Bisnis.com, JAKARTA – Yasa Singgih, merupakan sosok anak muda yang sukses dibalik Men’s Republic. Bukan hanya itu, Yasa juga termasuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Young Leaders & Entrepreneurs in Asia pada tahun 2017.
Yasa Singgih, lahir pada 23 April 1995 telah memulai untuk mencari uang sendiri sejak duduk di bangku SMP kelas tiga. Hal ini Yasa lakukan untuk meringankan beban orang tua, terutama dikarenakan Ayahnya yang harus masuk rumah dikarenakan sakit Jantung.
Pada awalnya Yasa memulai bekerja dalam EO, MC, menjual lampu hias, hingga akhirnya Yasa menjual kaos dari tanah abang. Dengan melakukan berbagai promosi melalui media sosial, usaha fashionnya yang bernama Men’s Republic kemudian mengalami peningkatan penjualan.
Setelahnya, Yasa mencoba untuk membuka bisnis minuman dengan nama “Ini Teh Kopi”. Namun setelah bertahan salam 10 bulan, bisnis minumannya menjadi rugi dan Yasa menjual semuanya dan kerugiannya mencapai Rp150 juta.
Setelah bangkrut Yasa kemudian kembali lagi untuk berjualan baju. Hal ini dia pilih dikarenakan tidak ada pilihan lain yang keluar di dalam pikirannya, terutama Yasa harus berpikir untuk membayar uang pangkal untuk masuk kuliah sebesar Rp25 juta.
“Cukup susah untuk mengumpulkan uang Rp25 juta saat itu (jika bekerja dan masih baru saja lulus SMA). Akhirnya gua memutuskan untuk usaha lagi. Gua tidak punya ide lagi, selain masuk ke dalam bisnis kaos”. Ucapnya yang dilansir dari Youtube Christina Lie (16/05/19).
Kemudian ketika Ayahnya pensiun, Yasa dikenalkan oleh beberapa pengrajin sepatu oleh Ayahnya. Hal inilah yang membuat Yasa masuk ke dalam industri sepatu.
Yasa juga menjelaskan bahwa teman ayahnya mau bekerja sama dengan dirinya dikearenakan kebaikan yang dilakukan oleh Ayahnya pada masa lalu. Hal inilah yang membuat Yasa semakin cepat dalam melangkah.
“Gua beruntung punya ayah yang bekerja di industri ini (sepatu) dengan track record dan nama yang baik, Sehingga bisa berhubungan dengan temannya dan menerima gua” Ucapnya
Dengan memulai dari lima lusin sepatu, Men’s Republic kemudian menjadi sponsor Asian Games dan Asian Paragames pada tahun 2018.
Namun Yasa mengalami naik turun di dalam bisnisnya hingga akhirnya memiliki hutang sebesar Rp1,5 miliar dalam bentuk barang.
“Sepatu gua yang paling sulit itu di retail adalah mengelola stok dan mengelola cashflow. Jadi banyak sekali uang kita yang mati di barang” Ucap Yasa dalam Youtube Rivan Kurniawan (12/06/21).
Kemudian perlahan dari tahun 2019 hingga tahun 2020, Yasa berhasil melunasi hutang tersebut dan kembali bangkit di dalam bisnisnya.
Pada Mei 2020, Yasa juga mendirikan Fortius, yakni perusahaan yang berfokus untuk mengembangkan banyak brand dalam lifestyle, seperti sepatu dan skincare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1669263639.jpg?w=348&h=261)
