Bisnis.com, JAKARTA - Popularitas kopi di Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama adanya dorongan apresiasi baru oleh generasi milenial dan generasi Z terhadap kopi yang diproduksi secara lokal.
Indonesia diketahui sebagai penghasil dan pengekspor kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Indonesia juga menghasilkan biji kopi yang terkenal di kalangan pecinta kopi di seluruh dunia, seperti Mocha Java, Sumatra Mandheling, dan Sulawesi Toraja.
Pendapatan di segmen kopi di Indonesia diperkirakan mencapai USD 9,5 miliar pada tahun 2021, sementara menurut Statista, pasar diperkirakan akan tumbuh setiap tahun sebesar 9,8 persen hingga 2025.
Oleh karena itu, perusahaan seperti Kopi Kenangan, Kopi Janji Jiwa, Fore Coffee, dan Kedai Kopi Kulo diluncurkan dalam empat tahun terakhir untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat ini.
Tren kopi grab and go
Tren kopi grab and go di Indonesia dipelopori oleh Kopi Kenangan. Kopi Kenangan merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2017.
Baca Juga
Kopi Kenangan mengumpulkan lebih dari US$237 miliar atau sekitar Rp3,4 triliun dalam pendanaan selama lima putaran dari Sequoia Capital India, Alpha JWC, dan B Capital.
Kemudian, Kopi Kenangan kini juga dikabarkan sedang dalam proses mengumpulkan US$100 juta dari Falcon Edge dalam putaran seri C. Pendanaan ini akan membawa valuasi perusahaan diatas US$1 miliar atau Rp14,3 triliun rupiah.
Sandeep Sharma, seorang analis di firma riset investasi Third Bridge, mengatakan kepada KrASIA bahwa Kopi Kenangan menjadi salah satu perusahaan yang berhasil meraup keuntungan disaat pandemi.
“Kopi Kenangan merupakan salah satu perusahaan yang berhasil meraup keuntungan yang cukup besar sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Ini telah mengambil pangsa pasar dari pemain lama seperti Starbucks dan Max Coffee Indonesia, serta dari rantai kopi lokal, ”kata Sharma.
Perusahaan, yang didirikan pada tahun 2017, telah mengumpulkan lebih dari USD 237 juta dalam pendanaan selama lima putaran dari Sequoia Capital India, Alpha JWC, dan B Capital
Kopi Kenangan dikabarkan sedang dalam proses mengumpulkan USD 100 juta dari Falcon Edge dalam putaran Seri C. Ini akan membawa valuasi perusahaan di atas USD 1 miliar dan masuk ke grup unicorn Indonesia terpilih.
“Kopi Kenangan merupakan salah satu perusahaan yang berhasil meraup keuntungan yang cukup besar sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Ini telah mengambil pangsa pasar dari pemain lama seperti Starbucks dan Max Coffee Indonesia, serta dari rantai kopi lokal, ”kata Sharma.
Kopi Kenangan juga telah memasuki industri makanan dengan meluncurkan banyak merek F&B. Perusahaan juga telah berkembang menjadi produk non-makanan dan minuman seperti kolaborasi dengan Somethinc, merek perawatan kulit lokal.
Hey Kafe juga mengatakan bahwa sebesar 80 persen penjualannya berasal dari pengiriman. CEO Hey Kafe, Edward Djaja, mengatakan bahwa masih banyak ruang bagi berbagai merek untuk bersaing di industri kopi grab-and-go.
Selain itu, Sharma dari Third Bridge juga optimis dengan pertumbuhan di sektor ini. Dirinya mengatakan bahwa beberapa merek termasuk Kopi Kenangan telah memiliki gerai di SPBU, dan tren ini akan terus berlanjut.
Perusahaan diketahui juga akan memanfaatkan saluran online untuk mendapatkan daya tarik terhadap pemain lama seperti Starbucks, menurut Sharma. Sharma juga mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan ekspansi ke luar Jakarta dan Jawa.