JAKARTA—Hong Tjhin tidak pernah menyangka hidupnya akan bergelut dengan media massa, dan memberi pendidikan kepada masyarakat banyak melalui televisi yang dikelolanya.
Padahal latar belakang pendidikan pria yang terkesan ramah, penyabar, dan suka senyum ini, adalah bidang bisnis dan manajemen yang ditimbanya di Amerika Serikat.
Awal karir moncernya bermula saat bergabung dengan Sinar Mas Group pada 1995. Berkarir di salah satu group terbesar di Tanah Air ini ditekuninya hingga sekarang. Melihat ketekunan Hong, pada 2006, para petinggi di Sinar Mas Group, menugaskannya untuk membidani kelahiran stasiun televisi DAAI TV.
Jabatan sebagai CEO DAAI TV diembannya, dan stasiun televisi milik Tzu Chi mengudara pada Juni 2007 di bawah kendali Hong. Hong menuturkan semua kejadian dan pengalaman yang didapatkannya mengalir begitu saja.
“Saya menjalani semuanya dengan senang. Semua ini adalah amanat dan harus diterima dengan lapang dada. Tugas ini harus dikerjakan dengan baik. Semua pasti bisa dilakukan, apalagi ada tim yang siap membantu,” ungkapnya.
Dia menuturkan ide pendirian DAAI TV berawal dari keinginan untuk mengubah pola pikir dan cara pandang masyarakat melalui pendidikan di televisi. “Memang memimpin stasiun televisi tidak mudah. Apalagi content yang kami tampilkan sangat berbeda dengan stasiun televisi lainnya,” ungkapnya.
Hong mengungkapkan kantor pusat televisi yang dipimpinnya ini berada di Taiwan. Dari rancangan awal, liputan di DAAI TV lebih mengutamakan pendidikan dan kedamaian. Dua hal ini membuat tayangan di stasiun televisi ini jauh dari dunia komersial.
Hal ini terbukti bila Anda menonton tayangan dari stasiun ini, dapat dipastikan tidak akan menemukan sajian iklan seperti di stasiun TV lainnya. “Kami sengaja mengemas suatu acara yang dapat diikuti oleh pemirsa sampai tuntas dari awal hingga akhir. Kami tidak ingin penonton terganggu oleh berbagai tayangan iklan yang muncul,” ujarnya.
Hong menyatakan belakangan ini pemirsa televisi di Indonesia banyak mendapatkan suguhan tayangan yang mengandung kekerasan, penuh sensasi, dan menjual mimpi. Selain itu, banyaknya sajian iklan karena stasiun televisi seakan berlombalomba untuk mendapatkan iklan sebanyak-banyaknya.
Fenomena ini menimbulkan keprihatian Hong atas masa depan Indonesia. "Masyarakat banyak dicekoki dengan beragam masalah seperti itu. Seyogianya untuk membuat seseorang berperilaku baik, harus diberikan contoh yang positif. Mengingat setiap manusia memiliki hal positif yang dapat dibangkitkan," tuturnya.
Salah satu cara untuk membangkitkan sisi positif manusia inilah yang dilakukan Hong dan timnya melalui siaran di stasiun televisinya. Hong tidak menampik adanya beberapa slot iklan yang masuk dalam beberapa program acaranya. Namun demikian, iklan yang diterimanya lebih bersifat pada iklan corporate social responsibities (CSR) suatu perusahaan.
Selain itu, tambahnya, iklan yang diterimanya akan disinkronkan dengan acara yang dibuat oleh tim di televisinya. “Contohnya kami bekerja sama dengan perusahaan tertentu. Tim kami akan membuat cerita drama atau sinetron yang berdasarkan pada kisah nyata. Nanti pada akhir cerita, kami akan sebutkan bahwa tayangan ini merupakan kerja sama dengan perusahaan tadi,” ujarnya.
Tayangan Edukasi Bisa dikatakan hal yang dikerjakan Hong dan timnya sangat melawan arus dari tren pertelevisian saat ini. Isi tayangan DAAI TV terbukti sangat selektif, dan lebih dominan pada cerita atau sinetron yang isinya bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Tema yang diangkat dalam tayangan di DAAI TV lebih banyak mengupas dunia pendidikan, agama, upaya membangun karakter, kisah hidup yang menampilkan tentang kedisiplinan, kerja keras, dan cerita motivasi lainnya.
Hasil kerja keras dan idealisme Hong dan tim ini berbuah manis. Saat ini telah terdaftar puluhan perusahaan swasta yang bergabung untuk membuat program CSR bersama DAAI TV.
“Meskipun tanpa iklan yang jor-joran seperti televisi lainnya, tapi 75% dari biaya operasional DAAI TV justru diperoleh dari iklan layanan masyarakat atau nonkomersial dari berbagai perusahaan yang suka dan mendukung misi kami,” ungkapnya.
Selain itu secara psikologis, tayangan DAAI TV dianggapnya cukup berhasil mengubah negatif prilaku manusia. Hong berkisah pada suatu hari datang seseorang menemuinya. Orang tersebut menyatakan bahwa dirinya batal melakukan aksi bunuh diri setelah sebelumnya sempat menonton tayangan di DAAI TV.
“Dia merasa terbantu oleh tayangan di televisi kami. Tim kami tergerak untuk membuat kisah subjek ini ke layar kaca. Awalnya dia tidak mau kisahnya itu ditayangkan. Tapi belakangan, dia sadar bahwa kisah nyata dirinya itu dapat mencegah orang lain agar tidak berbuat bodoh seperti yang dilakukannya,” ungkap Hong.
Dia mengatakan hal seperti itulah yang diinginkannya. Bermanfaat untuk banyak orang, dan akhirnya dapat mengubah perilaku negatif manusia. Hong mengaku tidak mudah untuk melakukannya.
Kesuksesan Hong ini tidak ha nya berhenti dari cara mencari pembiayaan operasional perusahaan, dan mengubah prilaku ne gatif manusia. Tetapi juga dari keberhasilan dalam memimpin karyawannya.
“Saya selalu menganggap karyawan se ba gai keluarga sendiri. Kami adalah satu tim. Bekerja dengan tim yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik,” ujarnya.