2. Produksi Sampai 60-70 Ton Sebulan
Hingga saat ini, Hisyam masih mempertahankan dua sistem produksi, baik yang menggunakan mesin sendiri maupun yang kerja sama dengan para perajin.
Agar lebih sistematis, Hisyam memasok tusuk satai produksi para perajin lewat pengepul. Ada lima pengepul yang secara rutin menyuplai tusuk satai dengan jumlah bervariasi, masing-masing mulai dari 200 kg hingga 1 ton per minggu.
Jika ditotal, kapasitas produksi dari para perajin setiap harinya mencapai 1 ton tusuk satai kambing (diameter 3 mm, panjang 21-23 cm), 200 kg tusuk satai ayam (diameter 2,5 mm panjang 21-23 cm), serta 500 kg tusuk cilok (diameter 2,5 mm – 3 mm, panjang 15 cm) per minggu.
Sementara untuk kapasitas produksi menggunakan mesin di dalam bengkelnya, setiap hari mencapai 500 kg tusuk satai kambing, 500 kg tusuk satai ayam serta 500 kg tusuk cilok per minggu.
Dengan jumlah produksi yang terbilang besar, Hisyam mampu memasok permintaan dalam jumlah besar atau grosiran ke berbagai daerah di Indonesia.
Harga yang dibanderol berbeda-beda. Misalnya untuk sistem pembelian curah (dikemas di karung kapasitas 30 kg), tusuk satai kambing dijual Rp11.500/kg, tusuk satai ayam Rp12.500/kg, dan tusuk cilok Rp11.000/kg.
“Rata-rata dalam sebulan penjualan kami sekitar 60 ton-75 ton, dengan margin laba yang dapat diambil sekitar 30% dari omzet,” jelasnya.
Pasar untuk tusuk satai masih terbuka luas terutama untuk skala nasional. Agar dapat memasuki pasar tersebut Hisyam melakukan promosi online antara lain lewat media sosial Facebook serta website jualtusuksate.com.