Bisnis.com, JAKARTA - Sejak awal membuka Cahaya Lampu, Safrida Purnamasari sadar mesti menjalin hubungan yang baik dengan tukang pembuat lampu dan pegawai bagian lain. Banyak tukang didekatinya untuk menjalin kerja sama, tapi yang pas di hati hanya dua hingga saat ini.
”Ini bukan soal saya mempekerjakan dia, tapi bagaimana saya menjalin hubungan personal yang baik dengan tiap tukang,” kata Frida.
Sampai saat ini sudah 10 tukang bekerja untuk Cahaya Lampu. Mereka merupakan orang-orang dekat Frida dalam berkarya. Sebab, di tangan merekalah ide-ide Frida terwujud. Total 15 pegawai bekerja di Cahaya Lampu.
Menariknya, tukang dan pegawai ini dulunya tidak memiliki kemampuan seperti saat ini. Semisal, teknisi lampu, dulunya adalah tukang kebun di kediaman Frida. Tukang bongkar kabel dulunya office boy.
”Saya mendorong mereka untuk belajar sesuatu agar mereka lebih maju dan punya kemampuan yang bisa mereka pakai setelah keluar dari tempat ini,” kata Frida.
Tukang masak di rumahnya diajarkan cara membuat gelang. Pengasuh anaknya juga diajari cara membuat kerajinan tangan. Bahkan, satpam rumahnya diajari menyulam.
Tak hanya keterampilan, para tukang dan pegawai dituntut untuk menonjolkan perilaku sopan. Frida mengajari mereka cara memberi salam dengan hormat, menatap lawan bicara saat sedang berbicara, serta mengembangkan kepercayaan diri. ”Saya belajar dari mereka, mereka belajar dari saya. Kami sama-sama belajar di sini,” ucap Frida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
