 km antara Cirebon – Purwokerto pada 2016 yang diikuti 200 pelari dengan donasi terkumpul Rp2 miliar.