Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perempuan di Industri Startup

Industri startup yang notabene cukup baru hadir di ekosistem ekonomi dan bisnis masyarakat dikenal memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan konvensional, utamanya karena diisi oleh generasi-generasi muda yang dinilai memiliki pikiran lebih terbuka.
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com

Bisnis.com, JAKARTA - Era teknologi dan digital yang terus berkembang telah membuka peluang lebih besar bagi para perempuan Indonesia untuk mengambil peran-peran strategis di dunia karier, termasuk sektor perusahaan rintisan (startup) yang lebih kental dengan teknologi digital.

Industri startup yang notabene cukup baru hadir di ekosistem ekonomi dan bisnis masyarakat dikenal memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan konvensional, utamanya karena diisi oleh generasi-generasi muda yang dinilai memiliki pikiran lebih terbuka. Hal ini juga termasuk dalam urusan kesetaraan gender.

CEO Reblood Leonika Sari mengatakan bahwa dirinya melihat semakin banyak perempuan terjun di industri startup teknologi, yang kesannya didominasi oleh laki-laki. Hal ini, menurutnya, merupakan sinyal baik dalam hal keberagaman komposisi yang berimplikasi terhadap ragam ide dan inovasi yang dihasilkan.

“Ini [keterlibatan perempuan yang meningkat] tentunya bisa menambah kekuatan startup tersebut karena keberagaman yang minim dominasi akan dapat melahirkan inovasi yang lebih baik,” katanya.

Perihal senada juga diungkapkan oleh President Director Binar Academy Alamanda Shantika yang menilai bahwa secara umum memang terlihat adanya peningkatan jumlah perempuan di bidang startup dalam negeri.

Dia mengungkapkan hal ini mungkin terjadi karena penggerak utama perusahaan rintisan merupakan generasi milenial yang memiliki pemikiran berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih mementingkan kemampuan dan keterampilan dibandingkan sekadar perbedaan gender.

“Di masa dulu juga perempuan itu belum banyak yang berkarier seperti sekarang. Apalagi di tambah kemunculan banyaknya startup yang terbuka. Sekarang ini banyak juga kan startup yang founder-nya perempuan,” katanya.

Sementara dalam hal kapabilitas atau kualitas, Alamanda menilai bahwa perempuan di industri ini juga memiliki kemampuan yang mumpuni. Bahwa sekali lagi, pada dasarnya startup yang berisi anak-anak milenial lebih memerhatikan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing orang.

Kendati demikian, Leonika mengatakan kuantitas dan kualitas para perempuan di startup masih perlu di tingkatkan. Menurutnya, peningkatan jumlah kuantitas akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan pengembangan kualitasnya.

“Saya harap institusi jangan terlalu memaksakan dari kuota saja, tetapi kualitas seperti kompetensi dan pengalaman harus tetap menjadi pertimbangan juga,” katanya.

Leonika dan Alamanda sepakat bahwa tantangan utama perempuan seringkali berasal dari internal atau dari dalam diri. Tak sedikit dari mereka yang merasa minder dan tidak percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri, terlebih berada di tengah industri teknologi yang tidak cukup dekat dengan perempuan.

Leonika mengatakan hal ini bisa diatasi dengan membangun kepercayaan diri sendiri, dimulai dari berani mengungkapkan pendapat, berani mengambil inisiatif, dan tanggung jawab. Alamanda menambahkan semua orang perlu untuk mengenali diri sendiri, tentang apa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Hal ini merupakan dasar untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Selain itu, dia juga mengatakan supaya perempuan tidak mengkotak-kotakkan diri dan pikirannya, bahwa sebenarnya tidak ada tembok yang membatasi antara perempuan dan laki-laki, bahwa keduanya memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama di industri startup atau industri apa pun.

Adapun, Leonika berharap ke depannya akan lebih banyak perempuan yang berkarya di bidang startup, mulai dengan meningkatkan kepercayaan diri disertai dengan membangun kemampuan diri sesuai potensi masing-masing.

“Tidak melulu harus memiliki kemampuan teknologi informasi, tapi kemampuan lain yang dibutuhkan misalnya marketing, kreatif, inovatif. Sudah saatnya perempuan di Indonesia bisa menembus batas dan menciptakan dampak positif melalui startup,” kata Leonika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Syaiful Millah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper