Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Florist Blossom, Memetik Untung dari Jasa Rangkai Bunga Segar

Meskipun banyak bunga tiruan yang bisa dijadikan alternatif hadiah bagi orang terkasih, pamor bunga segar tampaknya tak pernah habis. Masih banyak orang yang tetap setia menggunakan bunga segar sebagai ungkapan kasih sayangnya.
Kebudayaan saling memberi bunga di Indonesia memang belum sekuat di luar negeri. /tukangobatbersahaja.com
Kebudayaan saling memberi bunga di Indonesia memang belum sekuat di luar negeri. /tukangobatbersahaja.com

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun banyak bunga tiruan yang bisa dijadikan alternatif hadiah bagi orang terkasih, pamor bunga segar tampaknya tak pernah habis. Masih banyak orang yang tetap setia menggunakan bunga segar sebagai ungkapan kasih sayangnya.

Tak heran, jasa rangkai bunga segar tetap memiliki pelanggan setianya. Apalagi untuk momen-momen khusus seperti perayaan ulang tahun, pernikahan atau Valentine, mereka biasanya kebanjiran order. Bahkan jumlah permintaannya dinilai tidak menurun.

Siklus bisnis yang tergolong stabil tiap tahunnya, serta untung yang melimpah membuat banyak pemain baru tergiur terjun ke bisnis ini. Tak hanya sekadar ikut-ikutan mendulang laba secara musiman, mereka menawarkan desain rangkaianbunga yang cenderung lebih unik dan segar sesuai dengan target market mereka.

Salah satu pemain baru yang berkecimpung dalam bisnis jasa rangkai bunga segar ini adalah Ruth Davina dan Eunike Elisaveta yang membangun jasa rangkai bunga dengan nama Florist Blossom.

Usaha tersebut mulai digeluti sejak awal 2014, yang diawali ketertarikan mereka saat melihat salah satu rekannya yang memiliki toko bunga asik merangkaibunga. Selain itu mereka juga sering diajak ke Pasar Kembang untuk melihat beragam jenis bunga yang dijajakan.

“Pada dasarnya kami suka pada bunga-bunga yang cantik, dan kami melihat ada peluang bisnis yang menarik untuk dikembangkan,” papar Ruth.

Saat mengawali bisnis ini, modal sebesar Rp5 juta harus dikeluarkan untuk membeli banyak bahan baku. Lantara mereka harus menggunakannya untuk membuat katalog bunga yang bisa ditawarkan kepada para calon konsumen.

“Selain itu juga digunakan untuk biaya desain katalog dan kartu, ditambah biaya produksi dan percetakan,” katanya.

Sebagai salah satu kekuatan untuk bertarung dalam persaingan bisnis rangkaibunga, Florist Blossom selalu membebaskan konsumen untuk membuat desain yang mereka inginkan sehingga lebih personal dan sesuai dengan tujuan pemberian bunga.

Saat menerima pesanan, Florist Blossom sebisa mungkin selalu melakukan diskusi dengan konsumen, untuk mengonfirmasi model, jenis dan warna bunga yang diinginkan. Jika pada saat itu bunga yang diinginkan tersedia, maka bisa langsung dirangkai dan diantar ke tujuan.

Ruth menjelaskan, proses perangkaian bunga sebenarnya bisa dilakukan dalam sehari, misalnya untuk bunga yang selalu ada seperti mawar, pesanan yang masuk pada hari tersebut bisa langsung dikerjakan dan membutuhkan waktu sekitar enam jam hingga bunga sampai ke konsumen.

“Tapi kalau ingin desain dan jenis bunga yang unik, lebih baik pesan 2-3 hari sebelumnya,” katanya.

Dalam sebulan Florist Blossom bisa menerima hingga 50 pesanan untuk berbagai produk bunga segar, seperti buket bunga, bunga papa, hingga bunga potong.

Untuk setiap produk bunga segar yang dijual, biasanya dibanderol dengan harga di atas Rp500.000, sehingga rata-rata omzet yang dapat diterima dalam satu bulan mencapai Rp20 juta.

Meski demikian, Florist Blossom juga tetap mengakomodasi pesanan pelanggan yang mengingkan bunga di bawah harga Rp500.000. Biasanya konsumen akan ditawari desain dengan satu jenis dan satu warna bunga.

“Untuk harga sebisa mungkin kami diskusikan, supaya kebutuhan konsumen tetap bisa terlayani sesuai dengan budget yang dimiliki,” katanya.

Selama ini, produk jasa Florist Blossom mayoritas dipasarkan dengan menyasar kalangan korporasi. Meski demikian, penjualan ritel pun masih dilayani dengan pemesanan yang bisa dilakukan melalui akun media sosial Instagram @floristblossom.

Meskipun sudah banyak orang yang menyukai rangkaian bunga, tetapi masih ada yang tidak paham dengan penggunaan bunga lokal dan impor.

Banyak konsumen yang memesan dengan referensi desain rangkaian bunga dari internet dan salah satunya terdiri atas bunga impor, tetapi mereka tidak mau menggunakan bunga yang harganya lebih mahal.

“Padahal sudah jelas dari ukuran, tipis tebal daun, jenis dan warna bunga lokal dan impor berbeda, tetapi mereka masih ngotot untuk mendapatkan desain yang mereka inginkan tanpa bunga impor,” paparnya.

Untuk itu, secara pelan-pelan mreka selalu memberikan pengertian kepada konsuman, atas biaya yang timbul dengan penggunaan bunga lokal atau impor, dan mereka bisa memilih desain bunga lain sesuai bujet.

Ke depannya, Florist Blossom ingin membangun sebuah website sebagai portofolio dan katalog. Selain itu akan mulai masuk ke bidang dekorasi khususnya pertemuan dan kegiatan perusahaan lainnya.

Ruth dan Nike juga percaya masa depan bisnis bunga segar ini masih cukup baik, didukung dengan banyak orang yang mulai menilai dekorasi sebagai hal yang esensial dan tak sekadar pelengkap.

“Kebudayaan saling memberi bunga di Indonesia memang belum sekuat di luar negeri. Tetapi akhir-akhir ini semakin banyak orang yang menghargai keindahan dan estetika, salah satunya pada bunga,” katanya.[]


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper