Bisnis.com, JAKARTA - Seiring waktu berjalan, pengguna penutup kepala (hijab) di Indonesia terus bertambah. Malah, hijab kini telah menjelma menjadi salah satu tren mode di Tanah Air. Tak heran, saat ini perempuan-perempuan muslimah mulai mengenakan berbagai variasi hijab nan trendi.
Selain mengenakan hijab, banyak perempuan yang ingin memakai aksesori untuk mempercantik tampilan mereka. Sayangnya, saat ini belum banyak pelaku usaha yang menjual pernak-pernik yang khusus diperuntukkan bagi wanita berkerudung.
Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Devi Yanuari, 25. Bermula dari sulitnya mencari aksesori khusus hijab, Devi pun mulai memproduksinya sendiri. “Sebenarnya ada beberapa toko yang menjual pernak-pernik bagi hijabers, tetapi modelnya rata-rata dari batu permata palsu. Model seperti itu cocoknya buat ibu-ibu, bukan remaja,” ujarnya.
Bermodalkan uang Rp100.000, dia mulai membuat pernak-pernik hijab untuk dirinya sendiri sejak 2009. Dia memanfaatkan kain perca bekas sebagai bahan baku. Menggunakan teknik jahit sederhana, Devi pun membuat bros berbentuk bunga. Tak disangka, banyak teman-temannya yang menyukai aksesori buatan Devy. Dia pun melihat hal ini sebagai peluang bisnis dan merintis usaha aksesori hijab yang diberi nama Mrs. Devi Yanuari.
Devi mengangkan tema feminin yaitu kombinasi antara aneka ragam bentuk bunga dan warna-warna yang lembut. Pada mulanya, dia hanya membuat bros. Seiring waktu berjalan, Devi pun menambah variasi produknya. “Selain bros, saya juga produksi kalung, aksesori kepala [headpiece], ikat pinggang, dan bando [headband].”
Inovasi Devi tak berhenti di model aksesori. Jika dulu dia hanya menggunakan limbah perca, kini dia memanfaatkan berbagai jenis bahan a.l. katun asahi, satin, pita, pernak-pernik mutiara, rantai besi, tali koor, hingga tali bludru. Devy memilih bahan-bahan tersebut karena banyak konsumen yang menginginkan aksesori yang sederhana, tetapi modis dan feminin.
Kendati masih berusia muda, Devi tak hanya membidik pasar remaja. Lebih dari itu, dia merasa produk aksesori hijab Mrs. Devi Yanuari bisa dipakai oleh penggunan hijab yang berusia 17—35 tahun.
Setiap bulan, Devi bisa memproduksi 300—400 buah aksesori hijab. Jumlah ini naik signifikan ketimbang masa awal produksi yang hanya mencapai 100 buah per bulan. Jika dulu dia membuat produknya sendiri, kini Devi dibantu oleh 2 orang karyawan.
Devi memasarkan produk aksesori hijab tersebut melalui dunia maya, khususnya media sosial. Hal ini dia lakukan untuk menghemat biaya dan menjangkau pasar yang lebih luas. Perkiraan tersebut ternyata benar. “Konsumen utama saya berasal dari luar pulau Jawa, misalnya Kalimantan dan Sulawesi.” Selain media sosial, dia juga membuat toko online.
Harga aksesori hijab Mrs. Devi Yanuari dibanderol mulai dari Rp20.000 hingga Rp150.000. Harga tersebut disesuaikan dengan model dan ukuran produk. Margin keuntungan yang dia dapat mencapai 4—5 kali lipat dari harga pokok produksi.
Melihat besarnya keuntungan yang dapat diraih, Devi pun optimis untuk menjalankan bisnis ini. Selain untung yang besar, belum banyaknya pemain yang memproduksi aksesori khusus hijab membuat persaingan di bisnis ini tak terlalu sengit. “Jumlah pengguna hijab di Indonesia terus meningkat, tetapi pelaku usaha yang terjun masih sedikit. Makanya, saya merasa bisnis ini sangat potensial.”
Ketika ditanya target ke depan, Devi mengaku ingin berjualan kerudung. “Saat ini, saya masih fokus di aksesori. Namun, nantinya ingin produksi hijab juga. Saya ingin brand Mrs. Devi Yanuari jadi all in one hijab store.”