Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi yany telah berlangsung selama lebih dari 6 bulan ini berdampak pada PDB Indonesia yang -5,32 persen pada kuartal II/2020. Seluruh aspek terdampak, termasuk UKM yang dulunya selalu hadir sebagai penopang perekonomian.
Salah satu upaya UKM tetap bertahan yakni berjualan online, yang memang menjadi alternatif utama saat ini.
Menurut catatan Indonesia E-Commerce Association (idEA), dalam periode Mei hingga Agustus 2020, dari 7 platform yang bergabung pada Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dicatat ada penambahan sekitar 1,9 juta pelaku UKM yang mulai mulai membuka toko secara online di beberapa platform e-commerce.
Sayangnya, memiliki toko secara online di beberapa platform tidak menjamin kesuksesan bisnis UKM. Dibutuhkan strategi dan edukasi bagi UKM untuk memastikan keberlanjutan bisnis yang dimiliki di platform online. Hal ini yang juga ditegaskan oleh idEA bahwa, platform - platform e-commerce di Indonesia bersama idEA juga menyadari penuh kondisi ini dan berusaha melakukan pendampingan edukasi terkait digital marketing dan promosi yang diberikan platform terkait untuk mendukung penjualan merchant tersebut.
Baca Juga : Duh, Blanja.com Resmi Ditutup |
---|
Oleh sebab itu perlu adanya edukasi yang berkelanjutan untuk menciptakan seller yang terpercaya dan berkualitas.
Mekari sebagai perusahaan Software as a Service, melalui produknya Jurnal sebagai aplikasi akuntansi dan keuangan berbasis cloud, belum lama ini juga melakukan survei secara daring. Hasil survei itu mengungkapkan sebanyak 90,8 persen responden bergerak di bisnis ritel dan memiliki toko di platform marketplace dimana 51,3 persen diantaranya memiliki lebih dari satu toko online di marketplace yang berbeda.
Standie Nagadi, VP Marketing & Brand Mekari menjelaskan, di saat semua UKM Indonesia didorong untuk memaksimalkan digitalisasi di tengah kondisi ini, dibutuhkan strategi yang tepat bagi UKM agar bisa bersaing baik dari kualitas service maupun promosi marketing.
"Pemahaman atas setiap platform yang berbeda dan pencatatan keuangan bisnis yang akurat dan realtime menjadi kunci UKM untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya," ungkap Standie dari siaran pers, Kamis (17/9/2020).
Dalam survei yang dilakukan Jurnal, ditemukan terdapat dua hal utama yang menjadi tantangan responden yang memiliki toko di platform marketplace. Sebanyak 42,1 persen menemukan kesulitan dalam pencatatan penjualan dan pengelolaan pembukuan. Sementara 26,3 persen menemukan masalah dalam pengelolaan persediaan.
Jurnal sebagai aplikasi keuangan dan akuntansi berbasis cloud bisa menjadi solusi tepat bagi pemilik UKM dalam mengelola bisnisnya secara online. Standie meyakini digitalisasi UKM tidak bisa berhenti pada eksistensi mereka di platform marketplace saja. Standie menjelaskan, dibutuhkan supporting tools dan kemampuan menganalisa data yang tepat untuk memastikan mereka mengetahui langkah - langkah yang akan diambil dalam menjalankan bisnisnya di berbagai marketplace.
"Salah satunya dengan menggunakan aplikasi akuntansi dan keuangan berbasis cloud yang mendukung pengelolaan keuangan bisnis,” tambah Standie.
Berikut sejumlah automasi yang dikedepankan oleh Jurnal memungkinkan UKM untuk melakukan beberapa strategi efisiensi pencatatan keuangan dan pengaturan cashflow bisnis UKM, antara lain;
1. Mendapatkan Insight Keuangan Dari Setiap marketplace
Aplikasi akuntansi dan keuangan seperti Jurnal membuat pemilik UKM bisa mencatat dan mengakses laporan keuangan secara lengkap juga detail, kapanpun dan dimanapun. Pemilik UKM bisa mengakses laporan keuangan dan melihat ringkasan transaksi penjualan dari multi marketplace, pos - pos pembiayaan, status laba dan rugi, hingga arus kas dalam satu dashboard.
2. Mencantumkan Tag di Setiap Transaksi
Untuk memudahkan, mengelompokkan, dan menyortir transaksi per marketplace, Jurnal memiliki fitur tag yang bisa membantu pemilik UKM mengidentifikasikan transaksi yang masuk dari marketplace A ataupun marketplace B.
3. Mengelola Stok Barang dan Melacak Penjualan Terbanyak
Dengan automasi, pemilik UKM bisa melakukan update stok barang dengan lebih mudah dan pencatatannya lebih akurat. Pemilik UKM juga bisa mengetahui penjualan produk apa yang paling laku sehingga bisa mengatur strategi penjualan secara tepat kedepannya. Tidak hanya itu, Jurnal juga bisa memberikan notifikasi kepada pemilik UKM jika produk stok produk tertentu sudah menipis.
4. Meminimalisir Risiko Kesalahan Pencatatan Secara Manual
Pemilik UKM dapat menghemat waktu juga meminimalisir risiko kesalahan pencatatan jika pembukuan dilakukan secara automasi, sehingga proses kerja lebih efisien dan fokus pada fungsi - fungsi strategis untuk mengembangkan bisnis.
5. Mengatur Strategi Promosi yang Tepat di Tiap Platform
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap platform marketplace memiliki audience yang mungkin berbeda karenanya pemilik UKM harus aware dengan situasi tersebut. Dengan pencatatan yang detail dan real time insight laporan keuangannya, memudahkan pemilik UKM menganalisis data penjualan dari tiap platform marketplace untuk menentukan strategi promosi yang tepat, misal di marketplace A pendekatan yang cocok adalah product bundling, sementara marketplace B lebih baik promo gratis ongkir, dan lainnya.
Demi memastikan keberlanjutan bisnis UKM di era digital ini, dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak yang berkomitmen menghadirkan solusi bagi UKM.
Standie menjelaskan momen ini menjadi penting untuk memastikan UKM Indonesia melakukan transformasi digital secara penuh guna memaksimalkan operasional bisnis.
"Sehingga pemilik usaha bisa mengambil keputusan bisnis yang strategis dan penuh kehati - hatian untuk mengupayakan manajemen keuangan usaha tetap sehat di masa krisis ini,” ujar Standie.
Hingga saat ini, Jurnal telah dipercaya oleh lebih dari 17.000 bisnis di seluruh Indonesia dan dapat diakses menggunakan metode berlangganan dengan harga yang terjangkau.