Bisnis.com, JAKARTA - Pada Senin (19/5/2020), miliarder asal China, Jack Ma mengumumkan bahwa efektif per 25 Juni, dia akan mengundurkan diri dari dewan direksi SoftBank setelah 13 tahun.
Dilansir melalui Business Insider, kabar ini datang pada hari yang sama perusahaan investasi asal Jepang milik Masayoshi Son itu mengumumkan bahwa mereka rugi US$13 miliar akibat investasi bermasalah, termasuk di WeWork dan Uber.
Lahir di Hangzhou pada 10 September 1964, Ma Yun, nama aslinya, tumbuh di tengah kondisi miskin di China.
Setelah lulus SMA, dia ikut ujian masuk perguruan tinggi namun gagal dua kali sebelum akhirnya lolos untuk belajar di Hangzhou Teachers Institute.
Dia lulus pada tahun 1988 dan mulai melamar pekerjaan sebanyak mungkin namun terus ditolak sebelum dipekerjakan sebagai guru bahasa Inggris dengan upah US$12 per bulan.
Awalnya, Ma tidak punya pengalaman dengan komputer atau pengkodean, tetapi dia terpikat oleh internet ketika dia menggunakannya untuk pertama kali saat berkunjung ke AS pada tahun 1995.
Pencarian online pertama Ma adalah "bir," tetapi dia terkejut setelah menemukan bahwa tidak ada bir China yang muncul dalam hasil pencarian.
Saat itulah dia memutuskan mendirikan perusahaan internet untuk China.
Meskipun dua usaha pertamanya gagal, empat tahun kemudian dia mengumpulkan 17 temannya di apartemennya dan meyakinkan mereka untuk berinvestasi dalam visinya untuk pasar online yang dia sebut "Alibaba."
Pada Oktober 1999, Alibaba berhasil mengumpulkan dana US$5 juta dari Goldman Sachs dan US$20 juta dari SoftBank. Pada tahun 2005, Yahoo menginvestasikan US$1 miliar di Alibaba dengan imbalan sekitar 40% saham di perusahaan.
Alibaba go public pada 19 September 2014. “Hari ini yang kita dapat bukan uang. Apa yang kami dapatkan adalah kepercayaan dari orang-orang," kata Ma kepada CNBC saat itu.
IPO perusahaan senilai US$150 miliar tersebut adalah penawaran terbesar untuk perusahaan yang terdaftar di AS dalam sejarah Bursa Efek New York.
Aksi korporasi ini juga menjadikan Ma orang terkaya di China, dengan perkiraan nilai kekayaan senilai US$25 miliar saat itu. Kekayaan bersihnya kini telah tumbuh hingga US$43 miliar, menurut Forbes.
Hari terbesar dalam kalender Alibaba adalah "Singles Day", sebuah perayaan untuk menandingi Hari Valentine. Pada 2016, situs ini mencatat rekor penjualan hampir US$20 miliar dalam 24 jam.
Kekayaan Ma berasal dari 7,8 persen sahamnya di Alibaba dan hampir 50 persen saham dari perusahaan layanan pemrosesan pembayaran, Alipay.
Keberhasilan Alibaba mungkin membuat Ma menjadi orang yang sangat kaya, tetapi dia jarang melakukan pembelian yang mencolok, dan masih memiliki beberapa hobi yang cukup sederhana.
Dia suka membaca dan menulis fiksi, kung fu, bermain poker, bermeditasi, dan berlatih tai chi.
Ma mengundurkan diri sebagai Chairman Alibaba pada 10 September 2019, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-55.
Perusahaan itu memberinya pesta perpisahan di stadion berkapasitas 80.000 tempat duduk di Hangzhou, dan Ma tampil dengan eksekutif Alibaba lainnya.
Ma memilih Daniel Zhang, yang telah menjadi CEO Alibaba sejak 2015, untuk menggantikannya sebagai chairman. Menurut CNN Business, Ma sekarang aktif melakukan filantropi.
Ketika wabah Covid-19 merebak, Ma mendistribusikan ratusan ribu alat uji virus corona dan masker N95 ke beberapa negara di dunia.