Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam situs warisan budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Meskipun jumlah wisatawan ke situs warisan dunia terus meningkat, tetapi masyarakat lokal yang tinggal dan berada di sekitarnya jarang menerima manfaat ekonomi sosial dari besarnya jumlah pengunjung.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, UNESCO Jakarta dan CitiFoundation melibatkan 400 wirausahawan muda di enam situs populer di seluruh Indonesia mengembangkan program CreativeYouthat Indonesian HeritageSites, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya tersebut yaitu Danau Toba, Borobudur, Prambanan, Klaten, Yogyakarta, Kotuatua Jakarta serta Denpasar dan Tabanan di Bali.
Cemplon Sebastian, salah satu wirausaha yang berhasil mengembangkan merek minuman jamu yang diberi nama Wedang Rempah Borobudur. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pemandu wisata di Borobudur ini mengaku senang ikut mengembangkan bisnis tersebut karena selain menambah penghasilan juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
“Saya senang dengan bisnis baru ini saya juga dapat membantu masyarakat desa Karangrejo, tempat saya tinggal. Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada UNESCO Jakarta dan CitiFoundation,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Bisnis, Jumat (27/11/2020).
Selain itu, ada pula Anastasya Charles Angel Simanjuntak, pemilik ACAS Mode dari Sipoholon, Tapanuli Utara yang ikut serta dalam program tersebut. Menurutnya, program ini tak hanya membantunya meningkatkan pendapatan usahanya di sektor fashion, tapi juga memberinya pengetahuan lebih tentang sejarah dan filosofi kain Ulos.
Baca Juga
“Saya senang bisa berperan dalam pelestarian tradisi dan budaya melalui item-item fashion saya,” ujar wanita yang menjadi salah satu penerima manfaat ini.
Program yang lebih dikenal dengan Kita Muda Kreatif sendiri dirancang untuk mendukung peningkatan kapasitas bisnis para wirausahawan muda dalam berbagai aspek, mulai dari kewirausahaan, literasi keuangan, hingga dukungan jenama.
“Kami mendorong generasi muda untuk berkolaborasi satu sama lain, dan kami berharap mereka makin mengenal budaya mereka dan menjadikannya sebagai inspirasi,” ungkap Shahbaz Khan, DirectorandRepresentativeof UNESCO Office, Jakarta.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap dalam fase berikutnya, akan lebih banyak lagi karya kreatif yang muncul sebagai hasil interaksi dengan lingkungan cagar budaya nasional.
Puni A. Anjungsari, Country CorporateAffairsHead, Citi Indonesia mengatakan pendekatan yang dilakukan dengan menggabungkan antara dunia kewirausahaan dengan warisan budaya terbukti efektif membangkitkan semangat generasi muda dalam berkreasi dan berinovasi bahkan di masa pandemi seperti saat ini.
“Program ini mengedepankan kebutuhan dan potensi dari masing-masing wilayah dan selaras dengan prioritas pemerintah dalam memberdayakan perekonomian lokal pariwisata,” ujarnya.
Pada 2021, proyek ini akan terus dilanjutkan dengan mendorong pemberdayaan wirausaha muda serta akan memperluas kegiatannya hingga ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, demi mendukung lebih dari 50 penenun muda meningkatkan taraf hidup dan pendapatan mereka sambil terus melestarikan tenun tradisional mereka.