Bisnis.com, JAKARTA - Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat, semakin membangkitkan bisnis makanan sehat seperti granola.
Berbekal pendidikan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Vania Lie (27) bersama adiknya memulai bisnis granola dengan modal awal Rp1 juta. Saat itu, kesadaran akan mengonsumsi makanan sehat bagi pegiat olahraga mulai ramai.
Granola memiliki kemampuan untuk menurunkan berat badan, kolesterol dan penyakit jantung dan kanker. Dia mengatakan mayoritas orang-orang yang gym suka granola.
Vania dan adiknya memulai bisnis granola sejak 2015. Pangsa pasarnya adalah teman-teman yang suka olahraga, gym, dan gemar makanan sehat.
Saat memulai bisnis, dia hanya membeli 5 kg granola, biji bunga matahari, irisan kacang almond dan beras krispi. Selain itu, dia juga mulai mempelajari dan menciptakan granola yang tidak terlalu manis, tetapi bisa dikonsumsi menjadi camilan saat lapar.
"Waktu awal-awal, kami bikin kemasan kecil. Sempat juga ada trial dan error, seperti bingung dalam menentukan rasa dan kemasan yang menarik," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (21/2/2022).
Baca Juga
Vania menamakan produknya dengan nama El Granola. Granola diproses dengan dipanggang, sehingga lebih tahan lama, tidak berminyak, tidak mengandung gula, hanya memakai madu dan cokelat dari Payakumbu dan Bali.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan bebas gula dan garam, maka granola juga semakin naik daun. Begitu juga dengan bisnis yang dilakoni Vania juga meningkat, dari penjualan Rp10 juta per bulan, naik menjadi Rp30 juta, memiliki omzet Rp50-60 juta per bulan, selama pandemi.
Total penjualan granola dalam sebulan bisa mencapai 150 kg-200 kg selama sebulan. Pemanggangan dilakukan setiap minggu dan stok yang di rumahnya tidak akan banyak.
"Sebelum pandemi, omzet kami hanya Rp30 juta-40 juta. Namun, did saat pandemi, omzet naik menjadi Rp50 juta-60 juta per bulan," ungkapnya.
Dia juga mengatakan bahwa camilan ini sangat aman dikonsumsi bersama keluarga dan kerabat saat menonton BRI Liga 1. Banyak juga pemesanan yang dilakukan secara berulang oleh konsumen.
Vania melakukan penjualan melalui e-commerce seperti Tokopedia. Selain itu, dia juga memiliki toko offline di Pamulang. Bila pandemi selesai, Vania berencana untuk mencari modal dengan skema pinjaman perbankan untuk membuka toko makanan sehat di daerah lain.
Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) kini gencar menyaluran kredit dalam skema kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku usaha mikro. BRI mencatatkan jumlah nasabah baru untuk KUR Mikro mencapai 61 persen sampai dengan Desember 2021. Selain itu, untuk nasabah baru KUR Super Mikro tercatat sebanyak 97,6 persen.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menuturkan bahwa alokasi KUR, menjadi hal positif bagi perseroan untuk mendukung pengembangan ekosistem ultramikro.
“Ke depan, BRI terus berfokus pada segmen mikro sebagai core utama pertumbuhan pinjaman KUR. Dengan menyalurkan kredit ke sektor produktif, upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Bank plat merah ini juga telah merancang sejumlah strategi untuk memenuhi target penyaluran KUR 2022 yakni senilai Rp260 triliun, dari total target Rp373,17 triliun.
Catur juga meyakini bahwa kemampuan BRI dapat mengantarkan perseroan mencapai target penyaluran KUR pada tahun ini, salah satunya dengan menerapkan digitalisasi. Menurutnya, penyaluran kredit dengan mengoptimalkan teknologi, maka bisa menjaga bottom line yang solid dengan return yang optimal
