Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSIGHT: Inspirasi Kehidupan dari Dunia Marathon

Pada 490 SM, kerajaan Romawi mengalahkan Persia yang begitu kuat. Konon, ada seorang tentara bernama Pheidippides berlari sejauh 25 mil (lebih dari 40 km) dari Yunani ke Athena untuk mengabarkan soal kemenangan itu.
Foto ilustrasi kegiatan marathon. /
Foto ilustrasi kegiatan marathon. /

Pada 490 SM, kerajaan Romawi mengalahkan Persia yang begitu kuat. Konon, ada seorang tentara bernama Pheidippides berlari sejauh 25 mil (lebih dari 40 km) dari Yunani ke Athena untuk mengabarkan soal kemenangan itu.

Setelah berjam-jam berlari, Pheidippides akhirnya tiba dan berseru, “Ayo mari rayakan, kita telah menang!” Setelah itu, kabarnya dia terjatuh dan meninggal.

Kejadian itu rupanya menjadi legenda yang begitu berkesan dan diceritakan terus-menerus. Namun, tidak pernah tercatat bagaimana kisah lari jauhnya Pheidippides diperingati hingga memasuki 1900-an. Tepatnya, pada 1896 dilakukanlah lomba lari Marathon yang pertama kali, mirip seperti yang dikenal sekarang ini.

Namun, ada fakta menarik soal jarak nanggung 26,2 mil yang kini jadi jarak resmi lari maraton. Rupa-rupanya, jarak yang sebenarnya adalah 25 mil. Pada 1908, ketika Olimpiade di London, Ratu Alexandra memutuskan jaraknya ditambah sedikit supaya para pelari maraton masih bisa dilihat oleh anak-anak kerajaan.

Eh tidak tahunya penyesuaian ini kemudian menjadi sebuah standard resmi yang hingga kini masih dipakai dalam lari maraton. Bertahun-tahun setelah itulah, lari maraton bahkan menjadi semacam life style. Bahkan, di Amerika Serikat dikabarkan telah lebih dari setengah juta orang pernah ikut lomba lari ini.

Selain itu, persentase peserta laki-laki dan perempuan ternyata  hampir sama, padahal sebelumnya marathon pernah dilarang bagi kaum hawa karena diangap jaraknya terlalu jauh.

Pada Saat ini, lari maraton pun sedang digalakkan kembali. Berbagai institusi menyelenggarakannya. Hampir setiap pekan kita mendengar acara ini digelar dengan berbagai tema dan nama. Beberapa orang teman sayapun, ada yang jadi aktivitis lomba ini.

Hampir setiap pekan, foto mereka pada saat lari marathon menghiasi sosmed dan profile picure di ponsel mereka.

Saya juga teringat  pengalaman sewaktu rajin mengikuti acara maraton sewaktu pada waktu masih duduk di sekolah menengah tingkat pertama.  Pada saat itu, ada teman saya yang menjadi atlet pelari, saya ikut-ikutan.

Hanya saja dia atlet yang berlatih setiap saat, sedangkan  saya hanya ikut-ikutan. Saya pun biasanya hanya sampai di tengah jalan, setelah itu lebih banyak momen ketika saya tidak sanggup melanjutkan hingga di garis finish karena keletihan.

Dari pengalaman maraton inilah saya kemudian merenung dan berpikir. Ternyata, ada banyak intisari pembelajaran soal kehidupan yang bisa juga kita petik dari dunia maraton ini.

Pertama, soal pentingnya persiapan. Biasanya ketika perlombaan maraton dimulai, ada ribuan orang yang ikut.  Namun, di akhir garis finish hanya segelintir yang bisa menyelesaikannya. Pada umumnya, orang yang bisa menyelesaikannya adalah yang terbiasa berlatih berlari.

Jadi sulit untuk mengharapkan bisa menyelesaikan lomba, apalagi sampai bisa jadi pemenang lari maraton kalau kita tidak pernah berlatih dan mempersiapkan diri. Begitupun dalam kehidupan kita. Sulit juga untuk bisa jadi sukses dan jadi pemenang dalam bidang apapun kalau kita tidak pernah mempersiapkan dan berlatih.

 

Kedua, perlunya mempertimbangkan kemampuan kita dan mengaturnya. Pernahkah menyaksikan saat start maraton dilakukan? Tatkala panitia menambakkan atau membunyikan pulit tanda dimulainya lomba, semua pelari berlari kencang pada saat start.  Pada awal-awal biasanya peserta masih akan berlari dengan begitu kencangnya.

Namun, lama kelamaan perhatikan apa yang terjadi. Perhatikanlah kira-kira sejam kemudian. Apakah yang tejadi? Para pelari mulai kelimpungan, keletihan dan ada yang jalan-jalan dengan langkah gontai.

Mereka rata-rata mulai kehabisan nafas dan kehabisan energi. Masalahnya mereka memaksakan energi mereka pada awal lomba, kemudian kehilangan tenaga mereka di tengah-tengah. Begitupun dalam hidup, kita perlu sadar dengan sumber daya yang kita miliki.

Jangan sampai kita membuang-buang tenaga di awal, tetapi di titik-titik akhir, akhirnya kita menjadi menyesal. Hal ini bisa terapkan baik dalam hal kesehatan, keuangan maupun sumber daya kita yang lainnya. Jangan sampai kita memboros-boroskan, tetapi tatkala kita membutuhkannya di akhir-akhir, kita tidak punya lagi karena sudah diboroskan di awal-awal.

 

Kekuatan Niat

Ketiga, niat akan menentukan perilaku kita. Cobalah perhatikan berbagai perilaku orang yang mengikuti maraton. Ada yang mengikuti karena sekadar ikut-ikutan. Ada yang hanya untuk networking dan cari kenalan. Ada yang sekedar ingin sehat. Ada yang mau rekreasi dan ada yang betul-betul karena ingin berkompetisi.

Dari berbagai niat ini, maka perilaku mereka sewaktu berlari pun akan berbeda-beda. Ada yang tampak sungguh-sungguh berlari, ada yang santai dan ada yang lebih banyak berfoto ria, semua kembali lagi pada niat awal mereka. Hidup pun demikian.

Bagaimanakah perilaku seseorang dalam hidupnya, dalam karirnya, juga sering ditentukan oleh niatnya sejak awal. Kalau niat seseorang ingin sukses dan berhasil, tentu saja akan berbeda sekali dengan yang hanya sekadar coba-coba.

Keempat, menjadi motivator bagi diri sendiri. Dalam lomba maraton, pilihannya kembali kepada peserta itu sendiri. Memang, akan ada selalu panitia yang menemani untuk menolong peserta yang merasa tidak sanggup melanjutkan.

Mereka akan ditolong dan dibantu. Jadi, mau sampai ke garis finish ataupun berhenti di tengah jalan, semuanya dikembalikan lagi kepada peserta itu sendiri. Begitu juga dalam kehidupan kita, mau berhenti di tengah jalan ataukah terus melanjutkan, semaunya kembali lagi kepada diri kita.

Hal yang jelas, setiap pilihannya ada risiko. Risiko berhenti dan tidak pernah mengecap kemenangan atau memutuskan melanjutkan sampai garis finish dengan risiko keletihan dan pengorbanan yang luar biasa. Andalah yang memutuskan dan Andalah yang harus jadi motivator buat diri sendiri.

Kelima, belajarlah menikmati meskipun tidak jadi juara. Tujuan maraton bukanlah hanya semata-mata untuk menang, tetapi juga untuk kesehatan ataupun hanya untuk sekadar rekreasi. Jadi, kalaupun Anda tidak menang, Anda tetap mendapatkan berbagai keuntungan yang lainnya itu.

Dalam hidupmu, tujuan kita bukan semata-mata hanya untuk kemenangan. Tetapi, sebenarnya tatkala kita melakukan sesuatu kita harus belajar ‘menikmati’. Jadi dengan begitu, tatkala kita kalah, kita masih mendapatkan manfaat lainnya.

Keenam, pelajaran terakhir yang juga sama pentingnya adalah pepatah dari Afrika ini, “Jika kamu ingin cepat, sendirilah. Jika kamu ingin jauh, bersama-samalah.” Begitu pula yang terjadi pada banyak pelari maraton. Seperti yang saya ungkapkan di atas, awalnya semuanya ingin cepat-cepat dan berlari sendirian.

Namun, pada saat pertengahan, kelelahan mulai menerpa dan sangat sulit untuk bertahan dalam kesendirian ini. Justru banyak pelari maraton mengakui mereka akhirnya bisa sampai ke garis finish, berkat bantuan dan dorongan dari sesama pelari maraton lainnya yang saling menyemangati, meskipun tidak saling mengenal. 

Saya pikir pelajaran ini pun bisa kita terapkan dalam kehidupan kita pula. Mau cepat, lakukanlah sendirian. Kalau ingin bertahan dan memiliki kesuksesan yang langgeng, maka kita harus belajar untuk bisa bekerja sama dan menghargai kerja sama. Itulah yang akan bertahan lama. Sungguh pelajaran kehidupan yang menarik!

Mari berterima kasih kepada dunia maraton yang ikut memberikan berbagai inspirasi soal kehidupan kepada kita. Lari ini bukan hanya mengajarkan soal kemenangan dan kesehatan, tetapi juga cara kita menyiasati kehidupan ini.

 

Penulis

Anthony Dio Martin

Best EQ trainer Indonesia dan direktur HR Excellency

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 30/11/2014
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper