Bisnis.com, JAKARTA – Besarnya animo masyarakat terhadap olahraga juga memicu menjamurnya bisnis yang berkaitan dengan bidang olahraga. Jika melihat data dari jaringan bisnis ritel peralatan olahraga terbesar di Tanah Air, MAP Aktif Adiperkasa mampu menangguk pendapatan bersih hingga Rp1,5 triliun pada kuartal I/2019, dengan perolehan laba Rp197 miliar.
Saat ini, olahraga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hampir setiap saat, ajang olahraga berskala nasional bahkan internasional diselenggarakan secara rutin di berbagai daerah. Mulai dari maraton, jalan santai, bersepeda, hingga futsal. Seluruh agenda olahraga itu selalu sukses menarik partisipasi masyarakat.
Kesuksesan itu tidak lepas dari pesatnya pertumbuhan berbagai komunitas olahraga, yang secara tidak langsung membentuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya membudayakan olahraga sebagai bagian dari keseharian.
Sebut saja komunitas Indo Runners yang berkembang pesat sejalan dengan meledaknya ajang maraton, berhasil meraup lebih dari 53.000 pengikut via akun sosial media.
Besarnya animo masyarakat terhadap olahraga juga memicu menjamurnya bisnis yang berkaitan dengan bidang olahraga. Jika melihat data dari jaringan bisnis ritel peralatan olahraga terbesar di Tanah Air, MAP Aktif Adiperkasa mampu menangguk pendapatan bersih hingga Rp1,5 triliun pada kuartal I/2019, dengan perolehan laba Rp197 miliar.
Artinya, perkembangan gaya hidup olahraga turut menjadi lahan subur bagi pertumbuhan berbagai bisnis yang terkait dengan kegiatan kebugaran tersebut.
Baca Juga
Sejumlah e-commerce pun turut mendapatkan berkah untung dari hal itu. Tokopedia, Shopee, dan Bhinneka menyebutkan bahwa tren penjualan peralatan olahraga terus meningkat dan bertumbuh setiap tahunnya.
Tak hanya bisnis peralatan olahraga, efek dari meningkatnya kesadaran berolahraga juga membuka kesempatan bagi para pebisnis di bidang olahraga lainnya.
Beberapa tahun terakhir banyak bermunculan sanggar senam, sanggar yoga, dan pusat kebugaran, yang menjamur hingga ke pelosok.
Peluang lainnya juga muncul dengan lahirnya bisnis fesyen olahraga muslim, dan mulai bermunculan para pelatih profesional serta influencer olahraga yang semuanya membentuk ekosistem industri yang semakin berstamina ini.
Tak sedikit mantan atlet, seperti Hariyanto Arbi, Susi Susanti, Ade Rai dan sejumlah atlet berprestasi lainnya memilih untuk menekuni bisnis olahraga sebagai pelabuhannya setelah tidak lagi berlaga di lapangan.
Tentu, kehadiran para profesional dalam bisnis tersebut, bukan hanya tergerak semata-mata untuk mencari profit. Namun, lebih dari itu, bisnis ini juga menjadi wadah bagi mereka untuk terus mengampanyekan gaya hidup sehat.
Bagi binaragawan Ade Rai, terjun ke bisnis pusat kebugaran menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat yang benar. Meski demikian, Rai Fitness yang dikelolanya tetap mampu meraup omzet hingga Rp300 juta per bulan.
Selama ini, bisnis olahraga lebih banyak dipotret dari sudut narasi besar, seperti perputaran uang di liga sepak bola dunia yang mencapai puluhan triliun rupiah setiap musimnya, atau kisah sukses Erick Thohir sebagai pengusaha yang bersinar dalam investasi klub sepak bola Inter Milan.
Tak dapat dipungkiri bahwa booming olahraga di tengah masyarakat, turut menciptakan lahan subur bagi para pebisnis untuk mendulang pundi-pundi rupiah. (Fajar Sidik)