---- Perubahan perilaku inilah yang seharusnya menjadi sasaran hasil akhir, karena sterilisasi jalur hanyalah sasaran antara atau salah satu dari perilaku vital--
Bisnis.com, JAKARTA - “Ke depan, orientasi kita pada denda. Memang kalau denda kecil pelanggaran berulang-ulang, kalau besar baru merasakan” Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, 29 November 2013.”
Pertanyaannya, Pak Gubernur, berapa lama ketertiban ini akan bertahan? Bukankah dulu waktu pertama kali peraturan memakai helm dan sabuk pengaman diancam hukuman denda berat, pengendara juga mulai tertib; tetapi, dengan berjalannya waktu, kepatuhan tersebut mulai pudar?
Bukan hanya berlalu lintas, tantangan dari setiap perubahan perilaku adalah membuatnya ajeg, mantap, bertahan, sustainable. Residivis yang baru keluar penjara ditangkap kembali dalam waktu 3 bulan untuk perbuatan kriminal yang sama. Pasien yang dioperasi jantung kembali lagi ke rumah sakit dalam 3 tahun untuk penyakit yang penyebabnya sama.
Sebanyak 19 dari 20 orang yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet kembali naik beratnya tak lama setelah merayakan keberhasilannya. Pedagang kaki lima yang baru digusur Satpol PP kembali ke lokasi yang sama beberapa jam (bahkan kadang-kadang beberapa menit) setelah razia selesai.
Di dunia korporasi, membuat perubahan yang sustainable sama sulitnya, sekalipun perusahaan mengeluarkan banyak sekali uang dan mengerahkan SDM terbaiknya. Menurut penelitian Influencer oleh VitalSmarts, 85% dari inisiatif perubahan di korporasi gagal.
Apakah itu transformasi budaya perusahaan, Balanced Score Card, Six Sigma, Knowledge Management, apapun bentuk perubahan yang digagas. Lantas, bagaimana yang 15% dapat berhasil dan bertahan?
INTERVENSI
Ternyata, ada enam sumber yang harus diintervensi sekaligus. Paling tidak empat dari enam secara bersamaan; mencakup Motivasi dan Kemampuan dan dibagi atas Pribadi, Sosial, dan Struktural.
Kembali ke awal topik kita, nampaknya sumber 5 yaitu denda Rp500.000 bagi penerobos jalur busway berdampak cepat menurunkan jumlah pelanggar. Ternyata cara ini lebih berhasil dari sumber 6 yang pernah dicoba, yaitu memagari jalur dan memasang portal tinggi.
Sementara sumber 3 dan 4, yaitu semula menganggap normal pelanggaran berjamaah, sekarang membuat kita berpikir dua kali jika menerobos sendirian tanpa dukungan sesama penikmat kemacetan senasib sepenanggungan.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana secara pribadi kita termotivasi (sumber 1) dan mampu (sumber 2) untuk pindah dari menggunakan kendaraan pribadi ke kendaraan umum yang sayangnya belum nyaman. Perubahan perilaku inilah yang seharusnya menjadi sasaran hasil akhir, karena sterilisasi jalur hanyalah sasaran antara atau salah satu dari perilaku vital.
Prinsip yang sama berlaku di organisasi Anda. Mungkin pada 2014 Anda ingin menerapkan sistem baru, meningkatkan loyalitas karyawan, mengurangi tingkat kecelakaan kerja, mempertahankan kepuasan pelanggan, membentuk budaya baru, memastikan proyek Anda sesuai jadwal, sesuai anggaran, dan sesuai spesifikasi.
Gunakanlah 6 sumber daya sekaligus. Gunakanlah alat-alat yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkannya. Manfaatkan pengalaman organisasi lain di Indonesia dan di seluruh dunia yang telah berhasil menerapkan metode Six Sources Influencer.
