Bisnis.com, JAKARTA - Brand Rolex sangat populer di seluruh dunia sebagai produk jam tangan yang mewah, premium, ikonik, dan berkualitas tinggi, sehingga menjadi simbol status sosial.
Pada tahun 2020, kekayaan bersih Rolex mencapai sekitar US$7,9 miliar menurut Statista, menjadikannya merek jam tangan paling berharga di dunia.
Dilansir melalui Robb Report, Rolex didirikan oleh Hans Wilsdorf dan kakak iparnya Alfred Davis.
Pada tahun 1905, mereka mendirikan Wilsdorf & Davis Company di London yang mengimpor Swiss movement, memasangnya dalam case dari Inggris dan menjualnya ke toko perhiasan yang dapat mencantumkan nama pembeli pada pelat jam.
Merasakan potensi merek mereka sendiri untuk berhasil di pasar jam tangan yang sedang berkembang, Wilsdorf mencetuskan nama merek Rolex pada tahun 1908.
Baca Juga
Wilsdorf memasuki dunia arloji saat berusia 19 tahun, dengan memulai karirnya di Cuno Korten, sebuah perusahaan pembuat arloji.
Tugasnya adalah merakit arloji saku dan memastikan bahwa setiap jam mempertahankan waktu yang akurat. Di sini dia belajar secara detail tentang jam tangan dan produksinya.
11 tahun setelah menjalankan bisnis, Rolex menutup kantor mereka di London karena pemerintah Inggris memberlakukan pajak yang besar yang dikenakan kepada seluruh pemilik bisnis di tengah Perang Dunia I.
Mereka kemudian memindahkan kantor pusat internasional Rolex ke Jenewa, Swiss dan masih berkantor pusat disana hingga sekarang, dengan perubahan nama Montres Rolex S.A. pada tahun 1920 dan akhirnya perusahaan ini dinamai sebagai Rolex S.A.
Keberhasilan mereka seluruhnya berkat inovasi dan keberanian untuk menjadi yang pertama dalam segala hal.
Rolex menghadirkan banyak fitur baru pada jam tangannya; mereka adalah yang pertama memperkenalkan ketahanan air, kronometer dan gerakan otomatis dan komplikasi GMT.
Sebelum munculnya Rolex, jam tangan sangat tidak dapat diandalkan dan seseorang harus menyesuaikan waktu pada jam tangan secara manual dengan mengamati jam orang lain atau jam yang ada di alun-alun kota.
Jam tangan Rolex juga dapat tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim baik itu ketinggian atau tekanan air yang ekstrim. Wilsdorf menginginkan sebuah produk yang digunakan di semua jenis medan.
Ada cerita menarik di balik nama Rolex.
Hans Wilsdorf ingin menamai ulang perusahaan Wilsdorf dan Davis dengan kata yang terdiri dari lima huruf, jadi dia mencari nama baru, di mana dia mencoba menggabungkan huruf-huruf alfabet dengan segala cara.
Ini menghasilkan ratusan nama tetapi dia tidak yakin dengan satu nama pun.
Pada suatu pagi yang cerah, Wilsdorf sedang menunggang omnibus yang ditarik kuda di London dan kemudian, dia berkata bahwa seperti ada yang membisikkan 'Rolex' di telinganya.
Rolex tidak ada artinya dan itu bukanlah nama seseorang, itu hanya istilah baru yang terdengar bagus.
Mahkota ikonik dipilih sebagai logo Rolex karena alasan yang sederhana, Hans Wilsdorf adalah penggemar keluarga Kerajaan Inggris.