Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara Waralaba Burger King dan McDonalds Bertahan di Tengah Pandemi

Industri ini kehilangan 2,3 juta dari 12 juta pekerjaan, dan diperkirakan 100.000 restoran di seluruh AS akan tutup tahun ini, seperti dilansir melalui The Wall Street Journal).
Papan tanda menyala pada malam hari di restoran McDonald's Corp. di Los Angeles, California, AS/Bloomberg-Kyle Grillot
Papan tanda menyala pada malam hari di restoran McDonald's Corp. di Los Angeles, California, AS/Bloomberg-Kyle Grillot

Bisnis.com, JAKARTA -- Covid-19 telah menghantam semua bisnis dengan keras, tetapi hanya sedikit yang terpukul separah industri restoran.

Industri ini kehilangan 2,3 juta dari 12 juta pekerjaan, dan diperkirakan 100.000 restoran di seluruh AS akan tutup tahun ini, seperti dilansir melalui The Wall Street Journal).

Meski beberapa jaringan restoran menderita, menurut Forbes, brand besar seperti McDonald's, Domino's, dan Taco Bell justru melakukan perekrutan besar-besaran.

Di sisi lain, beberapa pelanggan telah mengubah kebiasaan makan mereka, mungkin untuk jangka panjang, dengan berpaling dari restoran lokal favorit mereka dan lebih sering mengunjungi jaringan restoran besar.

Rantai makanan cepat saji memiliki keunggulan aplikasi seluler dan sistem drive-thrus yang efisien yang membuat pembelian makanan menjadi nyaman dan aman.

Ketika fasilitas dine in seperti McDonald's dan Pizza Hut telah ditutup, mereka beralih meningkatkan layanan drive-thru dan delivery.

Burger King, Starbucks, dan Taco Bell adalah di antara rantai makanan cepat saji yang mengadaptasi desain restoran mereka agar lebih aman di masa Covid-19, dengan sistem drive-in atau makan dari dalam mobil, menambah jalur drive-thru menjadi dua baris, dan berbagai sistem antarmuka pelanggan baru diaktifkan melalui ponsel.

"Permintaan drive-thru berada pada titik tertinggi sepanjang masa," kata Mike Grams, Chief Operating Officer Taco Bell, menurut Global Construction Review, Rabu (4/11).

Perubahan sistem dilakukan karena kunjungan restoran melalui drive-thru melonjak 26% pada bulan April, Mei dan Juni karena pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus corona mulai berlaku, menurut perusahaan riset pasar, NPD Group.

Di AS, Burger King telah meluncurkan dua jenis restoran baru yang lebih kecil dan memberikan layanan 100% tanpa sentuhan.

Perusahaan tersebut mengatakan para desainernya berlomba untuk memikirkan kembali strategi perdagangan ketika pandemi melanda dan mendorong batas-batas operasional restoran.

Starbucks juga telah mendesain ulang kedai kopinya, dengan lebih banyak toko pickup yang beroperasi di kota-kota seperti New York City, Chicago, Seattle dan San Francisco, dan lebih banyak pilihan pickup tepi jalan, drive-thru dan walk up windows di daerah pinggiran kota.

Di Indonesia, kita juga melihat pola serupa dalam memanfaatkan layanan berbasis platform online, sementara sebagian besar orang masih memilih menyantap makanan restoran dari rumah.

Penurunan laba terjadi pada dua jaringan fast food terbesar yang dikelola oleh PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) pemilik waralaba KFC dan PT Rekso Nasional Food yang menjadi pemegang hak waralaba McDonald's.

Di kuartal kedua tahun ini, FAST dikabarkan terpaksa menahan ekspansinya di tengah pandemi Covid-19.

Dikutip dari pemberitaan Bisnis sebelumnya, Fast Food Indonesia juga mengumumkan telah menutup 97 gerai KFC di beberapa wilayah di Indonesia karena pusat perbelanjaan tidak beroperasi sebagai dampak berkelanjutan dari penyebaran Covid-19.

Di sisi lain, selama pandemi atau setidaknya sampai dengan September lalu, transaksi melalui GoFood meningkat hingga 20 persen tersebar tidak hanya pada restoran fast food saja, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan pada UMKM sektor kuliner.

Namun para pelaku usaha fast food mengatakan bahwa pemesanan melalui drive thru, take away dan delivery belum cukup untuk mengkompensasi penurunan penjualan dari berkurangnya jumlah pengunjung dine in.

Center for Indonesian Policy Studies mencatat bahwa layanan pesan antar makanan daring di Indonesia diperkirakan tumbuh 11,5% setiap tahun dari 2020 hingga 2024. Penjualan makanan memiliki kontribusi 27,85 persen dari total penjualan e-commerce pada 2018, menjadikannya kategori dominan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper