Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Tips Pengelolaan THR

Pakar ekonomi keuangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya, Meliza Silvi SE MSi menyarankan Tunjangan Hari Raya (THR) dikelola untuk kebutuhan sehari-hari.
Tunjangan Hari Raya (THR) dikelola untuk kebutuhan sehari-hari./Bisnis
Tunjangan Hari Raya (THR) dikelola untuk kebutuhan sehari-hari./Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA -  Pakar ekonomi keuangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya, Meliza Silvi SE MSi menyarankan Tunjangan Hari Raya (THR) dikelola untuk kebutuhan sehari-hari.

"Ketika THR diterima, seharusnya bisa disisihkan 50%  untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya baru untuk kebutuhan Lebaran," kata embantu Rektor Bidang Keuangan dan Umum STIE Perbanas itu di Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan, THR merupakan kewajiban untuk orang-orang yang menjadi tanggungan, seperti pembantu, sopir, tukang kebun dan lainnya.

"Namun, pada bulan puasa atau Lebaran ini, kebutuhan pasti akan meningkat jika tidak dibuat daftar. Mulai buat catatan rencana pengeluaran agar meminimalkan pengeluaran yang tak terduga, karena kita sering tergoda dengan barang yang tidak dibutuhkan, tetapi diinginkan," kata dia.

Sebenarnya jika ingin menghitung dengan cermat, maka bisa dilakukan dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan. Namun kelemahan banyak orang saat ini adalah malas mencatat.

"Membuat daftar prioritas dari yang paling penting sampai yang paling tidak penting, kemudian bersiap untuk mencoret daftar yang paling bawah ketika uang kita tidak cukup," ujarnya.

Ketika berbelanja kebutuhan Lebaran, dia menambahkan biasanya masyarakat akan tergoda dengan diskon, padahal harga diskon belum tentu menguntungkan pengeluaran.

Menurut dia, tradisi Lebaran di Indonesia dengan menggunakan barang baru seakan sudah turun temurun sehingga ketika Lebaran dikhawatirkan justru menjadi ajang pamer, bukan ibadah.

"Lebaran harus kembali ke arti yang sebenarnya, bukan sebagai ajang pamer busana baru. Apalagi biasanya yang punya banyak keponakan akan memberikan uang, sehingga mau tak mau harus menyisihkan uang bagi mereka," katanya.

Meliza mengatakan, ada tiga tipe orang dalam mengelola keuangan, yaitu tipe orang yang hidup di masa lalu, ketika mendapat gaji akan membayar utang-utangnya serta tipe masa kini yang jika mendapat gaji akan habis untuk kehidupan sehari-harinya.

Selain itu, ada juga tipe orang yang berorientasi pada masa depan, yakni orang tersebut dapat menyisihkan dana gajiannya antara 30 persen hingga 50 persen.

"Mulai saat ini harus memiliki sistem pengelolaan keuangan dengan rumus pendapatan dikurangi simpanan dana, kemudian menghasilkan pengeluaran yang harus dikendalikan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper