Bisnis.com, JAKARTA -- Memasarkan produk hingga ke mancanegara, dulu hanya menjadi impian bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Biaya logistik yang mahal, sulitnya mencari pembeli atau pangsa pasar, standarisasi produk, hingga minimnya pemahaman pelaku UMKM mengenai berbagai prosedur untuk ekspor menjadi hal krusial yang menghambat UMKM menembus pasar global.
Namun kini dengan berbagai program yang disediakan marketplace, para pelaku usaha makin dimudahkan melakukan penjualan hingga ke luar negeri. Tak hanya sekadar ekspor, pelaku UMKM tersebut juga mendapatkan sejumlah program edukasi dan keterampilan yang dapat membantu mereka mengembangkan kualitas produk dan bisnisnya.
Seperti diketahui UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional karena mampu menyumbang sekitar 60% untuk PDB dan 96% untuk tenaga kerja. Selain pasar dalam negeri, UMKM juga didorong untuk lebih meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar hingga ke mancanegara.
Sayangnya saat ini kontribusi ekspor UMKM terhadap perekonomian nasional masih minim hanya sekitar 14,3%. Namun angka ini sebetulnya dapat terus ditingkatkan. Apalagi pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta termasuk e-commerce terus berkomitemen membantu pelaku UMKM Go Global.
Menjembatani hal tersebut, Shopee membantu mempermudah UMKM merambah pasar luar negeri lewat program Kampus UMKM Shopee Ekspor Bandung.
Ini dirasakan oleh Krisyadi Sutiawan, pemilik usaha fesyen Lian Store Indonesia yang sukses melakukan penetrasi produk hingga ke negara tetangga dengan lebih mudaj usai mengikuti program Kampus UMKM Shopee Ekspor.
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Kris ini mulanya hanya menyediakan jasa menjahit atau konveksi, tetapi pandemi Covid-19 membuat orderan merosot tajam. Tidak ingin karyawannya kehilangan pekerjaan, dia lantas memberanikan diri terjun ke fesyen pria dengan memprodukai mulai dari baju, jaket hingga celana pada Maret 2021 lalu.
Saat awal mengembangkan brand Lian Store, Kris tak memiliki banyak pemahaman mengenai proses pemasaran karena selama ini hanya fokus pada produksi. Dia lantas mencoba bergabung memasarkan produknya melalui marketplace Shopee.
Ternyata, di sana dia tak hanya terbantu dalam hal penjualan dan pemasaran produk saja tetapi banyak pendampingan dan pelatihan yang didapatkan sehingga membantu bisnisnya lebih berkembang.
Tak cukup berpuas diri di pasar dalam negeri, Kris ingin memperluas pangsa pasarnya hingga ke luar negeri. Apalagi Shopee juga membuka kesempatan bagi sejumlah brand yang ingin go global melalui berbagai program salah satunya Kampus UMKM Shopee Ekspor Bandung.
Melalui program tersebut, dia mendapatkan pengetahuan dan informasi serta prosedur yang harus dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam Program Ekspor Shopee sehingga dia lebih percaya diri merambah pasar global.
UMKM lainnya yang telah lebih dulu mendapatkan kemudahan dalam proses ekspor dari Program Eskpor Shopee adalah Kevin Naftali pemilik usaha fesyen pria Kevasco. Bisnis yang dimulai sejak 2011 ini mulanya hanya menjual produk knitwear - yang cukup berbeda dengan produk-produk fesyen laki-laki pada umumnya.
Namun di tahun 2017 hingga 2018, Kevin fokus menambahkan berbagai produk fesyen pria yang dapat dipakai sehari-hari seperti t-shirt, vest, kemeja flannel, hingga aksesoris pria lainnya.
Menurut Kevin, produk-produk Kevasco sebetulnya sudah sempat dijual ke pasar luar negeri sebelumnya. Namun, saat itu dia hanya menjualnya dengan menitipkan kepada temannya yang sedang berkuliah di luar negeri.
“Saat itu produk yang bisa dijual sangat terbatas, itu pun tidak konsisten karena hanya dibawa saat teman pulang ke Indonesia saja,” ujarnya.
Padahal, potensi pasar di luar negeri menurutnya cukup menarik dan menjanjikan. Karena itulah pada 2019, dia mencoba mengikuti Program Ekspor Shopee ke Singapura dan Thailand. Sejak saat itu, perkembangan bisnisnya sangat baik.
Bahkan setelah berhasil ekspansi ke luar negeri, omzet Kevasco meningkat 2 kali lipat pada 2020. Pasalnya saat ini, 20% hingga 25% omzet penjualan Kevasco yang ada di Shopee berasal dari penjualan ekspor.
“Banyak hal yang saya dapatkan setelah bergabung dengan program ekspor ini. Sebab, semua menjadi lebih mudah, pangsa pasarnya pun lebih luas. Karena itulah, saya ingin terus menjadikan ekspor sebagai fokus untuk melakukan ekspansi bisnis,” tutur pria berusia 28 tahun ini.
Senada disampaikan Pocut Yasmine pemilik usaha Tameeca yang mengaku sangat terbantu dengan program Ekspor Shopee. Seperti halnya Kevin, Yasmin pun sebelumnya pernah mencoba melakukan ekspor secara mandiri setelah menerima pesanan melalui Instagram.
Namun sayangnya banyak calon pembeli yang membatalkan pesanan karena biaya pengiriman yang cukup mahal. Berbeda halnya ketika dia melakukan proses ekspor melalui Shopee, semua menjadi lebih mudah karena setelah menerima pesanan dia hanya tinggal mengirimkan produk ke gudang Shopee, kemudian proses logistik ke berbagai negara akan ditanggung oleh pihak Shopee.
“Dengan berbagai kemudahan ini saya makin semangat merambah ke negara-negara lainnya sambil menambah sumber daya manusia (SDM) agar bisa menangani banyaknya pesanan dari luar negeri,” ujarnya.
Radynal Nataprawira, Head of Public Affairs Shopee Indonesia mengatakan pihaknya berkomitmen membantu para UMKM untuk go global melalui berbagai program sehingga mereka dapat melakukan ekspor semudah mengirimkan produk di dalam negeri.
Selain Program Ekspor Shopee, pihaknya juga menyiapkan Kampus UMKM Shopee Ekspor yang telah dikembangkan di sejumlah daerah, seperti di Bandung, Solo, Semarang, dan rencana di Jakarta.
Dia berharap kehadiran kampus tersebut, bisa menjadi one stop solution bagi para UMKM lokal untuk mulai mendigitalkan usahanya sekaligus mengembangkan bisnisnya ke pasar ekspor melalui serangkaian pelatihan, pendampingan, hingga berbagai fasilitas penunjang.
“Harapan kami lewat kampus ini dapat menjadi trigger bagi UMKM lokal bahwa ada kesempatan untuk bisa mengembangkan usaha melalui platform digital dengan mudah dan produknya pun bisa masuk ke pasar global. Semoga dengan seluruh fasilitas yang Shopee hadirkan, target mencapai 500.000 eksportir baru dari Indonesia di tahun 2030 dapat terwujud,” tutupnya.