Bisnis.com, JAKARTA – Usaha electroplating atau kromium sedang menjadi primadona di kalangan pecinta otomotif. Namun, di tengah keindahan dari usaha ini, terdapat sisi yang juga bisa berakibat fatal bagi manusia. Sisi tersebut adalah limbah.
Oleh karena itu, bagi para pelaku usaha yang akan atau sudah terjun ke bisnis ini, harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh penanganan limbahnya. Limbah yang dihasilkan dari proses kromium berasal dari tetesan cairan (drag out) pada saat peralihan proses pembilasan.
Limbah kromium ini mengandung chromic acid yang sangat ber bahaya bila langsung dibuang ke saluran pembuangan karena sangat mudah larut dalam air, sehingga sulit dipisahkan dari air.
Untuk menanganinya, chromic acid harus diubah menjadi ion kromium bervalensi tiga (trivalent chrome), yang tidak mudah larut dalam air.
Berikut cara untuk mengatasinya, Pertama, cairan chromic acid direduksi dengan menggunakan Sodium Metabisulfite, sehingga cairan chromic acid yang tadinya berwarna kuning akan berubah warna menjadi hijau.
Setelah itu cairan tersebut di berikan soda api sehingga terbentuk kromium hidroksida yang tidak mudah larut dalam air, sehingga limbah tersebut dapat dengan mudah dipisahkan dengan air.
Kedua, bagi pelaku usaha dapat menggunakan larutan tawas sebagai koagulan untuk mempercepat pemisahan, dan terakhir gunakan bak pengendapan sebagai wadah untuk mengendapkan limbah.