Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Borobudur Silver, UMKM Pengrajin Perak Asal Yogyakarta Spesialis Filigree

Berikut kisah UMKM pengrajin perak asal Yogyakarta yang menjadi salah satu pemasok merchandise utama di G20
Borobudur silver
Borobudur silver

Bisnis.com, JAKARTA - Borobudur Silver menjadi salah satu UMKM terpilih untuk memproduksi perhiasan perak yang akan menjadi suvenir resmi KTT G20 di Bali pada pada 15-16 November 2022 mendatang.

Sebagai UMKM asal Jogja, Borobudur Silver memang dikenal tetap mempertahankan metode tradisional, terutama untuk ukiran (handmade) di tiap proses pembuatannya yang menggunakan teknik khas yakni filigree, yakni perak batangan dibentuk menjadi benang-benang kecil dan disatukan menjadi suatu bentuk.

Berkat spesialisasi tekniknya tersebut, kian menandakan bahwa pengrajin Borobudur Silver punya tingkat keahlian dan ketelitian yang sangat tinggi. Bahkan, membuat pemerintah Indonesia pun merekomendasikan untuk segera diekspor secara internasional.

Lantas seperti apa profil bisnis Borobudur Silver ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Profil Bisnis Borobudur Silver

Borobudur Silver telah berdiri sejak tahun 1989. Adapun, yang membuat bisnis ini terus eksis dalam menghadapi persaingan bisnis kerajinan perak, selain karena mampu menghasilkan desain yang khas dan original. Pihaknya juga menyebutkan bahwa UMKM ini terus memperhatikan praktik bisnis yang berkualitas dengan layanan pelanggan terbaik.

Hal ini dibuktikan dengan SNI No. 19/9001/2001 dan terbitnya sertifikat berstandar kelas dunia, yakni ISO 9001:2000 yang diterbitkan oleh lembaga internasional bernama International Organization for Standardization (ISO).

Tak heran, jika Borobudur Silver telah mencapai banyak pengakuan dan apresiasi dari Pemerintah Indonesia dan memenangkan berbagai penghargaan Internasional serta diminati oleh konsumen luar negeri sebagai spesialis filligree dari Yogyakarta, Indonesia.

Sosok Pemilik Borobudur Silver

Di balik kesuksesan UMKM ini, nyatanya ada sosok Selly Sagita yang juga seorang penulis buku dengan judul ‘Filigri Indonesia Perhiasan Kontemporer dengan Teknik Tradisional’.

Melansir dari Market UNICEF USA pada Kamis (27/10/2022), disebutkan bahwa Selly Sagita merupakan seorang anak dari ayah imigran Tionghoa dan ibu yang berasal dari Yogyakarta.

Sebelum bisa sesukses sekarang, wanita kelahiran Provinsi Jawa Tengah ini ternyata tidak memiliki latar belakang keluarga berada, bahkan bisa dikatakan cenderung kurang mampu, di mana sang ayah hanya memiliki bengkel sepeda kecil dan sang ibu bekerja sebagai bidan keluarga.

Sehingga dengan keterbatasan ekonomi, membuat selepas SMP, Selly harus berusaha mencari uang sendiri untuk membiayai sekolahnya. Dia pun lulus universitas dan sempat menjadi dosen Universitas di Yogyakarta.

Lalu, terkait kehidupan pernikahannya, Selly memutuskan menikah dengan seorang tukang bangunan dan tinggal di desa pengrajin perak. Dengan kecermatannya melihat peluang pasar, Selly pun akhirnya mempelajari secara otodidak tiap proses pengerjaan perak dengan teknik filigri, sebuah teknik membentuk perhiasan dengan detail yang indah.

Dia menyebutkan, tahap tersulit dari proses ini adalah pembentukan akhir yang memungkinkan sebuah desain dipakai dengan nyaman.

"Untuk menghargai teknik terbaik dari perhiasan mendetail buatan tangan tradisional ini, saya selalu menambahkan tag line ini ke desain saya yaitu ‘Contemporary by Tradition’,” jelasnya.

Potensi Kerja Sama dengan Borobudur Silver

Melihat perkembangan bisnis kerajinan perak yang makin menggeliat dalam beberapa tahun terakhir, tentu ini menjadi peluang bisnis yang bisa dipertimbangkan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan yang diperlukan.

Misalnya, kerja sama bersama perusahaan aneka tambang untuk bahan baku perak. Mengingat, Borobudur Silver secara konsisten mengutamakan kualitas dengan bahan baku standar internasional, yakni 925 sterling silver.

Apalagi, dengan adanya informasi bahwa Borobudur Silver tersebut telah bersertifikat ISO 9001. Tentu, ini menjadi sinyal hijau bahwa bisnis ini punya rencana melakukan ekspansi secara global dan membutuhkan lebih banyak pasokan bahan baku.

Bahkan, Sertifikat ISO justru memudahkan calon mitra mengukur kredibilitas perusahaan sebelum melakukan kerja sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper