3. Prospektif, Syaiful Ingin Dirikan Akademi Kebaristaan
Dengan diferensiasi, ditambah tawaran kesempatan magang, membuat peminat Fulcaff Barista Course tidak pernah sepi. Peminatnya berasal dari Jabodetabek dan luar kota seperti Palembang.
Kebanyakan adalah laki-laki usia muda serta yang menjelang masa pensiun. Mayoritas peserta kursusnya beralasan ikut kelas karena ingin menggeluti usaha di bidang kopi.
Tidak ada syarat khusus untuk mengikuti kursus tersebut dan terbuka bagi orang yang masih belum punya pengetahuan tentang kopi sama sekali.
Hampir setiap akhir pekan ada kelas, yang diampu oleh Syaiful langsung maupun oleh tiga barista trainer yang membantunya. Di luar itu, ada juga kelas-kelas private yang digelar pada hari kerja.
Dalam sebulan, peminat kursus manual brewing bisa mencapai 15 orang, sementara kelas manual espresso juga hampir sama. Adapun kelas manual roasting saat ini peminatnya masih terbatas sebab kursus ini biasanya diambil oleh orang yang punya mesin roaster.
Kisaran omzet yang bisa didapatnya saat ini masih di bawah Rp100 juta yang diprediksinya masih akan terus bertumbuh di waktu yang akan datang.
Menurutnya, penyeduhan manual ini masih akan terus berkembang hingga ke daerah-daerah. Dari salah satu peserta kursusnya yang berasal dari Palembang, dia mendengar di daerah tersebut kafe yang menyediakan manual brewing baru ada satu dan saat ini selalu dipadati pengunjung.
“Masyarakat Indonesia suka hal yang baru, jadi prospek manual brewing masih bagus. Dari segi bisnis, jasa kursus dan suplai kopi lebih menjanjikan dibandingkan kafe sehingga ke depan saya sudah berencana membangun akademi barista,” tuturnya.
Kurikulum di akademi juga dirancang lebih padat daripada kursus dengan masa belajar sekitar satu hingga tiga bulan. Syaiful berharap akademi tersebut dapat terealisasi pada tahun depan. Dia sedang mencari lahannya dengan pilihan antara di Jakarta Selatan atau di bilangan Depok.