Bisnis.com, JAKARTA – Anda penggemar film seri Game of Thrones, The Sopranos, atau Sex and the City? Mungkin Anda ikut terkaget-kaget mendengar ihwal pengunduran diri CEO HBO, Richard Plepler, baru-baru ini.
Di bawah kepemimpinan Plepler, jaringan televisi premium tersebut telah memenangkan lebih dari 160 Emmy Awards untuk hitsnya seperti Game of Thrones, Big Little Lies, dan Veep. Game of Thrones digilai di mana-mana bahkan acapkali diklaim sebagai acara TV paling populer sepanjang masa.
Plepler dikenal bertangan dingin dalam menciptakan apa yang sering disebut sebagai zaman keemasan televisi. HBO (Home Box Office) melejit ke puncak kejayaan televisi kabel dengan tayangan-tayangan yang disambut hangat kritikus seperti The Sopranos, Sex and the City, Girls, dan Curb Your Enthusiasm.
HBO telah membentuk budaya dengan karakter-karakter tak terlupakan dan pertunjukan-pertunjukan inovatif. Penonton di seluruh dunia pun 'terpaksa' betah nongkrong di depan televisi mereka dan terlarut dalam topik-topik seperti politik atau seks.
Namun setelah hampir tiga dekade berjibaku bersama HBO, Plepler tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Chairman sekaligus CEO pada 28 Februari 2019.
Keputusannya ini diambil sekitar delapan bulan setelah perusahaan telekomunikasi multinasional AT&T mengakuisisi Time Warner, rumah perusahaan jaringan itu, dalam kesepakatan senilai US$85,4 miliar.
Dengar-dengar, pria yang diakui sebagai salah satu eksekutif paling berpengaruh di industri entertainment itu merasa kurang memiliki otonomi setelah aksi merger tersebut, seperti dilansir New York Times.
Plepler pertama kali bergabung dengan HBO sebagai staf bagian hubungan masyarakat pada 1992, beberapa tahun setelah menjadi asisten Christopher J. Dodd, yang saat itu berlaku sebagai senator Amerika Serikat dari wilayah Connecticut.
Meski besar di Connecticut, Plepler muda mencintai bidang politik dan bermimpi mengembangkan kariernya di Washington. Ini bukan pilihan yang lazim, apalagi bagi sang Ayah yang mengharapkan agar anaknya menjadi seorang pengacara seperti dirinya.
“Saya ingat memutuskan tidak ingin memilih sekolah hukum. Saya berkata, "Saya ingin pergi ke Washington, dan saya ingin bekerja untuk Senator [Christopher] Dodd.” Ayah saya lalu berkata, "Jika itu yang ingin kamu lakukan, lakukanlah”,” kenang Plepler dalam suatu kesempatan, dikutip Worth.
Sempat menimba pengalaman di sebuah konsultan media politik hingga mendirikan perusahaan humas sendiri, jalan hidup Plepler berubah ketika bertemu CEO HBO pada masa itu, Michael Fuchs.
“Dia melihat sesuatu dari diri saya dan berkata, “Kamu tidak akan puas dalam batasan-batasan perusahaan kecil sendiri. Kamu harus benar-benar datang ke tempat yang menarik ini",” kisah Plepler.
Tak lama setelah menjajaki departemen komunikasi di HBO, Plepler menjadi wajah bagi operasi HBO di New York dan memainkan peran kunci dalam keputusan mengenai program.
Kariernya kian menanjak dengan menjadi co-president pada tahun 2007, setelah kepala eksekutif HBO pada saat itu, Chris Albrecht, mengundurkan diri karena kasus pribadi. Plepler semakin unjuk gigi dan ditunjuk menjadi CEO perusahaan pada tahun 2013.
Selama menjabat sebagai CEO, keuntungan yang dibukukan HBO dilaporkan meningkat melampaui lebih dari US$2 miliar pada 2017. Plepler memperkenalkan aplikasi HBO Now pada 2015, yang telah memiliki lebih dari lima juta pelanggan.
Perusahaan tersebut, yang mencatatkan pendapatan senilai hampir US$1,5 miliar pada kuartal kedua 2016 saja, memenangkan Emmy pertamanya pada tahun 1988 untuk lakon spesial “Jackie Mason on Broadway”.
Tak mudah pasti melepas sesuatu yang telah menjadi bagian diri selama puluhan tahun. Plepler menuliskan memo dengan kalimat-kalimat menyentuh kepada seluruh karyawan HBO, beberapa jam sebelum menggelar premiere film dokumenter terbaru yang akan ditayangkan HBO, The Inventor.
Film ini berkisah tentang pendiri Theranos, Elizabeth Holmes, dan masa-masa kejayaannya yang telah usai. Sutradara film itu, Alex Gibney, ikut tercengang sampai-sampai mengunggah ketidaksetujuannya mendengar pengunduran diri Plepler.
“Ini mencemaskan. Richard adalah eksekutif yang hebat, impresario dan seorang kreatif yang kuat. Ia memiliki naluri hebat untuk cerita-cerita,” tulis Gibney tentang pria kelahiran sekitar 6o tahun lalu itu.
Dalam memonya, Plepler mengutarakan pesan yang disampaikan ayahandanya dalam menghadapi keputusan sulit.
“Ayah saya selalu memberikan saran terbaik. Setiap kali harus mengambil keputusan sulit, ia menasihati bahwa karena tidak ada yang bisa memiliki visibilitas sempurna tentang masa depan, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memercayai insting,” tulis Plepler.
Ia mengungkapkan batu ujian yang dihadapinya sepanjang hidup hingga akhirnya memikirkan tentang apa yang menjadi titik balik dalam kehidupan perusahaan.
“Sulit memikirkan untuk meninggalkan perusahaan yang saya cintai, dan orang-orang yang saya cintai di dalamnya, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk melakukannya,” lanjutnya, seperti dikutip CNBC.
Dalam beberapa pekan terakhir, ia menuliskan telah banyak memikirkan perjalanan luar biasa yang dialami HBO selama hampir 28 tahun. Plepler juga memberi kredit kepada semua bagian dari perusahaan yang telah menjadikannya sebagai fenomena budaya dan bisnis.
“Kita telah menciptakan perusahaan yang hebat dan unik dan saya tahu kalian semua akan melindungi warisannya dan melakukan segalanya untuk meningkatkan masa depannya di tahun-tahun mendatang,” tandas Plepler.
Suami dari Lisa Ruchlamer ini memang dikenal sosok yang dekat dengan para karyawan maupun rekan kerjanya. Setiap menghadiri premiere film atau acara penghargaan, ia dapat terlihat bercengkerama dengan penulis, aktor, produser, belum lagi editor atau kolumnis yang bekerja sama dengan HBO.
“Richard tidak akan mencuri sandwich Anda jika Anda meninggalkannya di atas meja. Itu adalah sifat yang penting. Anda harus memastikan semua orang tahu bahwa Anda dapat dipercaya,” tutur mantan CEO Time Warner, Jeff Bewkes, kepada Fast Company, pada 2015.
Kedekatan yang dijalinnya mengundang apresiasi dari banyak pelaku industri tersebut. Tak jarang namanya diikutsertakan menjadi karakter dalam suatu naskah cerita.
Contoh saja, dalam sebuah episode "The Sopranos”, karakter Tony Soprano yang diperankan aktor James Gandolfini dikisahkan harus mendapat perawatan dari seorang dokter bernama Dr. Lior Plepler.
Plepler, yang tinggal di New York bersama istrinya dan anak perempuan mereka, berpandangan kritis untuk mengubah HBO menjadi salah satu produsen dan distributor konten asli paling berharga di dunia.
Plepler pulalah yang membantu mengangkat HBO menjadi pesaing serius dalam layanan streaming hiburan melalui HBO Now, aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melihat konten tanpa berlangganan kabel.
“Richard adalah salah satu eksekutif paling sukses di industri kami dan saya beruntung mendapat dukungannya selama beberapa bulan terakhir. Visi, energi, dan semangatnya membantu mengangkat merek HBO menjadi seperti sekarang ini,” ungkap pimpinan Warner Media, John Stankey.
Program-program dari HBO telah mencapai sekitar 131 juta pelanggan di lebih dari 60 negara. Namun perusahaan menghadapi ujian lebih keras dengan datangnya gempuran Netflix dan Amazon yang bersedia mengeluarkan kocek besar untuk menghasilkan program-program asli.
“Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Yang saya anggap sangat serius,” ucap Plepler menjawab tantangan itu jauh sebelum ia merencanakan pengunduran dirinya.
Namun tekadnya untuk mundur sudah tak tergoyahkan kini. Siapa pun pengganti Plepler nanti, sudah pasti orang itu harus lebih kreatif untuk mempertahankan, jika tidak mendorong naik, pamor HBO.