Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Poshy.posy sangat mengandalkan media sosial. /Bisnis.com
Poshy.posy sangat mengandalkan media sosial. /Bisnis.com

2. Poshy.posy

Cuma iseng-iseng, begitulah alasan MethaTricia pada awalnya ketika mulai terjun ke bisnis pembuatan boneka. Mulanya, Metha hanya berusaha memberikan hadiah yang tidak pasaran untuk temannya yang akan segera diwisuda. Setelah berselancar di dunia maya demi mendapat ide hadiah yang akan diberikan, Metha pun secara tak sengaja menemukan buket dari boneka.

Saat itu, kebetulan tidak banyak pebisnis yang menawarkan jasa pembuatan buket boneka tersebut. Kala itu, yang lumrah diberikan sebagai buah tangan ketika teman atau keluarga diwisuda adalah buket bunga atau boneka wisuda.

“Maunya ngasih hadiah yang beda dari yang lain. Akhirnya saya coba buat buket boneka. Tak disangka, respons dari teman-teman sangat positif. Banyak yang akhirnya meminta saya membuatkan produk serupa. Dari situ, akhirnya saya putuskan untuk membangun Poshy.posy,” kenang perempuan berusia 24 tahun tersebut.

Bisnis boneka tersebut pun resmi dirintis pada Oktober 2014. Metha menjelaskan, produk yang dihasilkan saat ini masih mencakup buket boneka dengan dua jenis boneka, yakni produksi sendiri dan impor. Tentu saja harga yang ditawarkan pun berbeda. Untuk buket boneka dari hasil produksi sendiri, harga yang dibanderol mulai dari Rp100.000.

Ada sekitar 20 tangkai bunga yang digunakan untuk mempercantik buket boneka itu. Adapun, buket yang memakai boneka impor dipatok dengan harga di kisaran Rp180.000— Rp500.000. Semakin mahal harganya, jumlah tangkai bunga yang disematkan pada buket bunga akan semakin banyak. Ukurannya pun dibedakan ke dalam tiga jenis, yakni small, medium, dan large.

Soal ukuran, Metha juga memberikan kesempatan bagi konsumen untuk memesan ukuran yang diinginkan. Menurut Metha, tidak ada alasan khusus mengapa pihaknya menawarkan dua jenis boneka dalam buket yang diproduksi itu. Dia hanya mencoba memberikan pilihan bagi konsumen baik dari segi isi kocek dan selera masing-masing konsumen terhadap kualitas bonekanya.

“Kami memang produksi boneka sendiri, tetapi harganya jauh lebih murah dari boneka impor. Namun, kami melihat pasar sekarang lebih cenderung menyukai boneka yang sudah dikenal karena kualitas bahannya yang sudah terjamin.”

Dari setiap buket boneka yang diproduksi, Metha mengaku bisa mengantongi margin keuntungan sekitar 40% dari ongkos produksi. Besarnya margin tersebut dipengaruhi oleh bahan produksi yang tergolong cukup sederhana, yaitu boneka, bunga artifisial, dan parfum.

Dengan minimnya bahan tersebut, Metha mengaku untung yang bisa didapat sekitar 40% dari harga jual. Dalam sebulan, biasanya pesanan mencapai 100 buket, dengan kisaran harga mulai dari Rp100.000—Rp275.000. Dengan demikian, untung bersih yang bisa diraih per bulannya mencapai Rp4 juta—Rp11 juta.

Kalau pemesanan sedang tinggi-tingginya, untung bersih yang bisa didapat naik 20% dari kondisi normal. “Biasanya pemesanan tertinggi menjelang perayaan Valentine.”

Soal jalur pemasaran, Poshy.posy sangat mengandalkan media sosial, seperti Instagram dan Facebook; dan social messaging, seperti Blackberry Messenger dan Line. Jalur tersebut terbukti sangat ampuh mendorong penjualannya, tak hanya di dalam negeri, tetapi hingga ke luar negeri. Metha mengaku pembeli terjauhnya berasal dari Australia, Belanda, dan Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
1. Boneka Mao
Halaman Selanjutnya
3. Bonekaminiatur
Penulis : Marsya Nabila
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/4/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper