Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun sudah banyak membangun pabrik pengolahan kayu dan kertas di Indonesia dan beberapa negara, Sukanto Tanoto ternyata masih punya ambisi besar yang ingin diwujudkannya.
Sulung dari tujuh bersaudara ini berharap ada produk asli Indonesia yang bisa dikenal di dunia dan pasar internasional. Menurutnya, Indonesia sudah harus mempunyai produk yang mencerminkan jatidiri dan ciri khas Indonesia, sama halnya seperti Jepang dengan Toyota-nya, Korea Selatan dengan Samsungnya.
“Saya ingin ada produk Indonesia yang dibanggakan di dunia. Kalau orang bicara Jepang pasti ingat Toyota, kalau bicara Korea Selatan ingat Samsung. Nah Indonesia juga harus punya yang seperti itu. Ada-lah produk yang bisa mendunia,” ujarnya optimistis.
Sukanto mengatakan Indonesia sebagai negara besar yang mempunyai sumber daya alam melimpah harus mampu berkiprah di pasar internasional. Menurutnya produk kertas dan olahan kayu yang dihasilkan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper, seperti Paper One, diharapkan bisa menjadi produk kebanggaan Indonesia karena sudah diekspor ke beberapa negara.
Kertas Paper One, katanya, justru dihasilkan dari proses alami fotosintesis yang bahan bakunya dari matahari dan air, kemudian keluar menjadi oksigen yang akhirnya bisa menumbuhkan tanaman kayu.
“Ini semua dari kayu, tapi datangnya dari mana? Dari luar? Kan tidak, tapi mulai dari dalam kami tanam pohon dan kelola sebaiknya sampai bisa digunakan untuk semua jenis produk kehidupan sehari-hari. Jadi kalau bisa Paper One jadi produk kebanggaan Indonesia di luar,” ujarnya.
Jika merujuk pada apa yang dilakukan PT RAPP melalui APRIL (Asia Pacific Resource International Limited) Group sebagai induk perusahaan, apa yang diharapkan Sukanto itu sangat mungkin terwujud.
APRIL Group pada Juni 2015 mengantongi sertifikat bergengsi untuk pengelolaan hutan berkelanjutan dari PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification). APRIL merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang lolos uji.
PEFC merupakan satu skema sertifikasi hutan terbesar di dunia mana kala lebih dari 264 juta hektare hutan dan 15.804 perusahaan telah disertifikasi PEFC.
Dengan sertifikasi tersebut, produk APRIL kini bisa memperluas jangkauan pasar internasional khususnya negara-negara yang ketat memberlakukan sertifikat itu untuk produk olahan hasil kehutanan.
Untuk menepis segala tudingan mengenai penebangan hutan, APRIL juga merilis kebijakan manajemen hutan berkelanjutan dengan komitmen menyetop mengambil serat kayu dari hutan alam dalam 2020.
Melalui kebijakan hutan berkelanjutan (sustainable forest management policy (SFMP) 2.0 ini, APRIL menyatakan, antara lain, sejak 15 Mei 2015 menghentikan penebangan pohon di hutan alam.
Kayu alam yang dipanen sebelum 15 Mei 2015 digunakan dalam pabrik sampai sebelum akhir Desember 2015. Mereka juga berkomitmen konservasi 1:1 pada hutan tanaman, dan tak akan pengembangan baru di lahan gambut atau hutan gambut.
Dengan sejumlah pencapaian tadi maka bukan tidak mungkin jika produk olahan kertas Indonesia bisa menjadi pemimpin di pasar dunia seperti yang diharapkan Sukanto Tanoto. []