Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu 7 Tahun, Rekadaya Akhirnya Pasok Onderdil Daihatsu Ayla

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah 7 tahun mengajukan diri memasok komponen otomotif kepada PT Daihatsu Astra Motor, akhirnya PT Rekadaya Multi Prima, perusahaan manufaktur komponenotomotif ini berhasil mendapatkan kepercayaan sebagai pemasok direct untuk

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah 7 tahun mengajukan diri memasok komponen otomotif kepada PT Daihatsu Astra Motor, akhirnya PT Rekadaya Multi Prima, perusahaan manufaktur komponenotomotif ini berhasil mendapatkan kepercayaan sebagai pemasok direct untuk Low Cost Green Car yang akan diproduksi PT Daihatsu Astra Motor.

Terdapat tiga komponen yang dipasok langsung ke Daihatsu antara lain dua komponen untuk peredam yang diletakan pada langit-langit mobil, dan komponen berupa AC stiker printing.

Direktur Operasional PT Rekadaya Multi Adiprima Nanang Wahyudi mengatakan sejak awal pihaknya sudah bertekad menjadi supplier direct ke Grup Astra. Selain dapat meningkatkan kelas dan posisi perusahaan, laba yang didapatkan pun bisa lebih tinggi dibandingkan hanya menjadi subkontrator atau supplier lapis kedua.

Nanang menceritakan, ketika pertama kali mengajukan diri sebagai pemasok langsung ke Daihatsu, perusahaan yang dipimpin oleh Rosalina Faried ini sempat tidak lolos ketika diaudit. Meski belum berpengalamai, perusahaan berani menawarkan produk kepada Daihatsu karena dia melihat masih banyak komponen yang diimpor.

“Untuk membuat stiker dan peredam saja kenapa harus dari Jepang, kami pun bisa. Namun memang tidak gampang menjadi supplier langsung karena ATPM mencari pengalaman dan konsistensi. Akhirnya kami hanya bisa masuk menjadi subkontraktor dulu kepada perusahaan Jepang,” ucapnya.

Namun, Rekadaya Multi Adiprima tidak menyerah begitu saja dan terus melakukan berbagai perbaikan baik dari sisi kualitas, kontrol, dan manajemen dengan memperlajari standar yang diterapkan Daihatsu.

Hingga pada 2011, ketika Daihatsu akan memproduksi mobil LCGC dan mencari  perusahaan lokal yang berpotensi dan memiliki harga murah, pihaknya memberanikan diri mengajukan kembali.

Dengan berbagai pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra, perusahaannya mampu melakukan efisiensi cost produk sehingga dari dua saingan lainnya, Rekadaya berhasil terpilih karena mampu menawarkan dengan harga bersaing dan kualitas yang terjaga

“Dari sisi management pabrik sudah bagus, harga pun bersaing. Setelah melalui berbagai proses dan audit dari pihak Daihatsu, kami lolos dan diberi kepercayaan menyuplai secara langsung 3 komponen untuk proyek LCGC. Ini merupakan yang pertama kali kami bisa masuk langsung ke ATPM,” jelasnya.

Nanang menjelaskan bila menjadi subkontraktor keuntungannya sekitar 7%, setelah berhasil menyuplai langsung, dia bisa mendapatkan keuntungan tambahan 7% lagi. Namun, agar harga yang diberikan dapat bersaing dengan pemain lain, dia pun berani memberikan diskon 3% kepada pihak Daihatsu.

“Ketika menjadi subkontraktor saja kami sudah mendapat keuntungan, apalagi menjadi supplier direct. Karena itu kami berani memberikan potongan harga kepada Daihatsu, dan kami tetap bisa mendapat keuntungan,” tuturnya.

Nanang mengatakan untuk komponen AC printing, saat ini perusahaannya belum memiliki saingan dari perusahaan lokal, adanya perusahaan Jepang dan Korea. “Pemain lokal tidak terlalu suka otomotif karena persyaratan yang ketat mereka lebih senang membuat komponen furniture dan springbed.”

Dengan berhasil menjadi pemasok langsung ke Daihatsu, pihaknya mengajukan pinjaman ke Astra Mitra Ventura yang hingga saat ini total pinjaman mencapai Rp15 miliar untuk mengembangkan volume produksi dan pabrik. Setidaknya, perusahaan akan menambah kapasitas produksi peredam sekitar 10% hingga 12% serta kapasitas AC stiker meningkat 15%.

Tidak hanya berhenti di situ saja, dengan telah menjadi pemasok komponen langsung ke Daihatu, perusahaan semakin percaya diri untuk bisa masuk ke pasar Asean. “Harapannya dua tahun lagi sudah bisa berkembang ke pasar Asean. Apalagi ketika LCGC Daihatsu sudah diproduksi di Malaysia, kami sebagai supplier pasti akan bisa masuk juga ke sana.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper