1. Passionate tidak cukup untuk barista. Mereka perlu morale
Kendati tidak mengantongi sertifikat dari lembaga kursus manapun, Ardian pernah mendapat pengakuan sebagai barista trainer serta tersertifikasi sebagai District Coffee Master, keduanya dari Starbucks.
Dia juga pernah menjuarai Indonesia Latte Art Championship 2015, suatu kontes latte art di internal Starbucks tingkat nasional.
Ardian juga tercatat sebagai juara II kompetisi Call for Latte Art, sebuah kompetisi Latte Art di media sosial tingkat nasional.
Pengalaman bekerja sebagai barista serta proses belajar dengan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada membuat Ardian pelan-pelan memahami bidang perkopian, baik komersial maupun specialty.
Sejak 2012, Ardian mulai menggali tentang kopi specialty Indonesia dengan membina komunikasi petani, para roaster serta melakukan origin trip ke beberapa perkebunan kopi. Menurutnya, untuk memahami kopi tidak cukup hanya memahami kebaristaan.
Suami Nina Mayana ini sering merasa resah melihat kebanyakan barista dan konsumen kopi di Tanah Air lebih bangga akan kopi asing padahal Indonesia adalah gudangnya kopi dengan kualitas terbaik di dunia.
Didorong keinginan dan dedikasi untuk mengubah hal barista tersebut, timbullah pemikiannya untuk membangun kafe sekaligus tempat kursus untuk mengedukasi para barista dan konsumen.
“Saya selalu katakan, passionate tidak cukup untuk barista. Mereka perlu morale,” kata pria kelahiran Jakarta, 31 Mei 1991 itu.