Bisnis.com, JAKARTA - Pada 17 Desember 2012, ciputraentrepreneurship.com, meluncurkan tentang pemikiran tokoh entrepreneur kita, Ciputra. Tulisan itu menceritakan tentang dialog Ciputra dan seorang mahasiswa. Namun, bukan bagaimana dialog itu berjalan. Melainkan, betapa baiknya, isi dialog itu untuk para entrepreneurs. Berikut kutipannya:
Seorang mahasiswi Prasetiya Mulya menanyakan pada saya saat Kuliah Umum pekan lalu: Pak Ci, bagaimana agar usaha pakaian saya lebih berkembang? Saya menyuruhnya maju dan bertanya, pakaian seperti apa yang Anda jual? Ia menjawab: Pakaian saya menerapkan inovasi yang membuatnya bisa dipakai oleh wanita berjilbab maupun tidak.
Nasihat saya padanya adalah keharusan untuk memilih satu fokus dalam produknya itu. Seorang entrepreneur memerlukan fokus dalam setiap hal yang ia kerjakan. Begitu juga halnya dalam penentuan target market. Dalam kasus ini, mahasiswi tersebut ingin merengkuh dua target market yang berbeda: para perempuan yang memakai jilbab dan mereka yang tidak memakai jilbab. Ini bagi saya sangat tidak fokus.
Konsumen jaman sekarang super spesialis, demikian menurut pengamatan saya selama ini. Mereka cenderung ingin produk yang terbaik dan terspesialisasi. Konsepnya membingungkan jika kita gabungkan menjadi satu. Jika seorang perempuan ingin memakai jilbab, tentunya ia ingin mengenakan pakaian jilbab yang terbaik. Begitu juga dengan pakaian yang nonjilbab.
Mahasiswi tersebut beralasan bahwa apa yang ia terapkan dalam produknya itu karena ia ingin membuktikan bahwa pakaian yang dipakai oleh perempuan yang tidak berjilbab sebenarnya bisa dipakai oleh mereka yang berjilbab asal mereka mengetahui cara memadupadankan alias mix-and-match.
Saya mengerti dan memuji kerja keras yang ia lakukan untuk menghasilkan konsep inovatif tersebut. Namun, menurut apa yang sudah saya alami, saya memberikan saran bahwa saat seorang entrepreneur memulai sesuatu yang baru ia harus bersabar. Kita bisa ibaratkan seorang anak yang baru masuk sekolah dasar tiba-tiba ingin meloncat ke universitas. Ibaratnya seorang pembuat tas yang baru saja memulai bisnisnya tetapi sudah mau menyaingi Hermes.
Tentunya ambisi dan cita-cita untuk menjadi lebih baik harus dipegang teguh tetapi untuk merealisasikannya Anda perlu kesabaran ekstra. Mahasiswi ini ingin mendobrak pakem yang sudah ada di dunia fashion, dan itu sangat sukar dilakukan oleh seorang pendatang baru.
Ia harus mencari pengalaman dulu di dunia bisnis fashion sebanyak mungkin. Untuk itu saya sarankan agar para entrepreneur baru berkumpul dengan teman-teman yang juga ingin memulai bisnis, kemudian dipresentasikan dengan para pengajar, pembimbing, mentor dan sebagainya agar diperoleh masukan dan saran untuk menyempurnakan ide bisnis yang dimiliki. Karena itulah, pertemuan setiap hari Rabu seperti yang bisa kita jumpai di Universitas Ciputra Surabaya sangat penting sekali.